Kamis, 05 September 2019

Konflik (skripsi dan tesis)

Konflik merupakan kejadian yang tergolong penting dan merupakan unsur yang esensial dalam pengembangan plot. Kemampuan pengarang untuk memilih dan membangun konflik melalui berbagai peristiwa (baik aksi maupun kejadian) akan sangat menentukan kadar kemenarikan, kadar suspense, cerita yang dihasilkan. Misalnya, peristiwa-peristiwa manusiawi yang seru, sensasional, saling berkaitan satu dengan yang lain dan menyebabkan munculnya konflik yang kompleks, biasanya cenderung disenangi pembaca. Bahkan sebenarnya, yang menyita perhatian pembaca sewaktu membaca karya naratif adalah pada peristiwa-peristiwa konflik, konfik yang semakin memuncak, klimaks dan kemudian penyelesaian. Konflik adalah sesuatu yang dramatik, mengacu pada pertarungan antara dua kekuatan yang seimbang dan menyiratkan adanya aksi dan aksi balasan (Wellek dan Warren, 1989:285). Dengan demikian, konflik dalam pandangan kehidupan yang normal artinya bukan dalam cerita, mengarah pada konotasi yang negatif, sesuatu yang tidak menyenangkan. Itulah sebabnya orang lebih suka memilih menghindari konflik dan menghendaki kehidupan yang tenang. Namun tidak demikian halnya untuk cerita yang di teks naratifkan. Peristiwa dalam cerita (plot) jika memunculkan konflik, masalah yang sensasional, bersifat dramatik, akan menarik untuk diceritakan. Jika hal itu tidak dapat ditemui dalam kehidupan nyata pengarang sengaja menciptakan konflik secara imajinatif dalam karyanya.peristiwa dan konflik berkaitan erat, dapat saling menyebabkan terjadinya satu dengan yang lain, bahkan konflik pada hakikatnya merupakan peristiwa. Ada peristiwa tertentu yang dapat menimbulkan terjadinya konflik. Sebaliknya, karena terjadinya konflik peristiwa-peritiwa pun dapat bermunculan. Stanton (dalam Nurgiyantoro, 1965: 16) mengemukakan bahwa bentuk peristiwa dalam cerita dapat berupa fisik ataupun batin. Peristiwa fisik melibatkan aktifitas fisik, ada interaksi antara seorang tokoh cerita dengan sesuatu diluar dirinya. Peristiwa batin adalah sesuatu yang terjadi dalam batin. Peristiwa tersebut saling berkaitan, saling berhubungan satu dengan yang lain.
 Bentuk konflik sebagai bentuk kejadian dapat pula dibedakan kedalam dua kategori : konflik fisik dan konflik batin, konflik eksternal (external conflict) dan konflik internal (internal conflict).  Konflik eksternal adalah konflik yang terjadi antara seorang tokoh dengan sesuatu di luar dirinya dengan demikian konflik eksternal dapat dibedakan ke dalam dua kategori yaitu konflik fisik dan konflik sosial (Jones dalam Nurgiyantoro, 1968:30). Konflik fisik adalah konflik yang disebabkan adanya perbenturan antara tokoh dengan lingkungan alam. Sedangkan, konflik sosial adalah konflik yang disebabkan oleh adanya kontak sosial antar manusia. Konflik internal (konflik kejiwaan) adalah konflik yang terjadi dalam hati, jiwa seorang tokoh cerita. Maka, ia merupakan konflik yang dialamai manusia dengan dirinya sendiri misalnya, hal itu terjadi akibat adanya pertentangan antara dua keinginan, keyakinan, pilihan yang berbeda, harapan dan sebagainya. Pada hakikatnya kedua konflik tersebut saling berkaitan dan dapat pula dialami seorang tokoh cerita secara bersamaan walaupun tingkat intensitasnya berbeda. Tingkat kompleksitas konflik yang ditampilkan dalam sebuah karya fiksi sangat menentukan kualitas intensitas dan kemenarikan karya itu. Bahkan, dapat dikatakan bahwa menulis cerita sebenarnya tidak lain adalah membangun dan mengembangkan koflik. Konflik tersebut dapat ditemukan, dimajinasikan dan dikembangkan berdasarkan konflik yang ditemui pengarang di dalam dunia nyata. Dengan demikian, dalam penelitian ini lebih mengkhususkan konflik internal (konflik kejiwaan) yakni konflik yang terjadi dalam hati, jiwa seorang tokoh cerita. Pengarang menghadirkan konflik dalam karyanya sama halnya dengan konflik yang dialami manusia dalam kehidupan nyata. Misalnya konflik dengan dirinya sendiri, hal itu terjadi akibat adanya pertentangan antara dua keinginan, keyakinan, pilihan yang berbeda, harapan dan sebagainya maupun konflik antar tokoh yang mempengaruhi kejiwaan tokoh. Maka, konflik yang akan diteliti dalam hal ini adalah konflik psikis (kejiwaan) tokoh dalam cerita dengan menggunakan teori psikoanalisis Sigmund Freud.

Tidak ada komentar: