Sabtu, 31 Agustus 2024

Klasifikasi Risiko Operasional


Terdapat 7 jenis risiko operasional (Fahmi, 2016), antara lain :

  1. Kesalahan dalam Pembukuan Secara Manual (Manual Risk)
    Risiko dalam bidang pembukuan secara manual sebenarnya
    terjadi karena beberapa sebab seperti :
    a) Pembukuan secara manual ditulis atau dicatat umumnya di
    kertas, sehingga pada saat suatu kantor mengalami kebanjiran,
    kebakaran, kesalahan dalam peletakkan tidak bisa atau sulit
    untuk mencari penggantinya.
    b) Jika kesalahan dalam pencatatan secara pembukuan terjadi
    maka penyelesaian dan pencarian sumber masalahnya juga
    harus dilakukan secara manual sehingga pekerjaan menjadi
    tidak efisien dan efektif. Efisien dilihat dari segi biaya dan
    efektif dilihat dari segi waktu.
    c) Setiap pengiriman informasi harus dilakukan melalui kantor
    pos atau jasa pengiriman surat. Sementara dengan penggunaan
    teknologi sudah dapat dilakukan dengan cara email atau via
    internet.
  2. Risiko pada Komputer (Computer Risk)
    Ada beberapa risiko yang diperkirakan akan timbul dalam
    bidang komputer,yaitu :
    a) Komputer adalah teknologi yang selalu mengalami perubahan
    terutama pada setiap program yang ditawarkan, sehingga
    mengharuskan kualitas IT dari para personelnya juga dapat di
    update setiap waktunya dengan tujuan berbagai permasalahan
    yang akan timbul di kemudian hari dapat dihindari.
    b) Komputer adalah masuk dalam kategori IT yang memiliki nilai
    pasar yang tinggi, sehingga setiap pergantian perangkat
    komputer dan biaya tenaga ahlinya selalu saja membutuhkan
    biaya yang tinggi. Seperti biaya training, course, service
    komputer, dan pembelian program berbagai komputer. Dan
    bagi setiap perusahaan program yang harus dibeli adalah selalu
    harus yang bersifat original.
    c) Terjadinya perubahan data-data komputer karena faktor
    terserang oleh virus. Kondisi ini sering terjadi karena jaringan
    komputer berhubungan dengan internet. Oleh karena itu,
    komputer harus selalu memiliki antivirus yang terbaru. Maka
    sebaiknya perusahaan harus selalu memiliki tempat khusus
    yang aman untuk menyimpan dokumen penting
  3. Pegawai Outsourcing
    Pada saat suatu perusahaan menerima pegawai yang
    bersifat outsourcing maka ada beberapa risiko yang harus
    ditanggung oleh perusahaan, yaitu :
    a) Pegawai tersebut bukan pegawai tetap, dalam artian pegawai
    tersebut tidak bekerja hingga pensiun. Sehingga ia akan
    bekerja sebatas masa kontrak kerja saja. Dengan begitu rasa
    tanggung jawab psikologis untuk menjaga perusahaan tidak
    begitu ia pikirkan karena pegawai tersebut lebih
    bertanggungjawab kepada perusahaan penyalur.
    b) Rahasia perusahaan selama ia bekerja memungkinkan sekali
    untuk diketahui oleh publik luar ketika ia tidak lagi bekerja
    diperusahaan tersebut. Sementara rahasia perusahaan
    menyangkut dengan wibawa dan nama baik perusahaan.
  4. Kecelakaan Kerja
    Beberapa bentuk risiko dalam bidang kecelakaan kerja
    yang akan dialami oleh suatu perusahaan yaitu sebagai berikut :
    a) Perusahaan harus memperbaiki sistem manajemen kerja yang
    telah diterapkan selama ini karena dianggap tidak efektif,
    sehingga untuk menyempurnakan konsep sistem manajemen
    kerja yang baik sebuah perusahaan kadangkala harus
    mengundang konsultan
    b) Dalam bidang yang bersangkutan sehingga pengalokasian
    anggaran untuk membayar konsultan tersebut harus
    dipertimbangkan termasuk masa uji coba sistem tersebut.
    c) Jika perusahaan tidak menerapkan konsep keselamatan kerja
    dengan baik maka pada saat mengajukan pinjaman ke
    perbankan akan mengalami kendala.
    d) Bila kecelakaan kerja sering terjadi dan mendapat sorotan dari
    pihak jurnalistik (pers) maka ini bisa berakibat pada turunnya
    reputasi perusahaan di mata konsumen dan mitra bisnis.
  5. Globalisasi dalam Konsep dan Produk
    Era globalisasi telah memberi perubahan besar bagi konsep
    bisnispada seluruh sektor bisnis, baik financial dan non- financial,
    sehingga penciptaan konsep produk dibuat untuk bisa menampung
    keinginan globalisasi tersebut, jika tidak maka artinya produk
    tersebut tidak akan laku di pasaran secara baik. Karena faktor itu
    perusahaan dituntut untuk menerapkan manajemen yang berbasis
    konsep global yang secara tidak langsung mekanisme operasional
    perusahaan juga harus bersifat global.
  6. Kesalahan Produksi Barang dan Tidak Ada Kesepakatan
    Bahwa Barang yang Dibeli Tidak Dapat Ditukar Kembali
    Ketika kesepakatan tersebut tidak dibuat, maka perusahaan
    harus menanggung beberapa risiko kerugian, yaitu sebagai berikut:
    a) Adanya barang yang sudah diproduksi dengan harapan dapat
    terjual namun tidak laku terjual dan tidak ada perjanjian barang
    tersebut tidak bisa ditukar sehingga perusahaan mengalami
    kerugian.
    b) Pada saat barang sudah diproduksi namun ternyata ada sisa,
    maka ini memaksa perusahaan untuk menjualnya dengan
    harga yang murah dengan asumsi daripada barang tersebut
    tidak terjual di pasaran atau mengalami kadaluarsa.
    c) Perusahaan tidak bisa melakukan penghematan biaya karena
    kontrak dagang dengan para mitra bisnis bersifat tunai dan
    tidak ada konsep service purna jual.
  7. Kerusakan Maintenance Pabrik
    Beberapa resiko yang harus ditanggung oleh suatu industri
    pada saat timbulnya kerusakan maintenance pabrik adalah :
    a) Terhentinya aktivitas produksi selama beberapa saat.
    b) Biaya service (service cost) dengan mendatangkan tenaga ahli,
    jika perusahaan tidak memilikinya.
    c) Biaya pergantian dalam bentuk pembelian baru beberapa
    peralatan pabrik dan persoalan yang lebih jauh jika barang
    yang dipesan tersebut tidak tersedia dipasaran dengan
    cepat,sehingga mengharuskan perusahaan untuk memesan
    terlebih dahulu dan ini akan memakan waktu yang lama

Tidak ada komentar: