Menurut Cohen dalam Kusumaputri (2015) mendefinisikan bahwa
komitmen kerja adalah kekuatan yang mengikat individu untuk melakukan suatu
aksi menuju satu atau beberapa tujuan organisasi. Sedangkan Best (dalam
Kusumaputri, 2015) mengatakan bahwa individu-individu yang berkomitmen
untuk melakukan aksi-aksi atau perilaku khusus yang dilandasi oleh keyakinan
moral dari pada keuntungan pribadi.
Sedangkan menurut Miller dan Lee (dalam Kusumaputri, 2015)
mendefinisikan komitmen kerja adalah suatu keadaan dari anggota organisasi
yang terikat aktivitas dan keyakinannya, adapun fungsinya untuk
mempertahankan aktivitas dan keterlibatannya dalam organisasi.
Berdasarkan serangkaian pengertian tentang komitmen kerja di atas, dapat
disimpulkan bahwa komitmen kerja merupakan sikap atau perilaku karyawan
yangberkaitan dengan keinginan kuat seorang anggota organisasi/ karyawan untuk
mempertahankan keanggotaannya dalam suatu organisasi, serta mendukung dan
menjalankan tujuan organisasi atau perusahaan secara penuh suka rela, serta
komitmen kerja lebih dari sekedar kesetiaan, namun lebih kepada keintiman atau
ikatan batin anggota terhadap organisasinya.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi komitmen kerja menurut
Kusumaputri (2015) mengungkapkan tujuh faktor yang dapat mempengaruhi
komitmen kerja karyawan, yaitu:
- Faktor-faktor terkait pekerjaan (job related factors)
Merupakan hasil keluaran yang terkait faktor-faktor pekerjaan yang cukup
penting ditingkat individu, peran dalam pekerjaan, hal lain yang kurang
jelas pun akan mempengaruhi komitmen organisasi, seperti kesempatan
promosi dan lain-lain. Faktor yang berdampak pada komitmen adalah
tanggung jawab dan tugas yang diberikan pada anggota. - Kesempatan para anggota (employee oportunities)
Kesempatan anggota akan berpengaruh pada komitmen organisasi,
karyawan yang masih memiliki peluang tinggi bekerja di tempat lain, akan
mengurangi komitmen kerja karyawan, begitu pun sebaliknya. Hal ini
sangat bergantung pada loyalitas karyawan terhadap perusahaan tempatnya
bekerja, karyawan akan selalu memperhitungkan keinginan untuk keluar
atau tetap bertahan. - Karakteristik individu
Karakteristik individu yang berpengaruh seperti usia, masa kerja, tingkat
pendidikan, kepribadian, dan hal-hal yang menyangkut individu tersebut
(karakter). Dijelaskan pula, bahwa semakin lama masa kerja maka makin
tinggi juga komitmen kerja yang dimilikinya. - Lingkungan kerja
Lingkungan kerja dapat mempengaruhi komitmen kerja, satu dari kondisi
lingkungan kerja yang berdampak positif bagi komitmen organisasi adalah
rasa memiliki organisasi. Hal ini dimaksudkan bahwa karyawan yang
memiliki rasa keterlibatan menganggap dirinya dilibatkan dalam
pengambilan keputusan atau kebijakan baik secara langsung maupun tidak
langsung. Faktor lain dalam lingkungan kerja yang berpengaruh adalah
sistem seleksi, penilaian, serta promosi, gaya manajemen, dll. - Hubungan positif
Hubungan positif memiliki arti hubungan antar anggota baik hubungan
dengan atasan, rekan kerja, maupun bawahan, dan rasa saling menghargai,
akan menimbulkan komitmen kerja yang tinggi. - Struktur organisasi.
Struktur organisasi yang fleksibel lebih mungkin berkontribusi pada
peningkatan komitmen anggotanya, manajemen dapat meningkatkan
komitmen anggotanya dengan memberikan anggota arahan dan pengaruh
yang lebih baik. Sedangkan sistem birokratis akan cenderung berdampak
negatif bagi organisasi. - Gaya manajemen
Gaya manajemen yang tidak sesuai dengan konteks aspirasi anggota
anggotanya akan menurunkan tingkat komitmen organisasi. Sedangkan gaya
manajemen yang membangkitkan keterlibatan hasrat anggota untuk
pemberdayaan dan tuntutan komitmen untuk tujuan-tujuan organisasi akan
meningkatkan komitmen kerja. Semakin fleksibel organisasi yang
menekankan pada partisipasi angota dapat meningkatkan komitmen
organisasi secara positif serta cukup kuat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar