Menurut Kaswan (2017:225-226) tingkat komitmen karyawan rata-rata
berdasarkan aspek, adalah:
a. Komitmen afektif, memperlihatkan kuatnya kemauan emosional pekerja
buat menyesuaikan diri menggunakan nilai - nilai yang terdapat supaya visi
serta kemauannya buat permanen pada kelompok bisa tercapai.
b. Komitmen berkelanjutan, yakni komitmen yang dilandasi atas ke
khawatiran seseorang pada kehilangan sesuatu yang sudah didapat semasa
ini didalam kelompok, misalnya fasilitas, gaji, serta lainnya.
c. Komitmen normatif, memperlihatkan tanggungjawab moral pekerja buat
terus berada didalam kelompok.
Menurut Mayer dan Allen (dalam Sutrisno, 2010: 292-293) aspek-aspek
yang mungkin menentukan komitmen adalah :
a. Affective commitment, Komitmen keterikatan secara psikologis dengan
kelompok berlandaskan seberapa baik perasaan tentang kelompok.
Komitmen pada jenis ini ada serta berkembang atas dukungan adanya
keamanan, kenyamanan, serta kegunaan lainnya yang dijalani pada sebuah
kelompok yang belum didapatnya atas tempat ataupun kelompok lainnya.
Semakin nyaman serta besar manfaatnya yang didapatkan untuk anggota,
meningkat komitmen seseorang didalam kelompok yang dipilih. Sebagai
biaya yang harus diterima apabila keluar ataupun meninggalkan kelompok
serta komitmen menjadi wajib buat tetap didalam kelompok.
b. Continuance commitment, menjadi keterikatan anggota secara psikologis
dalam kelompok dikarenakan biaya yangg ditanggung menjadi dampak
meninggalkan kelompok. Didalam kaitan dengan ini peserta akan
menghitung kegunaan serta pengorbann atas keikutsertaan pada ataupun
sebagai peserta sebuah kelompok. Peserta akan lebih mempunyai daya
tahan ataupun komitmen yang besar didalam kepesertaan apabila
pengorbaanan dampak meninggalkan kelompok semakin besar.
c. Normative commitment, keterikatan anggota secara psikologis pada
kelompok dikarenakan kewajiban moral buat memelihara interaksi pada
kelompok. Didalam hubungan ini suatu yang mendukung pesar buat terus
tinggal serta menaruh sumbangan dalam eksistensi sebuah kelompok, baik
non materi ataupun materi, yakni dengan adanya kewajiban moral, yang
mana seorang akan merasakan kurang nyaman serta bersalah bila belum
menjalankan hal.
Menurut Allen dan Mayer (dalam Anwar, 2013:714) menjelaskan dari
3 aspek-aspek yang berhubungan atas kondisi psikologi:
a. Komitmen afektif, yakni keterkaitan emosional positif pekerja pada
kelompok lokasi bekerja. Komitmen afektif yakni elemen ingin ataupun
kemauan. Para pegawai yang secara afektif menghubungkan kuat dirinya
atas visi kelompok diidentifikasikan dirinya untuk visi- visi kelompok serta
berkeinginan buat selalu jadi bagian kelompok. Mereka mengingatkan diri
atas kelompok dikarenakan mau mengikat diri pada kelompok.
b. Komitmen berkelanjutan, yaitu elemen keperluan ataupun memperoleh
dengan kehiilangan bekerja didalam kelompok. Invesmen yakni mendapati
kehilanggan keanggotaan organisasi.
c. Komitmen normatif, yakni seseorang individu terus bekerja serta jadi
kelompok dikarenakan perasan kewajiiban moral. Perasaan ini bermula atas
sebuah ancaman pada individu setelah serta sebelum jadi peserta kelompok.
d. Komitmen antara, jika komitmen kelompok berkelanjutan, afektif, normatif
relatif bersifatkan tetap didalam kewajiban ataupun bisa disebutkan sebagai
batu loncatan seorang jadi bagian ataupun bekerja buat sebuah kelompok
sejak awal hari jadi bagian sebuah kelompok keinginannya hanya
bersifatkan sementra.
Berlandaskan gagasan tokoh-tokoh sebelumya maka bisa ditarik kesimpulan
yakni aspek - aspek komitmen karyawan pada kelompok adalah komitmen
afektif, berkelanjutan, dan normative
Tidak ada komentar:
Posting Komentar