Kamis, 16 November 2023

Teori Stakeholder


Teori stakeholder adalah teori yang mendasari bahwa terdapat
hubungan antara perusahaan dengan seluruh stakeholder perusahaan yang
mencakup pekerja, pelanggan, pemasok dan mitra bisnis perusahaan.
Stakeholder adalah setiap personal ataupun kelompok yang bisa
dipengaruhi atau memengaruhi oleh capaian tujuan tertentu. Sedangkan
teori stakeholder mengarahkan bahwa suatu perusahaan tidak saja
beroperasi untuk dirinya sendiri akan tetapi juga mesti dapat memberikan
manfaat bagi pemangku kepentingan seperti pemasok, kreditor, masyarakat,
analis, pemerintah, pemegang saham, konsumen, dan karyawan sebagai
bagian dari lingkungan sosial (Ghozali & Chariri 2007). Hal ini berarti
kelangsungan hidup entitas sangat bergantung pada kekuatan dukungan
stakeholder.
Menurut Kartika (2020:7) & Gray (2016) menyatakan bahwa
konsensus yang berkembang dalam konteks teori stakeholder adalah bahwa
laba akuntansi hanyalah merupakan ukuran return bagi pemegang saham
(shareholder), sementara value added adalah ukuran yang lebih akurat yang
diciptakan oleh stakeholders dan kemudian didistribusikan kepada
stakeholders yang sama. Keduanya (value added dan return) dapat
menjelaskan kekuatan teori stakeholder dalam kaitannya dengan
pengukuran kinerja organisasi.
Kinerja perusahaan yang dinilai dalam bentuk return dan value added,
tidak hanya dilihat dari kinerja ekonomi dan keuangan saja namun juga
dilihat dari intellectual capital yang perusahaan miliki. Intellectual capital
mencakup human capital, sturctural capital, dan capital employed.
Manajemen perusahaan dituntut harus bisa mengelola ketiga elemen
intellectual tersebut dengan baik. Semakin baik dan semakin tinggi nilai
intellectual capital maka semakin tinggi value added yang dihasilkan
perusahaan untuk mensejahterakan stakeholders. Hal ini menunjukan bahwa
perusahaan memiliki kinerja yang baik dalam mengelola perusahaan

Tidak ada komentar: