Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat
mengukur seusai dengan apa yang ingin diukur. Hubungan antara suatu pengukuran
dengan suatu kriteria biasanya digambarkan dengan nilai korelasi, yang disebut
koefisien validitas. Menurut American Psychological Association (1985), ada
tiga tipe validitas, yaitu:
1. Content Validity
Content Validity menggunakan pembuktian secara logika yang
mengukur sejauh mana isi alat ukur telah mewakili semua aspek kerangka
konseptual yang diinginkan. ( Sekaran, 1992 ).
2.
Criterion-Related Validity
Yaitu yang digunakan dalam penelitian ini, adalah validitas
yang berkaitan dengan relasi hasil suatu alat tes dengan kriteria yang telah
ditentukan. Ada dua tipe yaitu:
a. Concurrent
validity, yang menunjukkan hubungan antara alat tes dengan keadaan sekarang.
b. Predictive
validity, yang menunjukkan hubungan antara hasil pengukuran dengan keadaan yang
akan datang.
Hubungan suatu tes atau pengukuran dengan kriteria biasanya
digambarkan dengan nilai korelasi, yang disebut koefisien validitas. Dalam
kenyataannya, jarang dijumpai koefisien validitas yang lebih besar dari 0,6 dan
koefisien validitas yang berkisar antara 0,3-0,4 dapat dianggap cukup valid.
3.
Construct Validity
Construct adalah suatu konsep yang dapat dijabarkan
berdasarkan suatu konsep teoritik, tetapi tidak dapat diukur secara langsung
dan sangat sulit untuk menghindari dari kesalahan pengukuran (measurement
error). Construct validity adalah suatu metode pengujian validitas yang
digunakan untuk melihat hubungan antar hasil pengukuran dengan konsep teoritik
yang melatarbelakanginya. Menurut Kaplan dan Saccuzo (1993), construct validity
ditetapkan melalui sederetan aktivitas tentang sesuatu yang akan diukur, yang
didefinisikan oleh peneliti.