Pengertian pembangunan selama tiga dekade yang lalu adalah kemampuan ekonomi nasional dimana keadaan ekonomi mula-mula relatif statis selama jangka waktu yang lama untuk menaikan dan mempertahankan suatu kenaikan GNP antara 5 sampai 7 persen atau lebih per tahun (Lincolin Arsyad, 1999:11)
Pengertian pembangunan tersebut diukur secara ekonomis, namun demikian bahwa pembangunan yang berprientasi pada pertumbuhan ekonomi perlu juga dibarengi dengan distribusi pendapatan yang lebih merata. Tanpa dibarengi dengan distribusi pendapatan yang merata maka pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak dapat menyelesaikan masalah kesejahteraan masyarakat.
Menurut Michael P. Todaro ada tiga tujuan inti pembangunan yakni :
- Peningkatan ketersediaan serta peluasan distribusi berbagai macam barang kebutuhan hidup yang pokok – seperti pangan, sandang, papan, kesehatan, dan perlindungan keamanan.
- Peningkatan standar hidup yang tidak hanya berupa peningkatan pendapatan, tetapi juga meliputi penambahan penyediaan lapangan kerja, perbaikan kualitas pendidikan, serta peningkatan perhatian atas nilai-nilai kultural kemanusiaan, yang kesemuanya itu tidak hanya untuk memperbaiki kesejahteraan materil, melainkan juga menumbuhkan jati diri pribadi bangsa yang bersangkutan.
- Perluasan pilihan-pilihan ekonomi dan sosial bagi setiap individu serta bangsa secara keseluruhan, yakni dengan membebaskan mereka dari belitan sikap menghamba dan ketergantungan, nbukan hanya terhadap orang atau negara bangsa lain, namun juga terhadap setiap kekuatan yang berpotensi merendahkan nilai-nilai kemanusiaan.
Menurut Nurske dalam ML. Jinghan (2000) mengatakan bahwa negara terbelakang umumnya terjerat ke dalam yang disebut “Lingkaran Setan Kemiskinan” yang mengandung arti deretan melingkar kekuatan – kekuatan yang satu sama lain bereaksi dan beraksi sedemikian rupa sehingga menempatkan suatu negara miskin tetap berada dalam keadaan melarat. Lingkaran setan ini terjadi berawal dari fakta bahwa produktivitas total di negara terbelakang sangat rendah sebagai akibat kekurangan modal, pasar yang tidak sempurna dan keterbelakangan perekonomian. Lingkaran setan dapat dilihat dari tiga sudut sebagai berikut :
- Dari sudut permintaan
Rendahnya tingkatan pendapatan nyata menyebabkan tingkat permintaan menjadi rendah, sehingga pada gilirannya tingkat investasi pun rendah. Tingkat investasi yang rendah kembali menyebabkan modal kurang dan produktivitas rendah.
- Dari sudut penawaran
Produktivitas rendah tercermin di dalam pendapatan nyata yang rendah. Pendapatan nyata yang rendah berarti tingkat tabungan juga rendah. Tingkat tabungan yang rendah menyebabkan tingkat investasi rendah dan modal kurang. Kekurangan modal pada gilirannya bermuara pada produktivitas yang rendah.
- Dari sudut keterbelakangan manusia dan sumber alam
Pengembangan sumber alam pada suatau negara terganting pada kemampuan produktivitas manusianya. Jika penduduknya terbelakang, maka sumber-sumber alam akan tetap terbengkalai, kurang atau bahkan salah guna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar