Jumat, 04 Maret 2022

Tahapan Proyek (skripsi tesis dan disertasi)

Menurut Dipohusodo (1995), tahapan proyek konstruksi dibagi menjadi 5 tahapan, yaitu :

  1. Tahap pengembangan konsep
  2. Tahap perencanaan
  3. Tahap pelelangan
  4. Tahap pelaksanaan konstruksi
  5. Tahap pengoperasian

 

Permasalahan yang sering dihadapi dalam proses penyelenggaraan konstruksi menurut Dipohusodo (1995), secara garis besar dapat digolongkan menjadi 2 bagian , diantaranya :

  1. Masalah dalam proses pencapaian tujuan dari penyelenggaraan konstruksi, yaitu : biaya, mutu dan waktu. Seperti diketahui bahwa penyelenggaraan konstruksi ditujukan untuk menghasilkan banguna atau produk konstruksi yang bermutu dengan pembiayaan yang tidak boros dan keseluruhannya harus dapat diwujudkan dalam rentang waktu yang terbatas.
  2. Masalah yang berkaitan dengan koordinasi dan pengendalian dari seluruh fungsi manajemen, yang dalam proses konstruksi melibatkan banyak unsur, mulai dari penyedia jasa sampai dengan pengguna jasa. Masing – masing pihal mempunyia tugas dan tanggung jawab sesuai denga karakteristik dan profesinya masing – masing, sehingga mutlak diperlukan upaya – upaya koordinasi dan pengendalian melalui cara – cara yang sistematis.

Dipohusodo (1995), menyatakan bahwa penyelesaian pekerjaan tidak tepat waktu adalah merupakan salah satu dari tingkat produktivitas dan sudah barang tentu kesemuanya ini akan mengakibatkan pemborosan dalam pembiayaan, baik berupa pembiayaan yang harus dibelanjakan untuk proyek pemerintah maupun berujud pembengkakan investasi dan kerugian pada proyek swasta.

Metode penjadwalan yang biasa digunakan dalam manajemen proyek konstruksi adalah critical path method (CPM). CPM adalah suatu metode perhitungan total waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu proyek, yang dihitung dari total kebutuhan waktu dari masing-masing tugas serta keterkaitan masing-masing tugas. Pada metode jaringan ini ada beberapa kegiatan yang mempunyai batas toleransi keterlambatan sehingga kegiatan-kegiatan yang keterlambatannya masih dalam batas toleransi tidak akan menyebabkan keterlambatan selesainya proyek, tetapi ada kegiatan yang tidak mempunyai batas toleransi tersebut, sehingga jika terjadi keterlambatan satu hari, meskipun kegiatan yang lain tidak terlambat, maka proyek akan mengalami keterlambatan satu hari. Kegiatan yang tidak memiliki toleransi keterlambatan seperti ini disebut dengan kegiatan kritis (Soehendradjati, 1987)

Tidak ada komentar: