Sabtu, 12 Oktober 2024

Definisi Intensi Turnover



Menurut kamus besar bahasa Indonesia, intensi adalah niat atau keinginan
yang timbul pada individu untuk melakukan sesuatu. Untuk mamahami definisi
intensi secara psikologis, Icak Ajzen dan Martin Fishbein mengemukakan teori
tindakan beralasan (theory of reasoned action). Dengan mencoba melihat
antesenden penyebab perilaku volisional (perilaku yang dilakukan atas kemauan
sendiri), teori ini didasarkan pada asumsi-asumsi bahwa :
a) Manusia umumnya melakukan sesuatu dengan cara-cara yang masuk akal.
b) Manusia mempertimbangkan semua informasi yang ada.
c) Secara eksplisit maupun implisit manusia memperhitungkan implikasi
tindakan mereka (Azwar, 2000).
Teori tindakan beralasan mengatakan bahwa sikap mempengaruhi perilaku lewat
suatu proses pengambilan keputusan yang teliti dan beralasan, dan dampaknya
terbatas hanya pada tiga hal yaitu :
 Pertama, perilaku tidak banyak ditentukan oleh sikap umum tapi oleh
sikap yang spesifik terhadap sesuatu.
 Kedua, perilaku dipengaruhi tidak hanya oleh sikap tapi juga oleh norma-
norma subjektif (subjective norm) yaitu keyakinan mengenai apa yang
orang lain inginkan agar seseorang perbuat.
 Ketiga, sikap terhadap suatu perilaku bersama norma-norma subjektif
membentuk suatu intensi atau niat berperilaku tertentu. Gambar berikut
memperjelas mengenai hubungan diantara ketiganya.
Gambar 1. Teori Tindakan Beralasan Ajzen & Fishbein (dalam Azwar, 2000)
Intensi merupakan fungsi dari dua determinan dasar, yaitu pertama sikap
individu terhadap perilaku (merupakan aspek personal) dan kedua adalah persepsi
individu terhadap tekanan sosial untuk melakukan atau untuk tidak melakukan
perilaku yang bersangkutan yang disebut dengan norma subjektif. Secara
sederhana teori ini mengatakan bahwa seseorang akan melakukan suatu perbuatan
apabila Ia mamandang perbuatan itu positif dan Ia percaya bahwa orang lain ingin
agar Ia melakukannya (Azwar, 2000).
Teori perilaku beralasan kemudian diperluas dan dimodifikasi oleh Ajzen.
Modifikasi ini dinamai Teori Perilaku Terencana (theory of planned behavior).
Inti teori ini tetap berada pada faktor intensi perilaku namun determinan intensi
tidak hanya dua (sikap terhadap perilaku dan norma-norma subjektif) tetapi juga
diikutsertakan aspek kontrol perilaku yang dihayati (percieved behavioral
control).
Dalam teori perilaku terencana, keyakinan-keyakinan berpengaruh pada
sikap terhadap perilaku tertentu, pada norma-norma subjektif, dan pada kontrol
perilaku yang dihayati. Ketiga komponen ini berinteraksi dan menjadi determinan
bagi intensi yang pada gilirannya akan menentukan apakah perilaku yang
bersangkutan akan dilakukan atau tidak seperti pada gambar berikut (Azwar,
2000)

Tidak ada komentar: