Dalam mencapai sebuah tujuan dari instansi diperlukan
adanya kerjasama antara anggota pegawai dengan komitmen
yang telah mereka buat pada instansi tempat mereka bekerja.
Hal ini berkaitan dengan etika kerja Islam dalam kehidupan
berorganisasi setiap muslim untuk berkomitmen pada pekerjaan,
namun tidak hanya pada organisasi saja tetapi dalam kehidupan
beragama pun dibutuhkan komitmen. Selain itu, sebagai seorang
muslim juga harus berkomitmen pada diri sendiri untuk selalu
menjalankan segala perintah Allah agar terhindar dari segala
larangan-Nya. Sebagaimana firman Allah SWT Q.S Al-Maidah
ayat 1:
ٌََُّٓا َٰٓأ ٌَٱ ٌٍَِِنَّرََُُٰٕٓا ْ أ َٔۡف ُٕا ْ ب ءَايِٱُنۡعُق ُٕدًٍََِٓة أُحِهَّت ۡ نَكُى بِ ٱۡۡلََۡۡعَ ىَِّلَّ يَا ٌُتۡهَى عَه ٍَۡكُى ئ ًِّ
غ ٍَۡس َ يُحِهِ ٱٌَِّنص ٍَّۡدَٔأ ََتُى ۡ حُسُو ٌۗ ئُّللََّ ٱٌَحۡكُى ُ يَا ٌُس ٌِد١
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu.
Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan
kepadamu. (Yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan
berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya
Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya
Pada ayat di atas Allah memerintahkan kepada setiap
orang yang beriman untuk memenuhi janji-janji yang telah
diikrarkan, baik kepada Allah maupun kepada sesama umat
manusia termasuk dalam hal pekerjaan (Suwiknyo, 2010: 66-
67). Oleh sebab itu dalam berkomitmen setiap muslim
diwajibkan untuk berkomitmen terhadap pekerjaan dan juga
agamanya. Komitmen adalah suatu yang membuat seseorang
membulatkan hati, bertekad berjerih payah, berkorban, dan
bertanggung jawab demi mencapai tujuan dirinya dan tujuan
organisasi yang telah disepakati atau di tentukan sebelumnya.
Komitmen juga memiliki peranan penting terutama pada kinerja
seseorang ketika bekerja hal ini disebabkan oleh adanya
komitmen yang menjadi acuan serta dorongan yang mereka
lebih bertanggung jawab terhadap kewajibannya. Sebagaimana
firman Allah Q.S Al-Kahfi ayat 110:
كَا ًٍََ ًََََّا ٓ إِنََٰهُكُى ۡ إِنََٰه ٞ وََٰحِد ٞۖٞ ف ًَََِّا ٓ أ َََا ۠ بَشَر ٞ يِّثۡهُكُى ۡ يُىحَى َٰٓ إِنَي َّ أ قُم ۡ إ
ِۦ ٓ أَحَدَۢاََلَ يُشۡرِك ۡ بِعِبَادَة ِ رَبِّه صََٰهِحا ا و ًََٗلا ًَۡم ۡ ع ِۦ فَهۡيَعٓٔٔيَرۡجُىا ْ نِقَآء َ رَبِّه
Artinya:
Katakanlah: sesungguhnya aku ini manusia sama biasa seperti
kamu, yang diwahyukan kepadaku: “Bahwa Sesungguhnya
Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa”. Barangsiapa
mengaharap perjumpaan dengan Tuhannya. Maka hendaklah ia
mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia
mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada
Tuhannya”.
Maksud dari ayat amal shaleh pada ayat di atas yaitu
bekerja dengan baik, sedangkan kata janganlah ia
mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada
Tuhannya maksudnya adalah jangan mengalihkan tujuan
pekerjaan selain kepada Tuhan, yang menjadi sumber nilai
intrinsik pekerjaan manusia (Abdullah, 2006: 333). Selain
beramal shaleh kita juga dituntut untuk bertaqwa kepada Allah
yakni dengan menjalankan perintah Allah dan menjauhi
larangan-Nya. Allah berfirman dalam Q.S Al-Nisa’ ayat 1:
َُِۡٓا ٖ َٔخَهَق َ ي ٖ َٔ حِدَة ََّفۡس ٍِّ ٌََُّٓا ٱن َُّاس ُ ٱتَّق ُٕا ْ زَبَّكُى ُ ٱنَّرِي خَهَقَكُى ي َٰٓأ ٌَ
ّللََّ ٱنَّرِي َٔٱتَّق ُٕا ْ ٱ ا ََِٔسَآَٰء كَث ٍِسا ا َّلا ًَُُِۡٓا زِجَا َٔبَث َّ ي ّللََّ ش َٔۡج ََٓا
ٱ ٌَِّ َٔٱ ۡلَۡزۡحَاو َئ بِِّۦ ٌَُٕ تَسَآَٰءَنٌَ عَه ٍَۡكُى ۡ زَي ٍِاا ا كَا١
Artinya:
Hai orang-orang beriman, bertaqwalah kepada Tuhan-mu yang
telah menciptakan kamu dari diri yang satu.
Maksud ayat di atas adalah jika seseorang bertaqwa dan
telah meresap dalam jiwa seseorang, maka seseorang tersebut
akan berbuat sesuatu yang baik, baik dalam hal pekerjaan dan
dalam hal lainnya misalnya (1) gemar mengerjakan perbuatan
yang hak dan kebaikan; (2) menjauhi segala yang dilarang dan
diharamkan, (3) selektif dalam segala tindakannya; (4) memiliki
sifat-sifat, perangai, karakter yang baik dan mulia; (5) mudah
mengahadapi segala tantangan dan problema kehidupan; (6)
bersedia mengakui kesalahan dan dosa, serta tidak segan –
segan untuk meminta maaf dan pengampunan.
Telah jelas bahwa Alquran dan Sunnah Rasul adalah
pedoman hidup yang menjadi asas bagi setiap Muslim (Abdullah,
2006: 326). Sebagaimana firman Allah Q.S Al-Ahzab ayat 21
berikut:َ
َّللََّ وَٱنۡيَىۡو ٌَ يَرۡجُىا ْ ٱ كَا ًٍَِّ َّللَِّ أُسۡىَة ٌ حَس ََُت ٞ ن ٌَ نَكُى ۡ فِي رَسُىل ِ ٱ َ نَّقَد ۡ كَا
ۡلۡٓخِر ٱَّللََّ كَثِيرا ا ٕٔوَذَكَر َ ٱ
Artinya:
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan
yang baik bagimu (yaitu) bagi orang – orang yang
mengaharapkan (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat
dan banyak menyebut Allah.
Dari beberapa ayat Alquran yang telah dijabarkan bahwa
kebahagiaan dapat dicapai dengan dasar iman yang kuat, tekat
dan bulat dengan beramal shaleh dan bertaqwa kepada Allah.
Komitmen secara umum adalah rasa ketertarikan keterikatan
seseorang terhadap pekerjaan atau organisasi dan ikut serta
dalam proses mencapai tujuan organisasi, maka dalam
perspektif islam seseorang yang komitmen dalam pekerjaan
adalah orang yang bukan hanya tertarik dalam pekerjaannya
saja namun benar – benar teguh dalam pendiriannya. Selain itu
seseorang yang berkomitmen terhadap pekerjaannya mau
dibimbing dan membimbing agar individu tersebut menjadi lebih
baik berdasarkan pada nilai – nilai yang berkembang dalam
masyarakat dan mengacu pada sesuatu yang dipandang baik
oleh masyarakat dengan keteguhan yang dimiliki pegawai akan
mengurangi
turn over (Wibowo, 2007: 434).
Jadi komitmen kerja dalam perspektif Islam berarti
orang-orang yang beriman kepada Allah, dengan begitu mereka
memiliki komitmen diri/ Istiqomah dan teguh pendirian dalam
tauhid dan yakin akan kebenaran serta memiliki semangat yang
tinggi dalam beribadah dan beramal shaleh termasuk juga dalam
hal bekerja. Dengan demikian lah mereka yang memiliki
komitmen diri yang baik/ mereka yang Istiqomah di jalan Allah
akan menjalankan tugasnya dengan baik dan bertanggung
jawab. Bentuk keyakinan dan kepercayaan seseorang terhadap
sesuatu. Iman merupakan dorongan bagi manusia untuk
melakukan hal-hal yang terpuji dan menjauhkannya dari hal-hal
yang keji
Tidak ada komentar:
Posting Komentar