Jumat, 15 Maret 2024

Kinerja Karyawan


Kinerja yang dimiliki oleh seseorang dapat dipengaruhi oleh berbagai
faktor. Lingkungan kerja merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi kinerja. Teori mengenai kinerja dikemukakan oleh
Mangkunegara (2009) yang mengatakan bahwa kinerja adalah hasil kerja
secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan.
Kinerja menurut Donnely, Gibson, dan Ivancevich yang dikutip oleh Rivai
(2005:15) dinilai sebagai tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas serta
kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dari definisi diatas
yang dimaksud dengan kinerja dalam penelitian ini adalah kualitas, kuantitas,
ketepatan waktu yang dimiliki oleh karyawan untuk menyelesaikan
pekerjaannya.
Kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan / tidak dilakukan
karyawan. Kinerja karyawan adalah yang mempengaruhi seberapa banyak
mereka memberi kontribusi kepada organisasi. Perbaikan kinerja baik untuk
individu maupun kelompok menjadi pusat perhatian dalam upaya
meningkatkan kinerja organisasi (Mathis dan Jackson, 2002).
Pengertian kinerja / prestasi kerja menurut Mangkunegara (2001)
adalah : “Hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang
pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang
diberikan kepadanya”. Sedang Supriharto (2003) mengatakan bahwa “hasil
kerja seseorang karyawan selama periode tertentu dibandingkan dengan
kemungkinan, misalnya standar, target/sasaran/kinerja yang telah ditentukan
terlebih dahulu dan telah disepakati bersama”.
Menurut Vroom (dalam As’ad 2000) tingkat sejauh mana keberhasilan
seseorang dalam menyelesaikan pekerjaannya disebut “level of performance”.
Biasanya orang yang level of performancenya tinggi disebut sebagai orang
yang produktif, dan sebaliknya orang yang levelnya tidak mencapai standar
dikatakan sebagai tidak produktif atau performance rendah.
Penilaian kinerja adalah salah satu tugas penting untuk dilakukan oleh
seorang manajer/pimpinan. Walaupun demikian, pelaksanaan kerja yang
obyektif bukanlah tugas yang sederhana, penilaian harus di hindarkan adanya
“like dan dislike” dari penilai, agar obyektivitas penilaian dapat terjaga.
Kegiatan penilaian ini penting, karena dapat digunakan untuk memperbaiki
keputusan-keputusan personalia kemudian memberikan umpan balik kepada
para karyawan tergantung kinerja mereka.

Tidak ada komentar: