Terdapat 7 jenis risiko operasional (Fahmi, 2016), antara lain :
- Kesalahan dalam Pembukuan Secara Manual (Manual Risk)
Risiko dalam bidang pembukuan secara manual sebenarnya
terjadi karena beberapa sebab seperti :
a) Pembukuan secara manual ditulis atau dicatat umumnya di
kertas, sehingga pada saat suatu kantor mengalami kebanjiran,
kebakaran, kesalahan dalam peletakkan tidak bisa atau sulit
untuk mencari penggantinya.
b) Jika kesalahan dalam pencatatan secara pembukuan terjadi
maka penyelesaian dan pencarian sumber masalahnya juga
harus dilakukan secara manual sehingga pekerjaan menjadi
tidak efisien dan efektif. Efisien dilihat dari segi biaya dan
efektif dilihat dari segi waktu.
c) Setiap pengiriman informasi harus dilakukan melalui kantor
pos atau jasa pengiriman surat. Sementara dengan penggunaan
teknologi sudah dapat dilakukan dengan cara email atau via
internet. - Risiko pada Komputer (Computer Risk)
Ada beberapa risiko yang diperkirakan akan timbul dalam
bidang komputer,yaitu :
a) Komputer adalah teknologi yang selalu mengalami perubahan
terutama pada setiap program yang ditawarkan, sehingga
mengharuskan kualitas IT dari para personelnya juga dapat di
update setiap waktunya dengan tujuan berbagai permasalahan
yang akan timbul di kemudian hari dapat dihindari.
b) Komputer adalah masuk dalam kategori IT yang memiliki nilai
pasar yang tinggi, sehingga setiap pergantian perangkat
komputer dan biaya tenaga ahlinya selalu saja membutuhkan
biaya yang tinggi. Seperti biaya training, course, service
komputer, dan pembelian program berbagai komputer. Dan
bagi setiap perusahaan program yang harus dibeli adalah selalu
harus yang bersifat original.
c) Terjadinya perubahan data-data komputer karena faktor
terserang oleh virus. Kondisi ini sering terjadi karena jaringan
komputer berhubungan dengan internet. Oleh karena itu,
komputer harus selalu memiliki antivirus yang terbaru. Maka
sebaiknya perusahaan harus selalu memiliki tempat khusus
yang aman untuk menyimpan dokumen penting - Pegawai Outsourcing
Pada saat suatu perusahaan menerima pegawai yang
bersifat outsourcing maka ada beberapa risiko yang harus
ditanggung oleh perusahaan, yaitu :
a) Pegawai tersebut bukan pegawai tetap, dalam artian pegawai
tersebut tidak bekerja hingga pensiun. Sehingga ia akan
bekerja sebatas masa kontrak kerja saja. Dengan begitu rasa
tanggung jawab psikologis untuk menjaga perusahaan tidak
begitu ia pikirkan karena pegawai tersebut lebih
bertanggungjawab kepada perusahaan penyalur.
b) Rahasia perusahaan selama ia bekerja memungkinkan sekali
untuk diketahui oleh publik luar ketika ia tidak lagi bekerja
diperusahaan tersebut. Sementara rahasia perusahaan
menyangkut dengan wibawa dan nama baik perusahaan. - Kecelakaan Kerja
Beberapa bentuk risiko dalam bidang kecelakaan kerja
yang akan dialami oleh suatu perusahaan yaitu sebagai berikut :
a) Perusahaan harus memperbaiki sistem manajemen kerja yang
telah diterapkan selama ini karena dianggap tidak efektif,
sehingga untuk menyempurnakan konsep sistem manajemen
kerja yang baik sebuah perusahaan kadangkala harus
mengundang konsultan
b) Dalam bidang yang bersangkutan sehingga pengalokasian
anggaran untuk membayar konsultan tersebut harus
dipertimbangkan termasuk masa uji coba sistem tersebut.
c) Jika perusahaan tidak menerapkan konsep keselamatan kerja
dengan baik maka pada saat mengajukan pinjaman ke
perbankan akan mengalami kendala.
d) Bila kecelakaan kerja sering terjadi dan mendapat sorotan dari
pihak jurnalistik (pers) maka ini bisa berakibat pada turunnya
reputasi perusahaan di mata konsumen dan mitra bisnis. - Globalisasi dalam Konsep dan Produk
Era globalisasi telah memberi perubahan besar bagi konsep
bisnispada seluruh sektor bisnis, baik financial dan non- financial,
sehingga penciptaan konsep produk dibuat untuk bisa menampung
keinginan globalisasi tersebut, jika tidak maka artinya produk
tersebut tidak akan laku di pasaran secara baik. Karena faktor itu
perusahaan dituntut untuk menerapkan manajemen yang berbasis
konsep global yang secara tidak langsung mekanisme operasional
perusahaan juga harus bersifat global. - Kesalahan Produksi Barang dan Tidak Ada Kesepakatan
Bahwa Barang yang Dibeli Tidak Dapat Ditukar Kembali
Ketika kesepakatan tersebut tidak dibuat, maka perusahaan
harus menanggung beberapa risiko kerugian, yaitu sebagai berikut:
a) Adanya barang yang sudah diproduksi dengan harapan dapat
terjual namun tidak laku terjual dan tidak ada perjanjian barang
tersebut tidak bisa ditukar sehingga perusahaan mengalami
kerugian.
b) Pada saat barang sudah diproduksi namun ternyata ada sisa,
maka ini memaksa perusahaan untuk menjualnya dengan
harga yang murah dengan asumsi daripada barang tersebut
tidak terjual di pasaran atau mengalami kadaluarsa.
c) Perusahaan tidak bisa melakukan penghematan biaya karena
kontrak dagang dengan para mitra bisnis bersifat tunai dan
tidak ada konsep service purna jual. - Kerusakan Maintenance Pabrik
Beberapa resiko yang harus ditanggung oleh suatu industri
pada saat timbulnya kerusakan maintenance pabrik adalah :
a) Terhentinya aktivitas produksi selama beberapa saat.
b) Biaya service (service cost) dengan mendatangkan tenaga ahli,
jika perusahaan tidak memilikinya.
c) Biaya pergantian dalam bentuk pembelian baru beberapa
peralatan pabrik dan persoalan yang lebih jauh jika barang
yang dipesan tersebut tidak tersedia dipasaran dengan
cepat,sehingga mengharuskan perusahaan untuk memesan
terlebih dahulu dan ini akan memakan waktu yang lama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar