Kamis, 13 April 2023

Teori Agensi

Teori keagenan atau agency theory dikemukakan oleh Michael C.Jensen dan William H. Meckling pada tahun 1976. Teori ini menjelaskan tentang dampak munculnya hubungan antara agen danprincipal akibat pemisahan pengendalian perusahaan. Yang dimaksuddengan agensi atau agen adalah pihak yang mengelola perusahaan ataupihak manajemen, sedangkan prinsipal adalah pemilik perusahaan atau para pemegang saham. Kondisi tersebut merupakan dampak dari pemisahan fungsi pengelola dengan fungsi kepemilikan, sehingga segalaresiko atas kesalahan dalam pengambilan keputusan tidak ditanggung olehmanajemen melainkan oleh pemegang saham (Prinsipal) sebagaipenanggung resiko sepenuhnya. Sochib, (2015:3) menyatakan bahwa terjadinya hubungan keagenanmuncul ketika investor sebagai pemilik perusahaan memberikankepercayaan kepada manajemen untuk mengelola perusahaan danmendelegasikan wewenang dalam pengambilan keputusan kepadamanajemen. Antara investor dengan manajemen merupakan hubungankeagenan sebagai suatu kontrak dimana satu orang atau lebih (prinsipal) 
melibatkan orang lain yaitu agen untuk melakukan beberapa tindakan atasnama mereka untuk mendelegasikan sebagian wewenangan dalampengambilan keputusan.Prinsipal atau pihak pemegang saham akan memberi perintah kepadamanajer untuk mengelola perusahaan tersebut, manajer sebagai pihak yangdiberi kewenangan atas kegiatan perusahaan berkewajiban memberikaninformasi mengenai kondisi perusahaan dan menyediakan laporanperkembangan perusahaan. Terkadang seorang manajer akan cenderungmenyampaikan sesuatu yang bertujuan memaksimalkan utilitasnya tanpamemikirkan dampak dari tindakan opportunistik tersebut. Sebagaipengelola perusahaan, manajer lebih mengetahui tentang informasiinternal perusahaan serta prospek perusahaan dibandingkan pemilikperusahaan (pemegang saham). Masalah keagenan terjadi akibat dari tindakan opportunistik manajeryang menyebabkan kerugian pada perusahaan sehingga nilai perusahaanakan menurun. Inilah yang nantinya dapat menimbulkan biaya keagenan(agency cost). Jansen dan Meckling (1976) dalam Permanasari (2010),biaya agensi dalam masalah keagenan terdiri dari :1.Themonitoringexpenditurebytheprinciple, yaitu biaya pengawasanyang dikeluarkan oleh pemilik saham untuk mengawasi perilaku daripekerja dalam mengelola perusahaan.2.Theboundingexpenditurebytheagent (bounding cost), yaitu biayayang dikeluarkan oleh pekerja untuk menjamin bahwa pekerja tidakbertindak yang merugikan pemilik saham.3.TheResidualLoss, yaitu penurunan tingkat utilitas pemilik sahammaupun pekerja karena adanya hubungan agensi.
 
 
Hal ini menunjukkan bahwa masing-masing pihak memilikikepentingan masing-masing yang saling bertentangan. Ini yang menjadidasar dari konflik keagenan. Konflik keagenan berasumsi bahwamasing-masing pihak termotivasi oleh keinginannya sendiri sehinggatimbul konflik antara pihak manajemen dan pihak pemegang saham. Salahsatu upaya dalam meminimalisir konflik keagenan yaitu dengankepemilikan manajerial sehingga manajer dapat bertanggungjawab penuhterhadap perusahaan tanpa ada kepentingan pribadi karena manajer jugaakan menanggung resiko yang terjadi akibat keputusan yang diambilmanajer. Kepemilikan manajerial cenderung memotivasi kinerja manajersehingga keuntungan perusahaan dapat meningkat, maka nilai perusahaandapat dioptimalkan dan meningkatkan harga saham

Tidak ada komentar: