a. Motivasi intrinsik
Pendapat Thornburg (1984) yang dikutip oleh Elida Prayitno (1989 :
10) mengatakan bahwa motivasi intrinsik adalah motivasi internal untuk
melakukan sesuatu demi sesuatu itu sendiri (tujuan itu sendiri), motivasi
yang didasarkan pada sebuah ‘nilai’ dari kegiatan yang dilakukan tanpa
melihat penghargaan dari luar. Misalnya: Murid mungkin belajar
menghadapi ujian karena dia senang pada mata pelajaran yang diujikan
itu sendiri.
Ada dua jenis motivasi intrinsik:
1) Determinasi diri
Dalam pandangan ini, murid ingin percaya bahwa mereka
melakukan sesuatu karena kemauan sendiri, bukan karena
kesuksesan atau imbalan eksternal. Disini, motivasi internal dan
minat intrinsik dalam tugas sekolah naik apabila murid punya
pilihan dan peluang untuk mengambil tanggung jawab personal atas
pembelajaran mereka.
2) Pilihan personal
Pengalaman optimal ini berupa perasaan senang dan bahagia
yang besar. Pengalaman optimal ini kebanyakan terjadi ketika orang
merasa mampu menguasai dan berkonsentrasi penuh saat melakukan
suatu aktivitas. Pengalaman optimal ini terjadi ketika individu
terlibat dalam tantangan yang mereka anggap tidak terlalu sulit
tetapi juga tidak terlalu mudah.
b. Motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah kekuatan (dorongan) terhadap individu
karena pengaaruh dorongan untuk melakukan sesuatu, seperti yang
dikemukakan oleh (Pitner, Ryan, West, Alech, Crow, dan Smith) yang dikuti oleh Elida Prayitno (1989 : 13) bahwa motivasi ekstrinsik adalah
motivasi yang keberadaanya karena pengaruh rangsangan dari luar.
Motivasi entrinsik ini sering dipengaruhi oleh insentif eksternal seperti
imbalan atau reward dan hukuman. Imbalan eksternal dapat berguna
untuk mengubah perilaku. Fungsi imbalan adalah sebagai insentif agar
mau mengerjakan tugas, di mana tujuannya adalah mengontrol perilaku
murid. Sebagai contoh, guru memberi reward permen kalau murid bisa
menjawab pertanyaan dengan baik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar