Laba merupakan indikasi kesuksesan suatu perusahaan. Oleh karena itu,
suatu perusahaan memiliki tujuan untuk memperoleh laba yang maksimal, laba
yang memadai yang sesuai dengan jumlah investasi yang ditanamkan untuk
menghasilkan produk ataupun jasa yang sesuai dengan pertumbuhan jangka
panjang. Pada saat membicarakan laba, umumnya orang-orang mengaitkannya
dengan uang sisa atau selisih dari pendapatan setelah dikurangi semua biaya yang
dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan itu. Laba biasanya mengacu pada
kelebihan pendapatan atas biaya. Besarnya laba tergantung pada seberapa besar
pendapatan yang diperoleh dari penjualan dibandingkan jumlah biaya yang terjadi
dalam membuat produk yang akan dijual.
Menurut Mulyadi (2005 : 69), mengemukakan bahwa laba perusahaan
merupakan :
“Laba adalah selisih antara hasil penjualan atau pendapatan dengan beban
perusahaan selama periode tertentu”.
Menurut Soemarso (2002 : 312), mengemukakan bahwa definisi laba
adalah sebagai berikut :
“Laba adalah selisih lebih pendapatan atas beban, sehubungan dengan
usaha untuk memperoleh pendapatan tersebut selama periode tertentu”.
Sedangkan menurut Sofyan Syafri Harahap (2002 : 273) mengutip dari
Belkouli definisi tentang laba menurut akuntansi mengandung lima sifat, yaitu :
1. Laba akuntansi didasarkan pada akuntansi yang benar-benar terjadi yaitu
timbulnya hasil dan biaya untuk mendapatkan hasil tersebut.
2. Laba akuntansi didasarkan pada postulat “periodik” laba itu, artinya
merupakan prestasi perusahaan itu pada periode tertentu.
3. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip revenue yang memerlukan batasan
tersendiri tentang apa yang termasuk hasil.
4. Laba akuntansi memerlukan perhitungan terhadap biaya dalam bentuk biaya
historis yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan hasil tertentu.
5. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip “matching”, artinya hasil dikurangi
biaya yang diterima atau dikeluarkan dalam periode yang sama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar