Sistem nilai tukar dapat dikategorikan dalam beberapa jenis berdasarkan
pada seberapa kuat tingkat pengawasan pemerintah pada nilai tukar (Madura,
2006). Secara umum, system nilai tukar dapat dibagi menjadi
a) System tetap (Fixed Exchange Rate)
Pada sistem nilai tukar tetap, nilai tukar mata uang dibuat konstan
ataupun hanya diperbolehkan berfluktuasi dalam kisaran yang sempit. Bila
pada suatu saat nilai tukar mulai berfluktuasi pada kisaran yang terlalu besar,
maka pemerintah akanmelakukan intervensi untuk menjaga agar fluktuasi tetap
berada dalam kisaran yang diinginkan.
b) Sistem Mengambang Bebas (Freely Floating Exchange Rate)
Pada sistem nilai tukar mengambang bebas, nilai
tukarakandisesuaikansecara terus menerus sesuai dengan kondisi penawaran
dan permintaan darimata uang tersebut.
c) Sistem Mengambang Terkendali (Managed Floating Exchange Rate)
Sistem nilai tukar ini berada diantara sistem tetap dan mengambang
bebas.Nilai tukar dibiarkan mengambang dari hari ke hari dan tidak ada
batasan-batasan resmi, tetapi pemerintah sewaktu-waktu dapat melakukan
intervensi untuk menghindarkan fluktuasi yang terlalu jauh dari mata uangnya.
d) Sistem Terikat (Pegged Exchange Rate)
Sistem nilai tukar terikat, dimana mata uang lokal diikatkan nilainya pada
sebuah valuta asing atau pada sebuah jenis mata uang tertentu. Nilai mata uang
lokal akan mengikuti fluktuasi dari nilai mata uang yang dijadikan ikatan
tersebut.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Tukar :
Kurs nilai tukar akan berubah sepanjang waktu karena perubahan kurva
permintaan dan penawaran. Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan kurva
permintaan dan penawaran tersebut (Madura, 2006:128-135) adalah :
a. Perubahan tingkat inflasi relative dapat mempengaruhi aktivitas perdagangan
internasional yang akan mempengaruhi permintaan dan penawaran suatu mata
uang dan karenanya memengaruhi nilai tukar.
b. Perubahan pada suku bunga relatif memengaruhi investasi pada sekuritas asing,
yang akhirnya akan mempengaruhi permintaan dan penawaran mata uang dan
juga akan mempengaruhi kurs nilai tukar.
c. Tingkat pendapatan relative juga akan mempengaruhi kurs mata uang. Hal ini
dikarenakan pendapatan mempengaruhi jumlah permintaan barang impor,
maka pendapatan dapat mempengaruhi kurs mata uang.
d. Pengendalian pemerintah. Pemerintah negara asing dapat mempengaruhi kurs
keseimbangan dengan berbagai cara, termasuk mengenakan batasan atas
pertukaran mata uang asing, mengenakan batasan atas perdagangan asing,
mencampuri pasar mata uang asing (dengan membeli dan menjual), dan
memengaruhi variable mikro seprti inflasi, suku bunga, dan tingkat
pendapatan.
e. Prediksi pasar kurs mengenai mata uang dimasa depan. Seperti pasar keuangan
lain, pasar mata uang asing juga bereaksi terhadap berita yang memiliki
dampak masa depan, yang akan memberikan tekanan menurunkan atau
meningkatkan nilai tukar mata uang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar