Perilaku proaktif merupakan perilaku mengambil inisiatif untuk mengubah
keadaan di sekitar menjadi lebih baik. Bateman dan Crant (1993), mendefinisikan
bentuk dasar kepribadian proaktif sebagai seseorang yang relatif tidak didesak
oleh kekuatan situasional dan seseorang yang mempengaruhi perubahan
lingkungan. Sehingga, orang yang proaktif dapat mengenali peluang dan bertindak
atas peluang tersebut, menunjukkan inisiatif dan gigih memperjuangkan
perubahan yang berarti. Karyawan menstransformasikan misi, menemukan dan
menyelesaikan permasalahan perusahaan, dan pada akhirnya menggunakan hal itu
untuk mempengaruhi lingkungan di sekitarnya. Orang yang kurang proaktif
bertindak pasif dan reaktif, cenderung beradaptasi dengan keadaan sekitar dari
pada menciptakan keadaan (Seibert, Crant, dan Kraimer, 1999).
Menurut Robbins (2001), kepribadian proaktif adalah di mana beberapa
individu secara aktif berinisiatif untuk memperbaiki keadaannya atau menciptakan
inisiatif-inisiatif baru di saat individu lain duduk dengan pasif dalam menghadapi
berbagai situasi. Karyawan yang proaktif cenderung oportunitis, berinisiatif,
berani bertindak dan tekun hingga berhasil mencapai perubahan yang berarti.
Karyawan yang proaktif juga menciptakan perubahan positif dalam lingkungan
tanpa mempedulikan batasan atau halangan. Karyawan proaktif memiliki perilaku yang banyak diinginkan oleh perusahaan. Sebagai contoh, bukti menunjukkan
bahwa karyawan proktif cenderung dapat dijadikan pemimpin dan kemungkinan
besar bertindak sebagai agen perubahan dalam perusahaan. Karyawan proaktif
bisa menjadi positif ataupun negatif, tergantung pada perusahaan dan situasi.
Sebagai contoh, karyawan proaktif cenderung menyuarakan ketidaksenangannya
dalam situasi yang tidak disukai. Jika suatu perusahaan membutuhkan karyawan
yang memiliki inisiatif wirausaha, karyawan proaktif merupakan kandidat terbaik
namun karyawan ini kemungkinan besar meninggalkan perusahaan untuk
memulai bisnis sendiri. Karyawan proaktif berkemungkinan besar mencapai
keberhasilan karir. Hal ini karena karyawan memilih, menciptakan dan
mempengaruhi situasi kerja sesuai kehendak hatinya.
Menurut Bateman dan Crant (1993) mendefinisikan kepribadian proaktif
adalah sebagai konstruksi disposisional yang mengidentifikasi perbedaan antara
orang-orang dalam hal sejauh mana mengambil tindakan untuk mempengaruhi
lingkungan. Lebih lanjut dijelaskan bahwa kepribadian proaktif dianggap sebagai
pendahuluan untuk perilaku proaktif, memberikan keterampilan bagi seorang
karyawan untuk terlibat aktif dalam perubahan lingkungan kerja. Selanjutnya
karyawan proaktif menunjukkan inisiatif untuk bertahan sampai perubahan terjadi.
Selain itu, beberapa orang mengidentifikasi masalahnya sendiri dan
memecahkannya untuk memajukan lingkungan pribadi dan perusahaannya. Inilah
sebabnya mengapa keterampilan kepribadian proaktif digambarkan sebagai
penentu penting keberhasilan organisasi dan juga merupakan penentu yang
mengarah kepada peningkatan efektivitas organisasi.
Menurut Joo dan Liem (2009) dalam jurnalnya “The Effects of
Organizational Learning Culture, Perceived Job Complexity and Proactive
Personality on Organizational Commitment and Intrinsic Motivation”
mendefinisikan bahwa individu yang mempunyai kepribadian proaktif cenderung
memiliki karakteristik dalam tingkat tugas atau pekerjaannya dibandingkan
individu yang pasif, individu yang proaktif dapat berinovasi dengan desain
pekerjaan. Artinya, individu yang memiliki kepribadian proaktif lebih tinggi,
dapat melihat atau merasakan kompleksitas pekerjaan yang lebih tinggi.
Menurut Covey (2001), perilaku proaktif adalah mengambil inisiatif dan
mampu mengendalikan hidupnya sendiri dan membuat pilihan menurut nilai,
berpikir sebelum bereaksi, sadar bahwa tidak bisa mengendalikan segala yang
terjadi. Bersikap proaktif bukan sekedar mengambil inisiatif. Bersikap proaktif
artinya bertanggung jawab atas perilaku diri sendiri (di masa lalu, di masa
sekarang, maupun di masa mendatang), dan membuat pilihan-pilihan berdasarkan
prinsip serta nilai–nilai, bukan berdasarkan suasana hati dan keadaan sekitarnya.
Orang–orang yang proaktif adalah pelaku–pelaku perubahan dan memilih untuk
tidak jadi korban. Frese dan Fay (2001) mengemukakan perilaku proaktif ada,
ketika karyawan dapat menetapkan tujuannya sendiri, dapat melampaui tugas
yang telah ditetapkan dan memiliki fokus jangka panjang pada pekerjaannya.
Konsep kinerja aktif terkait dengan perilaku dan sikap karyawan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar