Rencana merupakan dasar dan titik tolak dalam kegiatan pelaksanaan,
selanjutnya dalam pelaksanaan pekerjaan agar tidak terjadi penyimpangan
rencana, perlu dilakukan tindakan pencegahan. Alat untuk mencegah
penyimpangan dan penyelewengan tersebut adalah pengawasan.
Pengawasan sangat diperlukan supaya pelaksanaan pekerjaan sesuai
dengan yang direncanakan, pengawasan ini bertujuan untuk memperbaiki
tindakan-tindakan yang salah di dalam pelaksanaannya dengan maksud apa yang
dikerjakan sesuai dengan yang diinginkan. Pengawasan kerja berusaha agar
produksi yang dibutuhkan dapat dihasilkan dengan cara yang efektif dan
seefisien mungkin dengan kualitas yang diharapkan dan dalam memproduksi
barang tersebut sesuai dengan waktu yang telah ditentukan sesuai dengan
rencana.
Pimpinan yang baik akan selalu menciptakan suasana kerja yang
menyenangkan dimana terjadi hubungan yang baik antara bawahan dengan atasan
sehingga, dapat merangsang semangat dan kegairahan kerja pegawai dan
menimbulkan rasa pada diri pegawai bahwa dirinya merupakan bagian dari
perusahaan.
Oleh karena itu pengawasan sangat diperlukan dalam menjalankan
produksi demi tercapainya tujuan, dengan pengawasan apabila terjadi kesalahan
pemimpin telah mengetahui sejauh mana kesalahan-kesalahan yang dilakukan
oleh para pegawai dan jalan apa yang harus diambil untuk langkah-langkah
selanjutnya.
Pengawasan berhubungan cukup erat dengan perencanaan, rencana tidak
akan berjalan dengan baik bila tidak ada pengawasan di dalam pelaksanaannya,
dengan adanya pengawasan dapat dibandingkan hasil yang sedang dicapai dengan
hasil menurut rencana.
Pengawasan mempunyai peranan yang penting dalam manajemen
kepegawaian. Ia mempuyai hubungan yang terdekat dengan pegawai-pegawai
perseorangan secara langsung dan baik buruknya pegawai bekerja sebagian akan
tergantung kepada betapa efektifnya ia bergaul dengan mereka.
Menurut George R. Terry (2005:232) menjelaskan bahwa : pengawasan
merupakan proses untuk mendeterminasi apa yang dilaksanakan, mengevaluasi
pelaksanaan dan bilamana perlu menerapkan tindakan perbaikan sedemikian rupa
hingga pelaksanaannya sesuai dengan rencana.
Menurut Handoko (2010:359) adalah proses untuk menjamin bahwa
tujuan-tujuan organisasi dan manajemen tercapai. Ini berkenaan dengan cara-cara
membuat kegiatan-kegiatan sesuai yang direncanakan. Pengertian ini menunjukan
adanya hubungan yang sangat erat antara perencanaan dengan pengawasan,
langkas proses pengawasan adalah langkah perencanaan, penetapan tujuan,
standar atau sasaran pelaksanaan suatu kegiatan.
Siagian (2010:25) mengatakan bahwa pengawasan adalah proses
pengamatan dari pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar
semua pekerjaan yang dilaksanakan berjalan sesuai dengan rencana sebelumnya.
Lubis (1998:153) mengidentifikasikan pengawasan sebagai berikut :
Pengawasan terdiri atas tindakan meneliti apakah segala sesuatu tercapai atau
berjalan dengan rencana yang telah ditetapkan berdasarkan instruksi-intruksi yang
telah dikeluarkan, prinsip-prinsip yang telah ditetapkan. Pengawasan bertujuan
menunjukkan atau menemukan kelemahan-kelemahan agar dapat diperbaiki dan
mencegah berulangnya kelemahan-kelemahan dan kesalahan-kesalahan itu.
Menurut Purwanto (2001:76) pengertian dari supervisi atau pengawasan
adalah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru
dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif.
Sejalan dengan pandangan diatas pengertian pengawasan sebagai segala
usaha atau kegiatan untuk mengetahui dan menilai kenyataan yang sebenarnya
mengenai sasaran dan objek yang diperiksa.
Sedangkan secara langsung pengawas bertujuan untuk :
a. Menjamin ketepatan waktu pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana yang
dilakukan untuk mencapai kebijaksanaan dan perintah
b. Menertibkan arahan kegiatan pekerjaan
c. Mencegah pemborosan dan penyelewengan dalam melakukan pekerjaan
d. Menjamin terwujudnya kepuasan masyarakat atas barang atau jasa yang
dihasilkan
e. Membina kepercayaan masyarakat terhadap kepemimpinan organisasinya yang
tengah berjalan
Menurut Moekidjat (1999:119) terdapat cirri-ciri pengawas yang efektif
antara lain ;
a. Ia memenuhi keinginan pegawai-pegawai bawahannya
b. Ia selalu memberi keterangan yang sebaik-baiknya kepada pegawaipegawainya
c. Ia mengizinkan pegawaio-pegawai bawahan menggunakan kebijaksanaan
dan keputusan-keputusan.
d. Ia tidak melampaui batas wewenang dari para ahli
e. Membuka pintu selebarnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar