Sabtu, 04 September 2021

Theory of Planned Behavior/ Theory of Reasoned Action (skripsi dan tesis)


Teori yang dapat menjelaskan hubungan antara sikap dengan perilaku
seseorang adalah Theory of Planned Behavior (TPB) yang merupakan
pengembangan dari Theory of Reasoned Action (TRA). Theory of Reasoned
Action (TRA) dapat diaplikasikan ke dalam perilaku konsumen. Misalnya
pada perilaku membeli dipengaruhi oleh niat (intention), sikap terhadap
perilaku (attitude towards behavior) dan norma-norma subjektif (subjective
norm) (Dharmmesta, 2010). Teori ini menjelaskan bahwa sikap akan
mempengaruhi perilaku melalui suatu proses pengambilan keputusan yang
teliti dan beralasan, dan berdampak pada tiga hal yaitu: (1) perilaku bukan
hanya dipengaruhi oleh sikap secara umum tetapi juga dengan oleh sikap
yang lebih spesifik terhadap suatu obyek, (2) perilaku tidak hanya
dipengaruhi oleh sikap tetapi juga oleh norma-norma subyektif yaitu
keyakinan mengenai apa yang orang lain inginkan agar melakukan sesuatu,
dan (3) sikap terhadap perilaku bersama dengan norma subyektif
membentuk niat untuk berperilaku.
(Thimotius, 2016) mengemukakan di dalam Theory of Planned
Behavior, bahwasanya manusia cenderung bertindak sesuai dengan intensi
dan persepsi pengendalian melalui perilaku tertentu, dimana intensi
dipengaruhi oleh tingkah laku, normai subjektif serta pengendalian perilaku.
Dari ketiga hal yang menentukan intensi tersebut, tingkah laku merupakan
poin utama yang mampu memprediksi sebuah perilaku. Pada Theory of
Planned Behavior ini juga dijelaskan bahwa niat berperilaku (behavioral
intention) tidak hanya dipengaruhi oleh sikap terhadap perilaku (attitude
towards behavior) dan norma subyektif (subjective norm), tetapi juga
dipengaruhi oleh kontrol keperilakuan yang dirasakan (perceived behavioral
control). Kontrol keperilakuan dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu dan
perkiraan seseorang mengenai sulit atau tidaknya untuk melakukan perilaku
tertentu (Azwar, 2009). Karenanya niat berperilaku dapat menunjukkan
perilaku yang akan dilakukan oleh seseorang. Hal ini dapat menjelaskan
apabila seorang yang memiliki minat berinvestasi maka dia cenderung akan
melakukan tindakan-tindakan untuk dapat mencapai keinginannya
berinvestasi. Misalkan dengan mengikuti pelatihan dan seminar tentang
investasi, menerima dengan baik penawaran investasi, dan pada akhirnya
melakukan investasi (Kusmawati, 2011).

Tidak ada komentar: