Kamis, 18 April 2024

Karakteristik Pemimpin


Kepemimpinan mungkin hanya terbentuk dalam suatu lingkungan yang secara
dinamis melibatkan hubungan di antara sejumlah orang. Kongkritnya, seorang
hanya bisa mengklaim dirinya sebagai seseorang pemimpin jika ia memiliki
sejumlah pengikut. Selanjutnya antara para pemimpin dan pengikutnya terjalin
ikatan emosional dan rasional menyangkut kesamaan tujuan yang ingin
dicapai. Walaupun dalam realitasnya sang pemimpinlah yang biasanya
memerkenalkan atau bahkan merumuskan nilai dan tujuan. Di dalam
kepemimpinan ada beberapa karakter yang sangat menentukan untuk
pencapaian tujuan suatu organisasi.
Rasyid (2000:37) menjelaskan beberapa karakter kepemimpinan yang berbeda
satu sama lain, yaitu sebagai berikut :

  1. Kepemimpinan yang Sensitif
    Kepemimpnan ini ditandai dengan adanya kemampuan untuk secara dini
    memahami dinamika perkembangan masyarakat, mengenai apa yangmereka
    butuhkan, mengusahakan agar ia menjadi pihak pertama yang memberi
    perhatian terhadap kebutuhan tersebut. Dalam karakter kepemimpinan
    tersebut, kemampuan berkomunikasi dari pada pemimpin pemerintahan
    yang disertai para penerapan transformasi di dalam proses pengambilan
    keputusan merupakan prasyarat bagi pemerintah dalam mengemban segala
    tugas-tugasnya.
  2. Kepemimpinan yang Responsif
    Di dalam konteks ini, pemimpin lebih aktif mengamati dinamika
    masyarakat secara kreatif berupaya memahami kebetuhan mereka, maka
    kepemimpinan yang responsif lahir lebih banyak berperan menjawab
    aspirasi dan tuntutan masyarakat yang disalurkan melalui berbagai media
    komunikasi, menghayati suatu sikap dasar untuk mendengar suara rakyat,
    mau mengeluarkan energi dan menggunakan waktunya secara cepat dan
    menjawab pertanyaan, menampung setiap keluhan, memerhatikan setiap
    tuntutan dan memanfaatkan setiap dukungan masyarakat tentang suatu
    kepentingan umum.
  3. Kepemimpinan yang Defensif
    Karakter kepemimpinan ini di tandai dengan sikap yang egoistik, merasa
    paling benar, walaupun pada saat yang sama memiliki kemampuan
    argumentasi yang tinggi dalam berhadapan dengan masyarakat. Komunikasi
    antara pemerintah dengan masyarakat cukup terpelihara tetapi pada
    umumnya pemerintah selalu mengambil posisi sebagai pihak yang lebih
    benar, lebih mengerti. Oleh karena itu keputusan dan penilaiannya atas
    sesuatu isu lebih patut diikuti oleh masyarakat. Posisi masyarakat lemah,
    sekalipun tetap tersedia bagi ruang bagi mereka untuk bertanya,
    menyampaikan keluhan, aspirasi dan lain sebagainya. Karakter
    kepemimpinan semacam ini bisa berhasil dalam jangka waktu tertentu.
    Tetapi ketika berhadapan dengan masyarakat yang semakin berkembang
    baik secara sosial, ekonomi maupun secara intelektualitas , karakter defensif
    ini akan sulit untuk melakukan manufer.
  4. Kepemimpinan yang Represif
    Karakter kepemimpinan ini cenderung sama egois dan arogannya dengan
    karakter kepemimpinan defensif, tetapi lebih baik buruk lagi karena tidak
    memiliki kemampuan argumentasi atau justifikasi dalam memertahankan
    keputusan atau penilaiannya terhadap suatu isu ketika berhadapan dengan
    masyarakat. Karekter kepemimpinan yang refresif ini secara total selalu
    merupakan beban yang berat bagi masyarakat. Ia bukan saja tidak memiliki
    kemampuan untuk menyelesaikan berbagai masalah fundamental dalam
    masyarakat, tetapi bahkan cenderung merusak moralitas masyarakat.
    singkatnya kepemimpinan yang refresif ini lebih mewakili sifat diktatorial.

Tidak ada komentar: