Ashford (1989) mengembangkan pengukuran ketidakamanan bekerja
yang dikemukakan oleh Greenhalg dan Rosenblatt yang terdiri dari 5
komponen, yaitu : a. Arti penting pekerjaan.
Seberapa penting karyawan menganggap bagian-bagian seperti gaji,
jabatan, promosi, dan lingkungan kerja dapat mempengaruhi tingkat
keamanan dan kenyamanan individu dalam menjalankan pekerjaan.
b. Tingkat ancaman pada aspek-aspek pekerjaan.
Seperti kemungkinan mendapat promosi, mempertahankan tingkat upah
yang sekarang, atau memperoleh kenaikan upah. Individu yang menilai
aspek kerja tertentu yang terancam hilang akan lebih merasa gelisah dan
tidak berdaya.
c. Tingkat ancaman terhadap peristiwa yang mempengaruhi pekerjaan.
Tingkat ancaman kemungkinan terjadinya peristiwa-peristiwa yang secara
negatif mempengaruhi keseluruhan kerja individu, misalnya dipecat atau
dipindahkan ke kantor cabang lain.
d. Tingkat kepentingan potensi setiap peristiwa.
Tingkat kepentingan-kepentingan yang dirasakan individu mengenai
potensi setiap peristiwa seperti tingkat kekhawatiran individu untuk tidak
mendapatkan promosi atau menjadi karyawan tetap dalam suatu
perusahaan. Seberapa besar kemungkinan perubahan negatif pada
keseluruhan kerja yang dirasakan karyawan dalam keadaan terancam.
e. Ketidakberdayaan.
Ketidakmampuan individu untuk mencegah munculnya ancaman yang
berpengaruh terhadap aspek-aspek pekerjaan dan pekerjaan secara
keseluruhan yang teridentifikasi pada dua komponen sebelumnya.
Ketidakaamanan bekerja terdiri dari 5 komponen yaitu arti penting
pekerjaan, tingkat ancaman pada aspek-aspek pekerjaan, tingkat ancaman
terhadap peristiwa yang mempengaruhi pekerjaan, tingkat kepentingan potensi
setiap peristiwa, dan ketidakberdayaan. Salah satu komponen yaitu
ketidakberdayaan merupakan implikasi tentang kemampuan individu untuk
menghadapi ancaman yang teridentifikasi dalam empat komponen
sebelumnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar