Jensen dan Meckling (1976) “menjelaskan bahwa
kepemilikan saham, yang dimiliki manajer dapat menyeimbangkan
antara kepentingan pemegang saham dengan manajer sehingga
manajer akan merasakan setiap keputusan yang diambil”.
Kepemilikan manajerial adalah situasi dimana manajer
memiliki saham perusahaan atau dengan kata lain manajer tersebut
sekaligus sebagai pemegang saham perusahaan. Dalam laporan
keuangan, keadaan ini ditunjukkan dengan besarnya persentase
kepemilikan saham perusahaan oleh manajer. Karena hal ini
merupakan informasi penting bagi pengguna laporan keuangan maka
informasi ini akan diungkapkan dalam catatan atas laporan
keuangan. Adanya kepemilikan manajerial menjadi hal yang
menarik jika dikaitkan dengan agency theory. Kepemilikan
manajerial merupakan kondisi di mana manajer memiliki saham
perusahaan atau dengan kata lain manajer tersebut juga sekaligus
sebagai pemegang saham perusahaan, Kartika (2020:8) & (Tarigan,
2016:2)
Kepemilikan manajerial didefinisikan sebagai tingkat
kepemilikan saham pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam
pengambilan keputusan, misalnya seperti direktur, manajemen, dan
komisaris. Dari berbagai pengertian di atas, dapat disimpulkan
bahwa kepemilikan manajerial merupakan suatu kondisi dimana
pihak manajemen perusahaan memiliki rangkap jabatan yaitu
jabatannya sebagai manajemen perusahaan dan juga pemegang
saham dan berperan aktif dalam pengambilan keputusan yang
dilaksanakan, (Kartika, 2020:8) & (Wahidahwati, 2015:607).
Agatha et.al. (2020:1814) Kepemilikan Manajerial merupakan
pemilik saham perusahaan yang berasal dari manajemen yang ikut
serta dalam pengambilan keputusan suatu perusahaan yang
bersangkutan. Dalam stakeholder theory, hubungan pemegang
saham dan manajer sama-sama kuat, karena disini manajer selain
bertanggung jawab sebagai manajemen perusahaan, ia juga berperan
sebagai pemegang saham. Kepemilikan saham oleh manajemen akan
mensejajarkan kedudukan manajer dengan stakeholder. Kepemilikan
manajerial menjadi salah satu factor yang dapat mempengaruhi
kinerja perusahaan. Semakin meningkatnya proporsi kepemilikan
manajerial maka akan semakin baik kinerja perusahaan sehingga
manajer akan termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya untuk
perusahaan.
Menurut Brigham et.al. (2009), dalam teori keagenan
dijelaskan bahwa kepentingan manajemen dan kepentingan
pemegang saham mungkin bertentangan. Perbedaan kepentingan
dengan timbul konflik yang biasanya disebut agency conflict. Untuk
menjamin agar para manajer melakukan hal yang terbaik bagi
pemegang saham secara maksimal, perusahaan harus menanggung
biaya keagenan, berupa :
1) Pengeluaran untuk memantau tindakan manajemen
2) Pengeluaran untuk menata struktur organisasi sehingga
kemungkinan timbulnya perilaku manajemen yang tidak
dikehendaki semakin kecil, dan
3) Biaya kesempatan karena hilangnya kesempatan memperoleh laba
sebagai akibat dibatasinya kewenangan manajemen sehingga
tidak dapat mengambil keputusan secara tepat waktu, yang
seharusnya dapat dilakukan jika manajer menjadi pemilik
perusahaan atau disebut managerial ownership.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa
kepemilikan manajerial merupakan pemilik saham perusahaan yang
berasal dari manajemen yang ikut serta dalam pengambilan
keputusan suatu perusahaan yang bersangkutan. Dengan demikian
kepemilikan pemegang saham oleh manajer, diharapkan akan
betindak sesuai dengan keinginan para principal karena manajer
akan termotivasi untuk meningkatkan kinerja. Besar kecilnya jumlah
kepemilikan saham manajerial dalam perusahaan mengindikasikan
adanya kesamaan kepentingan antara manajer dengan pemegang
saham
Tidak ada komentar:
Posting Komentar