Mata Uang
Menurut Mudrajat Kuncoro (2001:29), pada dasarnya terdapat
lima jenis sistem kurs utama yang berlaku yaitu:
1. Sistem kurs mengambang (floating exchange rate)
Kurs ditentukan oleh mekanisme pasar dengan atau tanpa
adanya campur tangan pemerintah dalam upaya stabilisasi melalui
kebijakan moneter. Dalam sistem kurs mengambang dikenal dua macam
kurs mengambang, yaitu pertama, mengambang bebas di mana kurs
suatu mata uang ditentukan sepenuhnya oleh mekanisme pasar tanpa
adanya campur tangan pemerintah. Sistem ini sering disebut clean
floating atau pure/freely floating rate. Kedua, mengambang terkendali
(Managed or dirty floating rates) di mana otoritas moneter berperan
aktif dalam menstabilkan kurs pada tingkat tertentu. Sejak 14 Agustus
tahun 1997 di Indonesia sudah menggunakan sistem
mengambang (floating exchange rate).
Hal ini dikarenakan nilai tukar Rupiah mengalami tekanan
yang menyebabkan semakin melemahkan nilai tukar Rupiah terhadap
USD, tekanan tersebut berawal dari Thailand yang dengan segera
menyebar ke negara-negara ASEAN karena karakteristik perekonomian
yang relatif sama. Sistem mengambang ini menyebabkan pergerakan
nilai tukar Rupiah di pasar menjadi sangat rentan oleh faktor ekonomi
dan non ekonomi.
2. Sistem kurs tertambat
Suatu negara mengaitkan nilai mata uangnya dengan suatu atau
sekelompok mata uang negara lainnya yang merupakan negara mitra
dagang utama dari negara yang bersangkutan. Dengan demikian maka mata uang negara tersebut bergerak mengikuti mata uang dari negara
yang menjadi tambatannya.
3. Sistem kurs tertambat merangkak
Negara melakukan sedikit perubahan terhadap mata uangnya
secara periodik dengan tujuan untuk bergerak ke arah suatu nilai tertentu
dalam rentang waktu tertentu. Namun, sistem ini dapat dimanfaatkan
oleh spekulan valas yang dapat memperoleh keuntungan besar dengan
membeli atau menjual mata uang tersebut sebelum terjadi revaluasi atau
devaluasi. Keuntungan utama dari sistem ini adalah negara dapat
mengatur penyesuaian kursnya dalam periode yang lebih lama jika
dibandingkan dengan sistem kurs tertambat.
4. Sistem sekeranjang mata uang
Banyak negara yang sedang berkembang menetapkan nilai
mata uangnya berdasarkan sekeranjang mata uang. Keuntungannya
adalah sistem ini menawarkan stabilitas mata uang suatu negara karena
pergerakan mata uangnya disebar dalam sekeranjang mata uang. Mata
uang yang dimasukkan dalam keranjang biasanya ditentukan oleh
besarnya peranannya dalam membiayai perdagangan negara tertentu.
Mata uang yang berlainan diberi bobot yang berbeda tergantung peran
relatifnya terhadap negara tersebut.
5. Sistem kurs tetap
Dimana negara menetapkan dan mengumumkan suatu kurs
tertentu atas mata uangya dan menjaga kurs dengan cara membeli atau
menjual valas dalam jumlah yang tidak terbatas. Sistem kurs tetap
pernah diterapkan oleh Indonesia yaitu pada tahun 1970- 1978. Pada
periode ini, Indonesia menganut sistem kontrol devisa yang sangat ketat.
Eksportir diwajibkan menjual hasil devisanya kepada Bank Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar