Sabtu, 21 Oktober 2023

Aspek-Aspek Komitmen Afektif


Beberapa ahli memiliki penjelasan dan konsep tersendiri mengenai komitmen afektif.
Allen dan Meyer (1990) menjelaskan ada tiga aspek yang menggambarkan adanya
komitmen afektif individu terhadap organisasi, yaitu:
1. Keterikatan emosional
Merupakan perasaan kuat individu terhadap organisasi sehingga akan mudah
melekat secara emosional terhadap organisasi. Individu akan merasa bahwa ia
adalah bagian dari keluarga organisasi tersebut yang ditunjukan dengan afeksi
positif dan rasa memiliki (sense of belonging) yang tinggi terhadap organisasi.
Karena adanya perasaan terikat terhadap organisasi, maka individu hanya
mempunyai sedikit alasan untuk keluar dari organisasi dan tetap berkeinginan
untuk melanjutkan keanggotaannya pada organisasi.
2. Identifikasi
Merupakan keyakinan dan penerimaan individu terhadap tujuan dan nilai-nilai
organisasi. Adanya keyakinan dan penerimaan terhadap tujuan dan nilai-nilai
organisasi merupakan salah satu kunci terbentuknya rangkaian aspek komitmen
organisasi lainnya. Aspek tersebut dapat dilihat dari beberapa sikap, yaitu: adanya
kesamaan tujuan dan nilai yang dimiliki individu dengan organisasi, adanya
perasaan individu bahwa organisasi memberikan kebijakan untuk mendukung
kinerjanya, dan adanya kebanggan telah menjadi bagian dari organisasi.
3. Partisipasi
Merupakan keinginan individu untuk terlibat secara sungguh-sungguh dalam
kepentingan organisasi. Adanya keinginan untuk sungguh-sungguh terlibat dalam
setiap aktivitas atau kegiatan organisasi tercermin dalam penerimaan individu
untuk menerima dan melaksanakan berbagai macam tugas dan kewajiban yang
dibebankan. Individu akan selalu berusaha memberikan kinerja yang terbaik
melebihi standar minimal yang diharapkan organisasi. Selain itu, individu akan
bersedia untuk melaksanakan pekerjaan diluar tugas dan perannya apabila
bantuannya diperlukan oleh organisasi.
Menurut Gautam, Dick, & Wagner (2004) menjelaskan bahwa komitmen afektif
terdiri dari tiga komponen, yaitu:
1. Emotional attachment
Merupakan kelekatan emosional terhadap kelompok atau organisasi. Organisasi
memiliki makna tersendiri bagi individu sehingga individu merasa telah menjadi
bagian organisasi. Individu yang telah terikat secara emosional akan tetap setia dan
loyal terhadap organisasi.
2. Identification
Merupakan keyakinan dan penerimaan terhadap serangkaian nilai dan kebijakan
organisasi. Hal ini ditunjukan dengan kesamaan nilai dan tujuan individu dengan
nilai dan tujuan organisasi. Selain itu individu merasa bangga menjadi bagian dari
organisasi.
3. Involvement
Merupakan keinginan kuat individu untuk berusaha demi kepentingan organisasi.
Hal ini ditunjukan dari usaha individu untuk menerima dan melaksanakan setiap
tugas dan kewajiban yang dibebankan kepadanya melebihi yang diharapkan
organisasi. Individu akan melakukan suatu pekerjaan diluar tanggung jawabnya
apabila dibutuhkan.
Berdasarkan pemaparan beberapa aspek-aspek komitmen afektif organisasi di atas,
yang akan digunakan sebagai landasan alat ukur komitmen afektif dalam penelitian
ini adalah aspek yang dirumuskan oleh Allen & Meyer yang terdiri dari keterikatan
emosional, identifikasi, dan partisipasi. Pemilihan ini dilakukan dengan pertimbangan
bahwa aspek-aspek tersebut telah digunakan untuk penyusunan alat ukur komitmen
afektif dengan nama ACS (Affective Commitment Scale) yang nantinya akan
digunakan sebagai alat ukur komitmen afektif pada penelitian ini.

Tidak ada komentar: