Kamis, 28 Oktober 2021

Pengertian Asimetri Informasi (skripsi dan tesis)


Asimetri informasi merupakan ketimpangan informasi antara
manajer dan pemegang saham atau stakeholder lainnya, di mana manajer
lebih mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa
depan dibandingkan pemegang saham tersebut. Ujiyanto dan Perwira
(2015), menjelaskan bahwa manajer yang bertugas mengelola perusahaan
seharusnya lebih banyak mengetahui informasi internal dan prospek
perusahaan dimasa yang akan datang dibandingkan pemilik atau
pemegang saham, manajer berkewajiban memberikan sinyal mengenai
kondisi perusahaan kepada pemilik.
Asimetri informasi dapat diukur dengan nilai bid-ask spread yang
merupakan selisih harga beli tertinggi dengan harga jual terendah saham.
Pengukuran asimetri informasi dengan bid-ask spread ini pedagang
sekuritas menetapkan bid-ask spread sedemikian rupa sehingga
keuntungan yang diharapkan dari pedagang tidak terinformasi dapat
menutup kerugian dari pedagang terinformasi. Oleh karena itu, komponen
adverse selection dari spread ini akan lebih besar ketika pedagang
sekuritas merasakan bahwa kecenderungan untuk berdagang dengan 
pedagang terinformasi lebih besar, atau ketika ia meyakini bahwa
pedagang terinformasi memiliki informasi yang lebih akurat. (Ifonie,2012)
Terdapat dua macam terjadi asimetri informasi yaitu:
1. Adverse selection, yaitubahwa para manajer serta orang-orang dalam
lainnya biasanya mengetahui lebih banyak tentang keadaan dan prospek
perusahaan dibandingkan investor pihak luar. Fakta uang mungkin dpat
dipengaruhi keputusan yang akan diambil oleh pemegang saham tersebut
tidak disampaikan informasinya kepada pemegang saham.
2. Moral hazard, yaitu bahwa kegiatan yang dilakukan oleh seorang manajer
tidak seluruhnya diketahui oleh pemegang saham maupun pemberi
pinjaman. Sehingga manajer dapat melakukan tindakan diluar pengetahuan
pemegang saham yang melanggar kontrak dan sebenarnya secara etika
atau norma mungkin tidak layak dilakukan.Berkaitan dengan bid-ask
spread, akuntan terfokus pada komponen adverse selection karena
berhubungan penyediaan informasi ke pasar modal.
Murwaningsari (2012), dalam penelitiannya juga menggunakan model
bid-ask spread untuk mengukur asimetri informasi. Bid-ask spread
merupakan selisih harga beli tertinggi dengan harga jual terendah. Namun
penggunaan bid-ask spread dijelaskan memiliki beberapa kelemahan,
salah satunya adalah bid-ask spread tidak terlalu sensitif terhadap
lingkungan informasi sehingga hal ini akan menyulitkan investor dalam
mendeteksi adanya asimetri informasi. 
Sementara itu dalam pengukuran asimetri informasi dengan bid-ask
spread terdapat suatu komponen spread yang memberikan kontribusi
terhadap kerugian yang dialami dealer ketika bertransaksi dengan
pedagang berinformasi. Komalasari dan Baridwan (2001) dalam Perwira
(2015), spread dapat diukur dengan komponen-komponen sebagai berikut :
1. Kos penyimpanan persediaan (inventory holding cost), yaitu cost yang
ditanggung oleh pedagang sekuritas untuk membawa persediaan saham
agar dapat diperdagangkan sesuai dengan permintaan.
2. Kos pemrosesan pesanan (order processing cost), terdiri dari biaya yang
dibebankan oleh pedagang sekuritas (efek) atas kesiapannya
mempertemukan pesanan pembelian dan penjualan, dan kompensasi untuk
waktu yang diluangkan oleh pedagang sekuritas guna menyelesaikan
transaksi.
3. Kos informasi asimetri, lahir karena adanya dua pihak trader yang tidak
sama dalam memiliki dan mengakses informasi, yaitu informed trader,
yang memiliki informasi superior, dan uninformed trader yang tidak
memiliki informasi.

Tidak ada komentar: