Sabtu, 12 Oktober 2024

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja


Banyak faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan. Faktor-
faktor itu sendiri dalam peranannya memberikan kepuasan kepada karyawan
bergantung pada pribadi masing-masing karyawan. Faktor-faktor yang
memberikan kepuasan kerja menurut Blum (dalam Sutrisno, 2009) adalah:
1) Faktor individu yang meliputi umur, kesehatan, watak dan harapan.
2) Faktor sosial, meliputi hubungan kekeluargaan, pandangan pekerja,
kebebasan berpolitik, dan hubungan kemasyarakatan.
3) Faktor utama dalam pekerjaan, meliputi upah, pengawasan, ketenteraman
kerja, kondisi kerja, dan kesempatan untuk maju. Selain itu, juga
penghargaan terhadap kecakapan, hubungan sosial dalam pekerjaan,
ketepatan dalam menyelesaikan konflik antarmanusia, perasaan
diperlakukan adil baik yang menyangkut pribadi maupun tugas.
Meskipun masing-masing faktor tidak mungkin dapat dipisahkan secara
sempurna, tetapi dengan analisis statistik faktor-faktor tersebut dapat dipisahkan
sehingga dapat memberikan petunjuk adanya pengaruh antara faktor-faktor
tersebut dengan kepuasan kerja. Menurut Kreitner dan Kinicki dalam Wibowo
(2007) terdapat lima faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya kepuasan kerja,
yaitu sebagai berikut :
a. Need fulfilment (pemenuhan kebutuhan)
Model ini dimaksudkan bahwa kepuasan ditentukan oleh sejauh mana
pekerjaan memberikan kesempatan pada individu untuk memenuhi
kebutuhannya.
b. Discrepancies (perbedaan)
Model ini menyatakan bahwa kepuasan merupakan suatu hasil pemenuhan
harapan. Pemenuhan harapan mencerminkan perbedaan antara apa yang
diharapkan dan apa yang diperoleh individu dari pekerjaan. Apabila
harapan lebih besar daripada apa yang diterima, orang akan tidak puas.
Sebaliknya, diperkirakan individu akan puas apabila mereka menerima
manfaat diatas harapan.
c. Value attainment (pencapaian nilai)
Gagasan value attainment adalah bahwa kepuasan merupakan hasil dari
persepsi pekerjaan yang memberikan pemenuhan nilai kerja individual
yang penting.
d. Equity (keadilan)
Dalam model ini dimaksudkan bahwa kepuasan merupakan fungsi dari
seberapa adil individu diperlakukan di tempat kerja. Kepuasan merupakan
hasil dari persepsi orang bahwa perbandingan antara hasil kerja dan
inputnya relatif lebih menguntungkan dibandingkan dengan perbandingan
antara keluaran dan masukan pekerjaan lainnya.
e. Dispositional/genetic components (komponen genetik)
Model ini didasarkan pada keyakinan bahwa kepuasan kerja sebagian
merupakan fungsi sifat pribadi dan faktor genetik. Model ini menyiratkan
perbedaan individu hanya mempunyai arti penting untuk menjelaskan
kepuasan kerja seperti halnya kerakteristik lingkungan pekerjaan.
Penelitian yang dilakukan Caugemi dan Claypool (dalam Sutrisno, 2009),
menemukan bahwa hal-hal yang menyebabkan rasa puas adalah:
a. Prestasi
b. Penghargaan
c. Kenaikan jabatan
d. Pujian
Sedangkan faktor-faktor yang menyebabkan ketidakpuasan kerja adalah:
a. Kebijakan perusahaan
b. Supervisor
c. Kondisi kerja
d. Gaji
Pendapat lain dikemukakan oleh Brown & Ghiselli (dalam Sutrisno, 2009)
yang mengatakan bahwa terdapat lima faktor yang menimbulkan kepuasan kerja
yaitu:
  1. Kedudukan
    Umumnya manusia beranggapan bahwa seseorang yang bekerja pada
    pekerjaan yang lebih tinggi akan merasa lebih puas daripada mereka
    yang bekerja pada pekerjaan yang lebih rendah. Pada beberapa
    penelitian menunjukkan bahwa hal tersebut tidak selalu benar, tetapi
    justru perubahan dalam tingkat pekerjaanlah yang mempengaruhi
    kepuasan kerja.
  2. Pangkat
    Pada pekerjaan yang mendasarkan perbedaan tingkat atau golongan
    sehingga pekerjaan memberikan kedudukan tertentu pada orang yang
    melakukannya, apabila ada kenaikan upah, maka sedikit banyaknya
    akan dianggap sebagai kenaikan pangkat, dan kebanggaan terhadap
    kedudukan yang baru itu akan mengubah perilaku dan perasaannya.
  3. Jaminan finansial dan sosial
    Finansial dan jaminan sosial kebanyakan berpengaruh terhadap
    kepuasan kerja.
  4. Mutu pengawasan
    Hubungan antara karyawan dengan pihak pimpinan sangat penting
    artinya dalam menaikkan produktivitas kerja. Kepuasan dapat
    ditingatkan melalui perhatian dan hubungan yang baik dari pimpinan
    kepada bawahan, sehingga karyawan akan merasa bahwa dirinya
    merupakan bagian yang penting dari organisasi kerja.
    Berdasarkan pandangan ini, seorang karyawan akan merasa puas dalam kerja
    apabila tidak terdapat perbedaan atau selisih antara apa yang dikehendaki dengan
    kenyataannya yang mereka rasakan. Jika apa yang dirasakan dan diperoleh lebih
    besar dari apa yang menurut mereka harus ada, maka terjadi tingkat kepuasan
    yang makin tinggi. Sebaliknya, apabila kenyataan yang dirasakan lebih rendah
    dari apa yang menurut mereka harus ada, maka telah terjadi ketidakpuasan. Makin
    besar perbedaannya maka semakin besar pula ketidakpuasan karyawan (Sutrisno,
    2009).
    Dengan demikian dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkann
    bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja, yaitu :
    1) Faktor psikologis, merupakan faktor yang berhubungan dengan
    kejiwaan karyawan, yang meliputi minat, ketenteraman dalam kerja,
    sikap terhadap kerja, bakat, dan keterampilan
    2) Faktor sosial, merupakan faktor yang berhubungan dengan interaksi
    sosial antarkaryawan maupun karyawan dengan atasan.
    3) Faktor fisik, merupakan faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik
    karyawan, meliputi jenis pekerjaan, pengaturan waktu dan waktu
    istirahat, perlengkapan kerja, keadaan ruangan, suhu, penerangan,
    pertukaran udara, kondisi kesehatan karyawan, umur dan sebagainya.
    4) Faktor finansial, merupakan faktor yang berhubungan dengan jaminan
    serta kesejahteraan karyawan, yang meliputi sistem dan besarnya gaji,
    jaminan sosial, macam-macam tunjangan, fasilitas yang diberikan,
    promosi dan sebagainya

Tidak ada komentar: