Kamis, 01 Juli 2021
Proses Investasi (skripsi dan tesis)
Proses investasi terdiri dari lima tahap yaitu :
a). Penentuan tujuan investasi. Tujuan investor antara yang satu dengan
yang lain tidak sama, tergantung dari keputusan yang dibuat.
b). Penentuan kebijakan investasi. Tahap ini merupakan tahap penentuan
kebijakan untuk memenuhi tujuan investasi yang telah ditetapkan.
c). Pemilihan strategi portofolio. Ada dua strategi yang dipilih, yaitu
strategi portofolio aktif dan strategi portofolio pasif. Strategi portofolio
aktif meliputi penggunaan informasi yang tersedia dan teknik-teknik
peramalan secara aktif untuk mencari kombinasi portofolio yang lebih
baik. Strategi portofolio pasif meliputi aktivitas investasi pada
portofolio yang seiring dengan kinerja indek pasar.
d). Pemilihan asset. Tahap ini merupakan proses pengevaluasian setiap
sekuritas yang ingin dimasukan dalam portofolio.
e). Pengukuran dan evaluasi kinerja portofolio. Tahap ini meliputi kinerja
portofolio dan pembandingan hasil pengukuran tersebut dengan kinerja portofolio lainnya melalui proses benchmarking (Tendelilin:2000).
Portofolio yang efisien adalah portofolio yang memberikan return
ekspektasi terbesar dengan risiko yang sudah pasti atau portofolio yang
mengandung risiko terkecil dengan tingkat return ekspektasi yang
sudah pasti. Portofolio yang efisien ditentukan dengan memilih tingkat
return ekspektasi tertentu dan kemudian meminimumkan risikonya
atau menentukan tingkat risiko yang tertentu dan kemudian
memaksimumkan return ekpektasinya (Hartono:2000).
B. Return dan Risiko
1. Pengertian Return
Return adalah hasil yang diperoleh dari investasi (Hartono:2000).
Pengujian prediktabilitas return dapat dilakukan dengan berbagai cara,
antara lain dengan (Tandelilin:2000) :
a). Mempelajari pola return seasonal.
b). Menggunakan data return di masa lalu, baik untuk prediktabilitas
jangka pendek dan jangka panjang.
c). Mempelajari hubungan return dengan karakteristik perusahaan.
Return saham suatu perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktorfaktor fundamental, seperti return on equity, quick ratio, leverage ratio,
asset growth, accounting beta, earning variability dan dividen payout.
Faktor fundamental merupakan faktor yang mempengaruhi beta saham.
Investor akan menghadapi dua kemungkinan dalam melakukan investasi, yaitu tingkat keuntungan yang diharapakan (expected rate of return) dan
tingkat risiko (risk).
2. Pengertian Risiko
Menurut Hartono (2000) risiko adalah kemungkinan
menyimpangnya keuntungan yang sesungguhnya (actual return) dari
tingkat keuntungan yang diharapkan (expected return). Risiko merupakan
salah satu faktor penting yang harus diperhatikan dalam analisis investasi,
karena setiap pilihan investasi selalu mengandung risiko dan risiko inilah
yang mempengaruhi keuntungan yang akan diperoleh pemodal dari
investasinya. Risiko merupakan variabilitas return realisasi terhadap
return yang diharapkan. Risiko berhubungan dengan ketidak pastian.
Pemodal dalam berinvestasi akan mendapatkan return di masa datang
dengan nilai yang belum diketahui. Pemodal dalam berinvestasi cenderung
untuk menghindar dari kemungkinan menanggung risiko, tetapi pemodal
tidak dapat terbebas dari risiko.
Menurut Aryani, Setiawan dan Warsito (2003)
Risiko investasi dibagi menjadi dua :
a). Risiko sistematik
Risiko sistematik merupakan variabilitas dalam total return suatu
sekuritas yang secara langsung berhubungan dengan pasar secara
keseluruhan, sehingga setiap pemodal tidak dapat menghilangkannya
dengan diversifikasi sekuritas atau portofolio. Risiko ini disebut juga
Risiko yang tidak dapat didiversifikasi (nondiversifiable risk). Penyebabnya antara lain tingkat inflansi, tingkat bunga, risiko pasar
maupun kondisi politik negara.
b). Risiko tidak sistematik
Risiko tidak sisitematik merupakan variabilitas dalam total return
suatu sekuritas yang tidak berhubungan dengan pasar secara
keseluruhan atau dapat dikatakan hanya terjadi pada suatu perusahaan
tertentu. Risiko ini disebut tidak sistematik karena pengaruhnya tidak
sama terhadap perusahaan yang satu dengan yang lain. Penyebabnya
adalah berasal dari dalam perusahaan seperti risiko finansial, risiko
manajemen dan risiko likuiditas. Risiko sistematik ini dapat
dihilangkan dengan cara melakukan diversifikasi sekuritas karena sifat
dari risiko ini yang unik untuk suatu perusahaan sehingga hal buruk
yang terjadi pada suatu perusahaan dapat dihilangkan dengan memilih
perusahaan yang memiliki hal yang baik. Risiko ini disebut juga risiko
yang dapat didiversifikasikan atau diversifiable risk.
Ada beberapa sumber risiko yang bisa mempengaruhi besarnya
risiko suatu investasi (Tandelilin:2000) :
1. Risiko suku bunga. Perubahan tingkat suku bunga akan mempengaruhi
harga saham secara terbalik, ceteris paribus, yaitu jika tingkat suku
bunga naik, maka harga saham akan turun begitu pun sebaliknya.
2. Risiko pasar. Risiko ini merupakan fluktuasi pasar secara keseluruhan
yang mempengaruhi variabilitas return suatu investasi. 3. Risiko inflansi. Bila tingkat inflansi naik, investor akan menuntut
tambahan premium inflansi untuk mengkompensasi penurunan daya beli
yang dialaminya.
4. Risiko bisnis. Merupakan suatu risiko dalam menjalankan bisnis yang
bergerak dalam suatu industri tertentu.
5. Risiko finansial. Risiko ini berkaitan dengan keputusan suatu perusahaan
untuk menggunakan utang dalam pembiayaan modalnya.
6. Risiko likuiditas. Risiko ini berkaitan dengan kecepatan suatu sekuritas
yang diterbitkan oleh suatu perusahaan untuk bisa diperdagangkan di
pasar sekunder.
7. Risiko nilai tukar mata uang. Risiko ini berkaitan dengan nilai tukar
mata uang domestik dengan nilai mata uang negara lain.
8. Risiko negara. Risiko ini sangat berkaitan erat dengan kondisi
perpolitikan disuatu negara, terutama untuk perusahaan yang beroperasi
di luar negeri.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar