Sabtu, 30 April 2022

Pengertian Komitment Organisasi (skripsi, tesis dan disertasi)


Organisasi membutuhkan karyawan berkomitment untuk
menghadapi persaingan di seluruh dunia. Komitment organisasi adalah
keadaan spikologis yang mengikat karyawan dalam sebuah organisasi.
Dua pendekatan digunakan untuk mendefinisikan komitment organisasi
oleh para peneliti, yaitu pendekatan Satu dimensi dan pendekatan
Multidimensional.
a. Pendekatan satu – dimensi
Porter,dkk (1974) menyatakan bahwa pendekatan satu dimensi
mengacu pada kekuatan relatif dari identifikasi individu dan
keterlibantannya dalam organisasi tertentu .
b. Pendekatan Multidimensi
Allen,dkk.(1997) menyatakan bahwa pendekatan ini memandang
komitment organisasi sebagai keadaan psikologis yang terdiri dari
tiga komponen (Afektif, kontinue, normatif).
Dorongan utama dari konsep internal marketing adalah
memastikan bahwa karyawan merasa bahwa manajemen peduli tentang
karyawan dan kebutuhan karyawan terpenuhi. Keberhasilan penerapan
konsep tersebut di terjemahkan kedalam karyawan yang bersikap positif
terhadap pekerjaan mereka termasuk komitment organisasi, keterlibatan
kerja, motivasi kerja, dan kepuasan kerja (Tasuhaj et al,1991). Efek
positif yang di hasilkan dari internal marketing berarti bahwa karyawan
akan memberikan input yang maksimum dari pada usaha yang
minimum sehingga lebih memuaskan kebutuhan dan keinginan
pelanggan eksternal (Berry,1981).
Castro,dkk.(2002) menyatakan bahwa komitment organisasi
mengacu pada rasa memiliki; rasa memiliki karyawan terhadap
perusahaan, yang akibatnya akan mempengaruhi kemampuan kinerja
karyawan yang melampaui harapan dalam tujuan perusahaan. Hasil
langsung pemasaran internal adalah peningkatan loyalitas dan
komitmen karyawan dan akhirnya dilaksanakan peningkatan mutu
layanan pelanggan eksternal. Komitmen adalah sikap dan tindakan
karyawan untuk kontribusi dan mengatas namakan kepentingan
organisasi. Mowday (1982) mengemukakan ada tiga komponen untuk
melihat komitment organisasi individu:
1. Keyakinan dan penerimaan yang kuat oleh individu terhadap tujuan
– tujuan dan nilai – nilai organisasi
2. Kesedian untuk berupaya lebih keras demi mencapai tujuan
organisasi
3. Keinginan kuat tetap mempertahankan keanggotannya dalam
organisasi
Dari pandangan Mowday tersebut didukung oleh Robbins
(1982) yang mendefinisikan komitment organisasi sebagai “ suatu
keadaan di mana karyawan memihak kepada organisasi tertentu dan
tujuan – tujuannya, sarta berniat memelihara keanggotannya dalam
organisasi itu”.
Komitment organisasi didefinisikan sebagai komitment dan /
loyalitas karyawan dengan perusahaan seolah – olah karyawan merasa
berkewajiban untuk tinggal bersama dengan organisasi dan akan
bekerjasama sampai jangka panjang (Cichy,dkk.(2009). Para peneliti
telah mengkategorikan komitment menjadi tiga kategori
1. Komitment afektif
Griffin, dkk.(2006) menyatakan bahwa komitment afektif mengacu
pada ikatan emosional karyawan terhadap organisasi dan akan sangat
sensitif terhadap pengalaman bekerja seperti dukungna dari
organisasi. Respon emosional ini juga telah di gambarkan sebagai
penghubung identitas individu dengan identitas organisasi yang
terlepas dari nilai murni instrumental untuk menghasilkan situasi
dimana karyawan ingin melanjutkan hubungan dengan organisasi
(Dawley et al.(2005)
2. Komitment normatif
Mengacu pada keyakinan karyawan bahwa karyawan harus tetap
bersama dengan organisasi dan mengembangkan organisasi tersebut,
karena pengalaman sosialisasi yang menekankan kesesuaian tetap
setia terhadap atasan (Griffin & Hepburn, 2005). Karyawan yang
mempunyai komitmen normatif yang tinggi merasa bahwa karyawan
di wajibkan untuk melanjutkan pekerjaannya (Kondratuk et al.(2004)
3. Komitment kontinyu
Terkait dengan pengorbanan karyawan yang akan berhubungan
dengan organisasi, dan juga berdasarkan pada pengakuan individu
dan ketersediaan karyawan untuk tidak meninggalkan organisasi
(Dawley et al.(2005)
Karyawan merasa seolah – olah perusahaan menjadi bagian
dari keluarga dan bersedia untuk memberikan perilaku yang positif
yang mendukung dan menegakkan nilai – nilai dari perusahaan (Meyer
& Herscovitch,2001), sedangkan Beatty (1988) berpendapat bahwa
nilai – nilai melayani karyawan dan berorientasi pelanggan maka akan
meningkatkan keterikatan karyawan dan komitment untuk perusahaan.
Komitment organisasi akan terkait dengan keterikatan individu dengan
organisasi. Ini juga merupakan sebuah kekuatan identifikasi individu
dengan organisasi tertentu dan partisipasi mereka dalam organisasi
(Zangaro,2001). Hal ini akan membuat karyawan ingin tetap bekerja
dalam perusahaan dan mereka bersedia untuk melakukan yang terbaik
bagi perusahaan.
Menurut Griffin, komitment organisasi adalah sikap yang
mencerminkan sejauh mana seorang individu mengenal dan terikat pada
organisasinya. Seorang individu yang memiliki komitment tinggi
kemungkinan akan melihat dirinya sebagai anggota sejati organisasi.
Dessler memberikan pedoman khusus untuk mengimplikasikan sistem
manajemen yang mungkin membantu memecahkan masalah dan
meningkatkan komitment organisasi pada diri karyawan:
1. Berkomitment pada nilai manusia: membuat aturan tertulis,
memperkerjakan manajer yang baik dan tepat, dan mempertahankan
komunikasi
2. Memperjelas dan mengkomukasikan misi Anda: Memperjelas misi
dan ideologi; berkharisma; menggunakan praktik perekrutan
berdasarkan nilai; menekankan orientasi berdasarkan nilai dan
pelatihan; membentujk tradisi
3. Menjamin keadilan organisasi: Memiliki prosedur penyampaian
keluhan yang koprehensif; menyediakan komunikasi dua arah yang
ekstensif
4. Menciptakan rasa komunitas: Membangun homogenitas berdasarkan
nilai; keadilan; menekankan kerja sama, saling mendukung, dan
kerja tim, berkumpul bersama,
5. Mendukung perkembangan karyawan: Melakukan aktualisasi;
memberikan pekerjaan menantang pada tahun pertama; memajukan
dan memberdayakan; mempromosikan dari dalam; menyediakan
aktivitas perkembangan; menyediakan keamanan kepada karyawan
tanpa jaminan.

Tidak ada komentar: