Selasa, 15 Februari 2022

Pelaku - Pelaku Supply Chain Management Konstruksi (skripsi tesis)

Berdasarkan  beberapa  model  yang dikembangkan  di  supply  chain management konstruksi dapat disimpulkan beberapa komponen utama dalam suatu supply chain management konstruksi, yaitu :

 

 

 

 

  1. Owner (Pelaku Hilir)

 

 

 

Dalam proses produksi konstruksi bila produk yang dibuat berdasarkan permintaan owner, maka peran owner sangat tinggi.  Proses supply chain management dimulai dari inisiatif owner yang memprakarsai dibuatnya produk konstruksi bangunan dan berakhir pada owner ketika produk tersebut selesai diproduksi (Vrijhoef, 1999:138).

Peran owner ada dalam setiap tahapan, sejak tahap feasibility study, perencanaan, pengadaan, pelaksanaan, operasi, dan pemeliharaan. Bahkan dalam tahapan proses produksi  owner dapat menunjuk langsung pihak yang terlibat untuk pelaksanaan nominated subcontractor/nominated supplier.

 

  1. Kontraktor (Pelaku Utama)

 

 

 

Kontraktor adalah suatu organisasi konstruksi yang memberikan layanan pekerjaan pelaksanaan konstruksi berdasarkan perencanaan teknis dan spesifikasi yang telah ditetapkan.   Sekarang ini berkembang berbagai organisasi yang berperan sebagai kontraktor, mulai dari perusahaan individu hingga perusahaan besar dengan jumlah pekerja yang banyak. Begitu  pula  dengan  ruang  lingkup  pekerjaan  kontraktor  dalam  suatu proyek, terdapat spektrum yang sangat beragam, mulai dari lingkup pekerjaan  yang  sangat  sempit,  hingga  lingkup  keseluruhan  pekerjaan dalam suatu proyek konstruksi.

 

 

 

 

  1. Subkontraktor, Supplier, dan Mandor (pelaku di hulu)

 

 

 

  1. Subkontraktor dan Spesialis

 

Subkontraktor adalah perusahaan konstruksi yang berkontrak dengan kontraktor utama untuk melaksanakan beberapa bagian pekerjaan kontraktor  utama.  Terminologi  subkontraktor  dalam  konteks tradisional terdapat satu kontraktor yang memiliki hubungan kontrak dengan owner yaitu kontraktor utama sehingga menempatkan kontraktor lainnya  yang tidak memiliki hubungan langsung dengan owner  sebagai  subordinan  dari  kontraktor  utama  tersebut.  Hirarki dalam hubungan kontrak ini menimbulkan istilah kontraktor utama, subkontraktor, bahkan sub-subkontraktor.

Penggolongan sub kontraktor berdasarkan jenis aktivitas terdiri dari : subkontraktor pada aktivitas dasar, subkontraktor pada pekerjaan yang membutuhkan  teknik  khusus,  serta  subkontraktor  pada  pekerjaan khusus dan yang berkaitan dengan material khusus. Sedangkan penggolongan subkontraktor berdasarkan sumber daya yang diberikan terdiri dari:subkontraktor yang memberikan jasa pelaksanaan saja (labor-only subcontractor), subkontraktor yang memberikan sumber daya  berupa pekerja dan  material,  subkontraktor  yang  memberikan sumber daya berupa pekerja, material, dan perencanaan (design), serta subkontraktor yang memberikan sumber daya berupa pekerja, material, dan perencanaan (design), dan jasa pemeliharaan. Sedangkan specialist trade contractor adalah suatu perusahaan yang memberikan design, manufacture, purchase, assembly, installation, testing, dan commission

 

 

 

 

dari item-item yang diperlukan dalam suatu proyek konstruksi bangunan. Specialist trade contractor dapat dibedakan menjadi dua, yaitu specialist contractor yang memberikan jasa perencanaan (design service) bagi item yang diproduksi serta dipasang pada konstruksi bangunan dan trade contractor yang melaksanakan pekerjaan dengan skill  tertentu  dalam  konstruksi  bangunan  tanpa  melakukan perencanaan.

 

  1. b. Subkontraktor tenaga kerja

 

 

 

Industri konstruksi merupakan entry point yang relatif mudah dalam memasuki  dunia  kerja  sehingga  muncul  suatu  kelompok  pekerja dengan skill yang rendah. Kelompok ini memiliki pemimpin yang disebut dengan mandor.Mandor bertindak sebagai penghubung antara kontraktor   dengan   pekerja.   Mandor   memberikan   jasa   kepada kontraktor sebagai pemasok tenaga kerja (labor only subcontractor) berbagai keahlian yang spesifik (misalnya: tukang gali, tukang batu, dan tukang kayu) dan tingkatan keahlian yang berbeda-beda (misalnya: pekerja  terampil,  pekerja  setengah  terampil,  dan  tukang).  Dengan proses produksi pada industri konstruksi yang umumnya memiliki karakteristik penggunaan teknologi yang relatif rendah serta tingginya intensitas penggunaan pekerja maka keberadaan mandor sebagai pemasok tenaga kerja yang menyediakan jasa kepada kontraktor untuk mengkonversikan material menjadi intermediate product sangat diperlukan.

 

 

 

 

  1. c. Supplier dan manufaktur konstruksi

 

Dilihat dari jenis material yang diperlukan dalam suatu proyek konstruksi bangunan, terdiri dari material alam seperti pasir, kerikil, batu alam, dan material hasil produksi manfaktur seperti besi beton, keramik, panel beton precast. Dengan demikian terdapat dua jenis pelaku yang terlibat dalam aliran material-material yang dibutuhkan dalam proyek konstruksi bangunan :

-     Manufaktur konstruksi memproduksi material-material konstruksi dengan mengolah material-material alam hingga menghasilkan komponen bangunan tertentu.

-     Supplier   mendistribusikan   material    yang   diperoleh   kepada pengguna. Dari jenis material yang didistribusikan maka supplier ini dapat dibedakan menjadi supplier material alam dan supplier komponen bangunan.

Material alam terlebih dahulu mengalami proses di dalam suatu manufaktur sebelum memasuki lokasi konstruksi hal ini menunjukkan adanya hubungan antar industri konstruksi dan industri manufaktur yang memproduksi komponen bangunan. Industri manufaktur khususnya yang memproduksi komponen konstruksi telah mendukung industri konstruksi. Adanya manufaktur konstruksi sebagai pihak yang melakukan  produksi  di  luar lokasi  konstruksi  (off  site production), memiliki kontribusi besar bagi konstruksi untuk lebih mengefisienkan proses konstruksi yang terjadi dalam lokasi konstruksi

Tidak ada komentar: