Secara etimologis resiliensi diadaptasi dari kata dalam Bahasa
Inggris resilience yang berarti daya lenting atau kemampuan untuk
kembali dalam bentuk semula. Resiliensi merupakan kemampuan
seseorang untuk bertahan, bangkit, dan menyesuaikan dengan kondisi
yang sulit (Reivich K. & Shatte A., 2002: 1). Individu yang memiliki
resiliensi mampu untuk secara cepat kembali kepada kondisi sebelum
trauma, terlihat kebal dari berbagai peristiwa-peristiwa kehidupan
yang negatif, serta mampu beradaptasi terhadap stres yang ekstrim dan
kesengsaraan (Holaday Morgot, 1997: 348).
Tidak jauh berbeda dengan definisi yang disampaikan di atas
Newcomb (LaFramboise Teresa. D. 2006: 194) melihat resiliensi
sebagai suatu mekanisme perlindungan yang memodifikasi respon
individu terhadap situasi-situasi yang beresiko pada titik-titik kritis
sepanjang kehidupan seseorang. Tingkat kekenyalan yang membuat
seseorang mampu untuk bertahan, bangkit, dan menyesuaikan dengan
kondisi yang demikian dinamakan resiliensi (Sales Pau Perez. 2005:
369). Resiliensi secara umum didefinisikan sebagai kemampuan untuk
mengatasi atau beradaptasi terhadap stres yang ekstrim dan
kesengsaraan Garmezy, Luther&Zigler, (Holaday Morgot. 1997: 348).
Menurut Block (Papalia D. E. 2001:525) resiliensi
dikonseptualisasikan sebagai salah satu tipe kepribadian dengan ciriciri, kemampuan penyesuaian yang baik, percaya diri, mandiri, pandai
berbicara, penuh perhatian, suka membantu dan berpusat pada tugas.
Menurut Garmezy (Damon William, 1998: 499) menyampaikan
konsep yang berbeda, resiliensi bukan dilihat sebagai sifat yang
menetap pada diri individu, namun sebagai hasil transaksi yang
dinamis antara kekuatan dari luar dengan kekuatan dari dalam
individu. Hal ini senada dengan Masten (LaFramboise Teresa D.
2006: 194) yang mengungkapkan bahwa resiliensi merupakan sebuah
proses dan bukan atribut bawaan yang tetap.
Resiliensi lebih akurat jika dilihat sebagai bagian dari
perkembangan kesehatan mental dalam diri seseorang yang dapat
dipertinggi dalam siklus kehidupan seseorang. Berdasarkan uraian di
atas dapat ditarik kesimpulan bahwa resiliensi adalah kemampuan
seseorang untuk bertahan, bangkit, dan menyesuaikan dengan kondisi
yang sulit sehingga individu dapat terlindungi dari efek negatif resiko
dan kemalangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar