Menurut Backaler terdapat beberapa faktor yang menjadi kunci utama
yang perlu dianalisis oleh perusahaan dalam proses pemilihan influencer
terlepas dari jumlah pengikut atau audiens yang mereka pengaruhi, atau peran
yang mereka lakukan guna menciptakan awareness maupun engagement antara
pengikutnya dengan perusahaan. Konsep ini disebut dengan Influencer’s ABCC
yaitu (Backaler, 2018, p. 28):
a. Authenticity
Kunci utama dari seorang influencer agar dapat sukses adalah memiliki
hubungan yang asli atau otentik dan terpercaya antara influencer itu sendiri
dengan komunitas yang dimilikinya. Hal ini juga akan menjadi salah satu
faktor yang memengaruhi seorang influencer ketika bekerja sama dengan
sebuah merek. Yang menjadi perhatian utama seorang influencer adalah
bagaimana cara menjaga keotentikan dan kepercayaan dari para
pengikutnya.
b. Brand Fit
Bagi influencer konsistensi personal brandingnya juga sangat penting agar
dapat memperoleh “efek pengaruh” yang lebih banyak dari para
pengikutnya. Akan tetapi seorang influencer dan perusahaan memerlukan
keseimbangan antara personal branding dari influencer itu sendiri dengan
citra yang dimiliki oleh perusahaan atau merek sebelum memutuskan untuk
berkolaborasi. Apabila terdapat ketidaksesuaian, hal ini hanya akan
mengakibatkan usaha yang sia-sia bagi kedua pihak.
c. Community (Reach, Resonance, Relevance)
Seorang influencer identik dengan komunitas yang dimilikinya. Komunitas
yang dimaksud dalam hal ini merupakan kumpulan pengikut di media
sosial. Yang menjadi salah satu bentuk analisis untuk mengukur tingkat
kesuksesan dari kolaborasi atau kerja sama dengan influencer adalah
analisis mengenai komunitas yang sudah ditargetkan, dilibatkan, dan
berkembang beriringan dengan influencer tersebut.
Terdapat 3 tahap dalam mengukur kesesuaian komunitas influencer
dengan target audience perusahaan, yakni (Solis, 2012, p. 258):
- Reach
Hal ini merujuk pada jumlah pengikut (followers) dari seorang digital
influencer. Akan tetapi besarnya jumlah pengikut dari seorang
influencer tidak selalu menjamin kesuksesan. Mengetahui pengikut dari
influencer mana yang cocok dengan target audience dari sebuah merek
merupakan hal yang lebih penting. Aspek inilah yang membedakan satu
influencer dengan influencer lainnya berdasarkan kategori jumlah
followers mereka. - Resonance
Resonance merupakan jumlah engagement yang diberikan oleh follower
dari seorang influencer terhadap konten yang dibagikan oleh influencer
tersebut. Faktor inilah yang dapat menentukan apakah sebuah
komunitas akan aktif untuk meneruskan konten dari influencer tersebut
serta membagikannya lagi. - Relevance
Relevance ini menggambarkan tingkat kesesuaian dan kesetaraan antara
nilai-nilai yang dimiliki oleh influencer dengan brand image sebuah
merek atau produk. Relevance dapat dilihat dari konten yang dibagikan
dan dibuat oleh influencer dan apakah influencer tersebut memiliki
nilai, kultur dan demografis yang serupa dengan target audience dari
sebuah merek.
Ketiga aspek di atas akan sangat berpengaruh dalam mengukur
kesuksesan seorang influencer sebelum perusahaan menentukan akan
berkolaborasi dengan influencer tersebut.
d. Content
Konten merupakan cara yang dilakukan seorang influencer untuk dapat
meningkatkan nilai dan membangun relasi dengan komunitas yang mereka
miliki melalui konten-konten yang mereka buat di akun media sosialnya.
Backaler berpendapat bahwa seorang influencer harus dapat
mempertimbangkan dan memikirkan bagaimana cara agar dapat membuat
konten yang konsisten mengenai topik tertentu dan mengemasnya dengan
sekreatif mungkin sehingga dapat menarik komunitas untuk mengikuti akun
tersebut (Backaler, 2018, p. 31).
Hal ini akan memengaruhi tingkat engagement antara influencer dan
komunitasnya. Terdapat 4C dalam penggunaan media sosial. Peneliti melihat
bahwa konsep 4C ini cocok digunakan untuk menilai konten yang dibuat oleh
influencer (Solis, 2012, p. 263). 4C tersebut meliputi: - Context
Context merupakan bagaimana seseorang mengambil gambaran suatu
cerita yang ingin disampaikan dan dibagikan di media sosial melalui
pemilihan bahasa, bentuk visual, serta isi pesan. - Communication
Communication merupakan cara bagaimana seseorang membagikan dan
menyampaikan konten yang membuat orang lain tertarik untuk
melihatnya, mendengarnya, meresponnya, dan yang paling penting
adalah untuk dapat membagikan pesan tersebut tanpa paksaan kepada
orang lain. - Collaboration
Collaboration merupakan bentuk kerja sama antara seseorang yang
membuat pesan dan menerima pesan. Seperti antara akun dari influencer
dengan followersnya sehingga pesan dapat disampaikan secara efektif
dan efisien. - Connection
Connection merupakan cara yang dilakukan untuk dapat menjalin
hubungan yang terus berlanjut antara seorang influencer dengan para
pengikutnya.
Apabila tidak ada kombinasi dari keempat faktor di atas, dapat
dikatakan mustahil bagi influencer untuk dapat benar-benar memiliki pengaruh.
Jika seorang influencer melakukan promosi terhadap bermacam merek yang
berbeda-beda setiap harinya, maka influencer tersebut berpotensi untuk
kehilangan pengikutnya (followers) (Backaler, 2018, p. 33). Di samping itu,
apabila seorang influencer dapat membagikan konten yang menarik namun
tidak mempunyai komunitas dalam yang dibuatnya, maka terdapat kesalahan
fatal yang dilakukan oleh seorang influencer tersebut. Kombinasi dari
keempat faktor ini merupakan hal-hal yang dapat membuat seorang influencer
memiliki nilai dan berpengaruh bagi komunitas dan pengikutnya melalui
media digital.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar