Tahapan perkembangan moral adalah ukuran dari tinggi rendahnya moral
seseorang berdasarkan perkembangan penalaran moralnya seperti yang diungkapkan
Kohlberg (1969). Teori ini berpandangan bahwa penalaran moral, yang merupakan
dasar dari perilaku etis, mempunyai enam perkembangan yang dapat teridentifikasi.
Ia mengikuti perkembangan dari keputusan moral seiring penambahan usia yang
semula diteliti Piaget (1958), yang menyatakan bahwa logika dan moralitas
berkembang melalui tahapan-tahapan konstruktif.
Moral pada dasarnya dipandang sebagai penyelesaian antara kepentingan diri dan
kelompok, antara hak dan kewajiban. Moral juga dapat diartikan bagaimana orang
harus berperilaku dan bersikap kepada orang lain. Perilaku tersebut muncul
bersamaan dengan peralihan eksternal ke internal yang disertai perasaan tanggung
jawab pribadi atas setiap tindakan seperti adanya pertimbangan
kesejahteraankelompok diatas kepentingan pribadi (Coles, 2000).
Menurut Kohlberg (1969) pembuat keputusan akan menggunakan pertimbangan
etika/moral untuk membatasi perilaku ekonomi mereka. Menurut prospektif
pengembangan moral kognitif, kapasitas moral individu menjadi lebih sophisticated dan komplek jika individu tersebut mendapatkan tambahan struktur moral kognitif
pada setiap peningkatan level pertumbuhan perkembangan moral.
Pertumbuhan
eksternal berasal dari rewards dan punishment yang diberikan, sedangkan
pertumbuhan internal mengarah pada principle dan universal fairness
(Kohlberg,1969).
Kohlberg (1969) menggunakan cerita-cerita tentang dilema moral dalam
penelitiannya, dan ia tertarik pada bagaimana orang-orang akan menjustifikasi
tindakan-tindakan mereka bila mereka berada dalam persoalan moral yang sama.
Kohlberg (1969) kemudian mengkategorisasi dan mengklasifikasi respon yang
dimunculkan ke dalam enam tahap yang berbeda. Keenam tahapan tersebut dibagi ke
dalam tiga tingkatan : pra-konvensional, konvensional, dan pasca-konvensional.
Enam tahapan perkembangan moral menurut Kohlberg (1969) yaitu :
1. Tingkat 1 (Pra-Konvensional)
a. Orientasi kepatuhan dan hukuman
b. Orientasi minat pribadi
2. Tingkat 2 (Konvensional)
a. Orientasi keserasian interpersonal dan konformitas (Sikap anak baik)
b. Orientasi otoritas dan pemeliharaan aturan social (Moralitas hukum dan
aturan)
3. Tingkat 3 (Pasca-konvensional)
a. Orientasi kontrak sosial
b. Prinsip etika universal Manajemen merupakan kumpulan individu yang juga memiliki tahapan
moral. Pada tahap konvensional, pertimbangan moral didasarkan atas pemahaman
aturan sosial, hukum-hukum, keadilan, dan kewajiban. Manajemen pada tahap ini
mulai membentuk moralitas manajemennya dengan menaati peraturan yang dalam
penelitian ini adalah aturan akuntansi sebelum akhirnya terbentuk kematangan moral
manajemen yang tinggi pada tahap pasca-konvensional.
Manajemen pada tahapan pasca-konvensional menunjukkan kematangan
moral yang tinggi. Kematangan moral menjadi dasar dan pertimbangan manajemen
dalam merancang tanggapan dan sikap terhadap isu-isu etis. Perkembangan
pengetahuan moral menjadi indikasi dalam pembuatan keputusan secara etis serta
positif berkaitan dengan perilaku pertanggungjawaban sosial. Karena dengan adanya
tanggung jawab sosial, manajemen dengan moralitas yang tinggi diharapkan tidak
melakukan perilaku menyimpang dan kecurangan dalam kinerjanya. Moralitas
manajemen yang tinggi diharapkan akan menurunkan perilaku tidak etis dan
kecurangan akuntansi yang dilakukan manajemen perusahaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar