Rabu, 28 Oktober 2020

Bullying (skripsi dan tesis)

Bullying menurut Olweus (1993) adalah suatu perilaku negatif berulang yang bermaksud menyebabkan ketidaksenangan atau menyakitkan yang dilakukan oleh orang lain oleh satu atau beberapa orang secara langsung terhadap seseorang yang tidak mampu melawannya. Menurut American Psychiatric Association (APA) (dalam Stein dkk., 2006), bullying adalah perilaku agresif yang dikarakteristikkan dengan 3 kondisi yaitu (a) perilaku negatif yang bertujuan untuk merusak atau membahayakan (b) perilaku yang diulang selama jangka waktu tertentu (c) adanya ketidakseimbangan kekuatan atau kekuasaan dari pihak – pihak yang terlibat. Smokowski (dalam Surilena, 2016) menyatakan bahwa perilaku bullying bisa secara fisik (memukul, menendang, menggigit, dan lainnya), secara verbal (mengolok-olok, mengancam, dan lainnya) atau segala jenis perilaku yang membahayakan atau mengganggu, perilaku tersebut berulang dalam waktu berbeda dan terdapat kekuatan yang tidak seimbang. Selain itu, terdapat pula bentuk direct bullying dan indirect bullying. Direct bullying merupakan perilaku bullying yang bersifat langsung, verbal, ataupun fisik. Indirect bullying atau relational bullying merupakan jenis bullying yang kurang kasat mata, namun dampaknya bagi korban sama buruknya. Jenis bullying lain merupakan perundungan yang bersifat sosial yang terkait dengan penggunaan internet yang lebih dikenal dengan cyberbullying (Boyle dalam Surilena, 2016). Korban bullying adalah seseorang yang berulangkali mendapatkan perlakuan agresi dari kelompok teman sebaya, baik dalam bentuk serangan fisik, verbal, atau kekerasan psikologis (dalam Setiawati, 2008). Santrock (2008) menggambarkan masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak dengan masa dewasa dengan rentang usia antara 12-22 tahun, dimana pada masa tersebut terjadi prosese pematangan fisik, maupun psikologis. Menurut Monks (2009), karakteristik masa remaja madya (15-18 tahun) sangat membutuhkan teman-teman. Ada kecenderungan narsistik, yaitu mencintai dirinya sendiri dengan cara lebih menyukai teman-teman yang mempunyai sifat-sifat yang sama dengan dirinya. Pada tahap ini remaja berada dalam kondisi kebingungan karena masih ragu memilih yang mana, peka atau peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimis atau pesimis, dan sebagainya. Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa bullying merupakan perilaku negatif berulang yang dilakukan oleh pihak yang lebih kuat (pelaku) kepada pihak yang lebih lemah (korban) yang bertujuan untuk menyakiti korbannya. Remaja korban bullying merupakan individu yang mengalami kekerasan secara berulang dari pihak yang lebih kuat, berada pada masa peralihan antara anak-anak dengan dewasa dan sangat membutuhkan peran teman-teman sebaya dalam perkembangannya

Tidak ada komentar: