Jumat, 04 Oktober 2024

Hubungan Self-Efficacy dengan komitmen karyawan


Setiap individu mempunyai prinsip dan tujuan hidupnya masing-masing,
tidak banyak karyawan yang memiliki komitmen dalam pekerjaan yang sudah
dijalaninya, bila komitmen karyawan rendah tidak dapat bekerja dengan baik dan
memenuhi target pekerjaannya. Hasilnya pun tidak sesuai dengan apa yang sudah
atasan harapkan. Menurut Mayer & Allen (dalam Ayu, 2012:107) menyatakan
bahwa pekerja yang mempunyai kewajiban terhadap kelompok akan merasakan
identic dengan organisasinya. Menurut Robbins (2015:70) komitmen karyawan
yakni sejauhmana orang menyesuaikan pada kelompok tertentu serta pertahankan
keanggotaan ddialam kelompok.
Berdasarkan Ratnasari & Yusnita, (2018:15) Semakin tingginya efikasi diri
pada karyawan maka semakin meningkatnya kinerja karyawan. Efikasi yang tinggi
dapat ditunjukan dengan adanya pekerjaan yang cepet terselesaikan, kehadiran dan
koloyalan karyawan pada perusahaan. Menurut Bandura (1997: 42) Self-Efficacy
merupakan tingkat keyakinan atau kepercayaan sesorang terhadap kekuatan diri
(percaya diri) dalam mengerjakan dan menjalankan tugas atau pekerjaannya. Self-
efficay dapat didefinisikan sebagai keyakinan sesorang tentang kemampuannya
untuk mengarahkan sumber daya kognitif serta tindakan yang diperlukan untuk
berhasil mengerjakan pekerjaannya.
Penelitian tentang interaksi self-efficacy serta komitmen karyawan sudah
diteliti. Penelitian Argawal & Misrha (2016), Alam (2016), Arya, Sharma & Singh
(2012), & Tsai dkk (2011) menandakan bahwa masih ada interaksi positif
signifikan antara self-efficacy menggunakan komitmen karyawan. Self-efficacy
merupakan keyakian seorang tentang kemampuannya buat mengerjakan suatu
pekerjaan. Keyakinan ini mendorong seorang buat bekerja lebih ulet & membarui
suatu halangan sebagai tantangan bagi dirinya. Self-efficacy jua menciptakan
pekerja lebih gampang buat menyesuaikan diri menggunakan lingkungan & lebih
bisa mengikuti keadaan menggunakan nilai-nilai yg terdapat pada perusahaan.
Yang lalu menciptakan pekerja mempunyai kinerja yg lebih baik & mengevaluasi
sebuah instansi menggunakan baik. Sehingga karyawan yang mempunyai self-
efficacy akan cenderung buat permanen bertahan pada sebuah instansi &
menyebarkan komitmen organisasinya terhadap instansi.
Tetapi penelitian yang dilakukan Sinha, Talwar & Rajpal (2002),
menerangkan masih ada interaksi positif tetapi nir sighnifikan antara self-efficacy
menggunakan komitmen karyawan. Self effikasi hanya menaruh kontibusi pada
komitmen organisasi sebanyak 3%. Hal ini bisa terjadi lantaran karyawan yang
mempunyai self-efficacy yang tinggi nir selalu berguna untuk instansi. Terdapat
beberapa pekerjaan yang dilakukan sang pekerja yang menguntungkan bagi pekerja
sendiri tetapi tidak mengunntungkan bagi instansi. Sehingga meskipun pekerja
mempunyai self-efficacy yg tinggi tetapi hal ini nir mendukung pekerja buat
mempunyai komitmen yang tinggi juga dikarenakan cuma pekerja yang menerima
manfaat berdasarkan self-efficacy yang dipunyai tetapi instansi belum
memperolehnya

Tidak ada komentar: