Sabtu, 19 Januari 2019

Gaya-Gaya Kepemimpinan (skripsi dan tesis)


Gaya kepemimpinan adalah cara yang digunakan oleh seorang pemimpin dalam mempengaruhi perilaku orang lain dalam hal ini adalah bawahannya. Dalam setiap organisasi/perusahaan seorang pemimpin mempunyai gaya yang berbeda dalam kepemimpinannya sesuai kemampuannya masing-masing. Pada umumnya gaya kepemimpinan dalam setiap organisasi dapat diklasifikasikan menjadi lima golongan utama yaitu (Veithzal Rivai, 2003:103):
a.   Gaya kepemimpinan Otokratis
Gaya kepemimpinan ini menganggap bahwa pemimpin adalah merupakan suatu hak. Ciri-ciri pemimpin tipe ini adalah sebagai berikut:
1)   Menganggap bahwa organisasi adalah milik pribadi.
2)   Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi.
3)   Menganggap bahwa bawahan adalah sebagai alat semata-mata.
4)   Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat dari orang lain karena dia menganggap dialah yang paling benar.
5)   Selalu bergantung pada kekuasaan formal.
6)   Dalam menggerakkan bawahan sering mempergunakan pendekatan (Approach) yang mengandung unsur paksaan dan ancaman.
Dari sifat-sifat yang dimiliki oleh tipe pimpinan otokratis tersebut di atas dapat diketahui bahwa tipe ini tidak menghargai hak-hak dari manusia, karena tipe ini tidak dapat dipakai dalam organisasi modern.
b.   Gaya kepemimpinan Militeristis
Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dengan seorang pemimpin tipe militeristis tidak sama dengan pemimpin-pemimpin dalam organisasi militer. Artinya tidak semua pemimpin dalam militer adalah bertipe militeristis. Seorang pemimpin yang bertipe militeristis mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
1)   Dalam menggerakkan bawahan untuk yang telah ditetapkan, perintah mencapai tujuan digunakan sebagai alat utama.
2)   Dalam menggerakkan bawahan sangat suka menggunakan pangkat dan jabatannya.
3)   Senang kepada formalitas yang berlebihan.
4)   Menuntut disiplin yang tinggi dan kepatuhan mutlak dari bawahan.
5)   Tidak mau menerima kritik dari bawahan.
6)   Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.
Dari sifat-sifat yang dimiliki oleh gaya kepemimpinan militeristis jelaslah bahwa gaya kepemimpinan seperti ini bukan merupakan pemimpin yang ideal.
c.   Gaya kepemimpinan Fathernalistis
Gaya kepemimpinan fathernalistis, mempunyai ciri tertentu yaitu bersifat fathernal seperti ini menggunakan pengaruh yang sifat kebapakan dalam menggerakkan bawahan mencapai tujuan. Kadang-kadang pendekatan yang dilakukan sifat terlalu sentimentil. Sifat-sifat umum dari gaya kepemimpinan fathernalistis dapat dikemukakan sebagai berikut:
1)   Menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa.
2)   Bersikap terlalu melindungi bawahan.
3)   Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan, karena itu jarang dan pelimpahan wewenang.
4)   Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya tuk mengembangkan inisatif daya kreasi.
5)   Sering menganggap dirinya maha tau, sehingga sulit menerima saran.
Harus diakui bahwa dalam keadaan tertentu pemimpin seperti ini sangat diperlukan. Akan tetapi ditinjau dari segi sifat-sifat negatifnya pemimpin faternalistis kurang menunjukkan elemen kontinuitas terhadap organisasi yang dipimpinnya.
d.  Gaya kepemimpinan karismatis
Sampai saat ini para ahli manajemen belum berhasil menemukan sebab-sebab mengapa seorang pempimin memiliki karisma. Yang diketahui ialah gaya kepemimpinan seperti ini mampunyai daya tarik yang amat besar, dan karenanya mempunyai pengikut yang sangat besar. Kebanyakan para pengikut menjelaskan mengapa mereka menjadi pengikut pemimpin seperti ini, dilatar belakangi karena kurangnya pemahaman terhadap seorang pemimpin yang karismatis, maka sering hanya dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi dengan kekuatan gaib (supernatural powers). Perlu dikemukakan bahwa kekayaan, umur, kesehatan, profil pendidikan dan sebagainya, tidak dapat digunakan sebagai kriteria gaya kepemimpinan karismatis.

e.   Gaya kepemimpinan Demokratis
Dari semua gaya kepemimpinan yang ada, gaya kepemimpinan demokratis dianggap adalah gaya kepemimpinan yang terbaik. Hal ini disebabkan karena gaya kepemimpinan ini selalu mendahulukan kepentingan kelompok dibandingkan dengan kepentingan individu.
Beberapa ciri dari gaya kepemimpinan demokratis adalah sebagai berikut:
1)   Dalam proses menggerakkan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia itu adalah mahluk yang termulia di dunia.
2)   Selalu berusaha menselaraskan kepentingan dan tujuan pribadi dengan kepentingan organisasi.
3)   Senang menerima saran, pendapat dan bahkan dari kritik bawahannya.
4)   Mentolerir bawahan yang membuat kesalahan dan berikan pendidikan  kepada    bawahan agar jangan berbuat kesalahan dengan tidak mengurangi   kreativitas, inisatif, dan prakarsa dari bawahan.
5)   Lebih menitik beratkan kerjasama dalam mencapai tujuan.
6)   Selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya.
7)   Berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin. 

Tidak ada komentar: