Selasa, 27 Juni 2023

Teori Gaya Kepemimpinan

 


Menurut Hersey dan Blanchard dikutip oleh Rivai (2014:16) menyatakan
bahwa hubungan antara pimpinan dan anggotanya mempunyai empat tahap/fase
yang diperlukan bagi pimpinan untuk mengubah gaya kepemimpinan-nya yaitu:
Tahap pertama, pada kesiapan awal perhatian pimpinan pada tugas sangat tinggi,
anggota diberi instruksi yang jelas dan dibiasakan dengan peraturan, struktur dan
prosedur kerja. Tahap kedua adalah di mana anggota sudah mampu menangani
tugasnya, perhatian pada tugasnya sangat penting karena bawahan belum dapat
bekerja tanpa struktur. Kepercayaan pimpinan pada bawahan semakin meningkat.
Tahap ketiga dimana anggota mempunyai kemampuan lebih besar dan motivasi
berprestasi mulai tampak dan mereka secara aktif mencari tanggung jawab yang
lebih besar, pemimpin masih harus mendukung dan memberikan perhatian, tetapi
tidak perlu lagi memberikan pengarahan. Tahap keempat adalah tahap di mana
anggota mulai percaya diri, dapat mengarahkan diri dan pengalaman, pemimpin
dapat mengurangi jumlah perhatian dan pengarahan.
Jadi seorang pemimpin yang ingin mengembangkan bawahannya harus
menaikkan rasa percaya diri mereka, dan membantu mereka belajar
mengenaipekerjaannya harus mengubah gaya kepemimpinan terus menerus.
Dalam teori ini masih mempunyai beberapa kelemahan, diantaranya bila manajer
fleksibel dalam gaya kepemimpinannya, atau bila mereka dapat dilatih untuk
mengubah gaya mereka, dapat dianggap mereka akan efektif dalam berbagai
situasi kepemimpinan. Bila sebaliknya manajer relatif kaku dalam gaya
kepemimpinan, mereka akan bekerja dengan efektif hanya dalam situasi yang
paling cocok yang gaya mereka atau yang dapat disesuaikan agar cocok dengan
gaya mereka. Kekakuan seperti itu akan menghambat karier pribadi seorang
pemimpin yang menyebabkan tugas organisasi dalam mengisi posisi manajemen
tidak efektif. 

Tidak ada komentar: