- Planning-controlling
a. Mempermudah dalam pencapaian tujuan.
b. Merencanakan secara seksama mengenai besarnya beban kerja
yang optimal bagi masing-masing pegawai.
c. Menghindari pemborosan atau memudahkan penghematan biaya.
d. Mempermudah pengawasan yang berkaitan dengan hal-hal yang
seharusnya dilakukan dan yang sudah dilakukan. Menilai apakah
pelaksanaannya sudah sesuai dengan prosedur atau apabila
pelaksanaan pekerjaan tidak sesuai dengan prosedur maka perlu
diketahui penyebabnya. Hal ini dilakukan sebagai bahan masukan
dalam tindakan koreksi terhadap pelaksanaan atau revisi terhadap
prosedur. Dengan adanya prosedur yang telah dibakukan maka
dapat disampaikan proses umpan balik yang konstruktif. - Organizing
a. Mendapatkan instruksi kerja yang dapat dimengerti oleh bawahan
mengenai bagaimana tanggung jawab setiap prosedur pada masing-
masing bagian/divisi, terutama pada saat pelaksanaan kegiatan
yang berkaitan dengan bagian-bagian lain. Misalnya, bagian/divisi
yang terlibat dalam inventarisasi barang-barang kantor suatu
organisasi adalah bagian sarana dan prasarana serta bagian
keuangan.
b. Dihubungkan dengan alat-alat yang mendukung pekerjaan kantor
serta dokumen kantor yang diperlukan.
c. Mengakibatkan arus pekerjaan kantor menjadi lebih baik dan lebih
lancar serta menciptakan konsistensi kerja. - Staffing-leading
a. Membantu atasan dalam memberikan training atau dasar-dasar
instruksi kerja bagi pegawai baru dan pegawai lama. Prosedur
mempermudah orientasi bagi pegawai baru. Sedangkan bagi
pegawai lama, training juga diperlukan apabila pegawai lama harus
menyesuaikan diri dengan metode dan teknologi baru, atau
mendapat tugas baru yang masih asing sama sekali. Dengan
demikian pegawai akan terbiasa dengan prosedur-prosedur yang
baku dalam suatu pekerjaan rutin di kantor yang berisi tentang cara
kerja dan kaitannya dengan tugas lain.
b. Atasan perlu mengadakan counseling bagi bawahan yang bekerja
tidak sesuai dengan prosedur. Penyebab ketidaksesuaian harus
diketahui dan atasan dapat memberikan pengarahan yang dapat
memotivasi pegawai agar mau memberikan kontribusi yang
maksimal bagi kantor.
c. Mempermudah pemberian penilaian terhadap bawahan. - Coordination
a. Menciptakan koordinasi yang harmonis bagi tiap departemen dan
antar departemen.
b. Menetapkan dan membedakan prosedur-prosedur rutin dan
prosedur-prosedur independen.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa SOP bermanfaat
banyak bagi manajer maupun bawahan. Manfaat SOP bagi manajer adalah untuk
mempermudah mencapai tujuan perusahaan, mempermudah pengawasan terhadap
karyawan, memudahkan dalam pembagian tugas, membantu saat training, dan
menciptakan koordinasi yang harmonis terhadap bawahan.
Sedangkan bagi karyawan, SOP bermanfaat untuk menjaga konsistensi
kerja, mengurangi beban kerja, memperlancar arus kerja, dan mengurangi
kesalahan komunikasi baik dengan sesama karyawan maupun dengan atasan. SOP
juga dapat digunakan sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan kantor.
SOP tidak hanya bermanfaat bagi tingkat manajerial sebagai perancang
prosedur, tetapi juga bermanfaat bagi tingkat non manajerial sebagai pelaksana.
SOP juga membantu tingkat manajerial dan non manajerial untuk melaksanakan
fungsi manajemen pada setiap bagian/divisi. Manfaat SOP dalam melaksanakan
fungsi manajemen (Nuraida, 2008), adalah:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar