Minggu, 26 September 2021

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Resiliensi (skripsi dan tesis)


Everall Robin, (2006: 461-470) memaparkan tiga faktor yang
mempengaruhi resiliensi, antara lain sebagi berikut.
1) Faktor Individual
Faktor individual meliputi kemampuan kognitif individu,
konsep diri, harga diri, dan kompetensi sosial yang dimiliki
individu. Keterampilan kognitif berpengaruh penting pada
resiliensi individu. Intelegensi minimal rata-rata dibutuhkan bagi
pertumbuhan resiliensi pada diri individu karena resiliensi sangat
terkait erat dengan kemampuan untuk memahami dan
menyampaikan sesuatu lewat bahasa yang tepat, kemampuan
membaca, dan komunikasi non verbal. Resiliensi juga
dihubungkan dengan kemampuan untuk melepaskan pikiran dari
trauma dengan menggunakan fantasi dan harapan-harapan yang
ditumbuhkan pada diri individu yang bersangkutan.
Delgado (LaFramboise Teresa D, 2006: 195-196)
menambahkan dua hal terkait dengan faktor individual, meliputi.
a) Gender
Gender memberikan kontribusi bagi resiliensi individu.
Resiko kerentanan terhadap tekanan emosional, perlindungan
terhadap situasi yang mengandung resiko, dan respon terhadap
kesulitan yang dihadapi dipengaruhi oleh gender.
b) Keterikatan dengan Kebudayaan
Keterikatan dengan budaya meliputi keterlibatan
seseorang dalam aktivitas-aktivitas terkait dengan budaya
setempat berikut ketaatan terhadap nilai-nilai yang diyakini
dalam kebudayaan tersebut. Resiliensi dipengaruhi secara kuat
oleh kebudayaan, baik sikap-sikap yang diyakini dalam suatu
budaya, nilai-nilai, dan standar kebaikan dalam suatu
masyarakat.
2) Faktor Keluarga
Faktor keluarga meliputi dukungan yang bersumber dari
orang tua, yaitu bagaimana cara orang tua untuk memperlakukan
dan melayani anak. Selain dukungan dari orang tua struktur
keluarga juga berperan penting bagi individu.
3) Faktor Komunitas
Faktor komunitas meliputi kemiskinan dan keterbatasan
kesempatan kerja. Kemiskinan merupakan keadaan dimana terjadi
ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti
makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan.
Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh
kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan
pekerjaan. Pada umumnya di negara Indonesia penyebab-penyebab
kemiskinan diantaranya laju pertumbuhan penduduk, angkatan
kerja, distribusi pendapatan dan pemerataan pembangunan, tingkat
pendidikan yang rendah, kurangnya perhatian dari pemerintah.
Keterbatasan kesempatan kerja merupakan suatu keadaan
dimana kurangnya peluang setiap penduduk di suatu negara untuk
mendapatkan pekerjaan yang layak. Keadaan tersebut dapat
diakibatkan karena kurangnya keterampilan yang dimiliki oleh
setiap individu terhadap suatu jenis pekerjaan tertentu. Faktor
pendidikan juga mempengaruhi setiap individu untuk mendapatkan
pekerjaan yang layak. Keterbatasan kesempatan kerja juga memicu
munculnya pengangguran sebagai masalah sosial. Kemiskinan dan
keterbatasan kesempatan kerja merupakan kategori masalah sosial
ekonomi yang bersifat komunitas.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan resiliensi dipengaruhi
oleh faktor-faktor dari dalam individu (internal) dan faktor-faktor dari
luar individu (exsternal). Faktor internal meliputi, kemampuan
kognitif, gender, serta keterikatan individu dengan budaya. Faktor
exsternal mencakup faktor dari keluarga dan komunitas.

Tidak ada komentar: