Instalansi farmasi merupakan suatu organisasi pelayanan di
rumah sakit yang memberikan pelayanan produk bersifat nyata
(tangible) dan pelayanan farmasi yang bersifat tidak nyata (intangible)
(Siregar, 2004). Pada proses pelayanan tersebut, terdapat pertemuan
antara petugas farmasi dengan konsumen. Pada pelayanan farmasi
klinik mensyaratkan adanya kegiatan komunikasi antara apoteker dan
pasien, perawat dan petugas kesehatan, konseling obat kepada
penderita, dan konsultasi obat oleh apoteker untuk petugas kesehatan
yang lain.
36
Pertemuan antara petugas farmasi dengan konsumen, dapat
mengidentifikasi kebutuhan dan mengetahui umpan balik pelayanan
yang telah diberikan. Penilaian yang dilakukan oleh konsumen
dijadikan sebagai masukan untuk memperbaiki pelayanan. Apabila
hasil pelayanan kurang memenuhi harapan pasien, akan dilakukan
tindakan perbaikan.
Pencapaian kepuasan konsumen dilakukan dengan memelihara
respon yang seimbang terhadap kebutuhan dan harapan,
menerjemahkan kebutuhan dan harapan menjadi persyaratan serta
mengkomunikasikan persyaratan tersebut pada seluruh tingkat petugas
farmasi dan mengembangkan seluruh proses untuk menciptakan nilai
bagi pihak yang berkepentingan (Siregar, 2004)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar