Banyak pendapat dari para ahli mengenai pengertian ekowisata.
Suprayitno (2008) mengatakan bahwa ekowisata merupakan suatu model wisata
alam yang bertanggungjawab di daerah yang masih alami atau daerah yang
dikelola secara alami yang memilik tujuan untuk menikmati keindahan alam
dengan melibatkan unsur pendidikan serta dukungan terhadap usaha konservasi
dan meningkatkan pendapatan perekonomian masyarakat setempat
(Suprayitno,2008). Lebih lanjut Latupapua (2007) berpendapat bahwa ekowisata
merupakan istilah dan konsep yang menghubungkan antara pariwisata dengan
konservasi. Hal ini dikarenakan ekowisata sering dipahami sebagai pariwisata
yang berwawasan lingkungan dan merupakan jenis wisata yang mengutamakan
tanggungjawab wisatawan terhadap lingkungan. Wood (2002) mendefinisikan
bahwa ekowisata merupakan kegiatan wisata bertanggungjawab yang berbasis
utama pada kegiatan wisata alam, dengan mengikutsertakan pula sebagian
kegiatan wisata pedesaan dan wisata budaya. Kemudian Fennel (1999)
mendefinisikan ekowisata sebagai wisata berbasis alam yang berkelanjutan
dengan fokus pengalaman dan pendidikan tentang alam, di kelola dengan sistem
pengelolaan tertentu dan memberi dampak negatif paling rendah pada lingkungan
serta tidak bersifat konsumtif dan berorientasi lokal.
Berdasarkan beberapa definisi tersebut, ekowisata dapat di lihat dari tiga
perspektif, yakni:
a) Ekowisata sebagai produk
Ekowisata sebagai produk artinya ekowisata merupakan semua atraksi yang
berbasis pada sumber alam.
b) Ekowisata sebagai pasar
Ekowisata sebagai pasar artinya ekowisata merupakan perjalanan yang di
arahkan pada upaya-upaya pelestarian lingkungan. c) Ekowisata sebagai pendekatan pengembangan.
Ekowisata merupakan metode pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya
pariwisata secara lingkungan.
Kegiatan wisata yang bertanggung jawab terhadap kesejahteraan
masyarakat lokal dan pelestarian lingkungan sangat ditekankan dan merupakan
ciri khas ekowisata. Pihak yang berperan penting dalam ekowisata bukan hanya
wisatawan akan tetapi juga pelaku wisata lain (tour operator) yang memfasilitasi
wisatawan untuk menunjukkan tanggungjawab tersebut (Danamik et al.,2006).
Menurut Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia
(2009), ekowisata memiliki banyak definisi yang seluruhnya berprinsip pada
pariwisata yang kegiatannya mengacu pada lima elemen penting, yaitu :
a) Memberikan pengalaman dan pendidikan kepada wisatawan sehingga dapat
meningkatkan pemahaman serta apresiasi terhadap daerah tujuan wisata yang
berkelanjutan. Pendidikan di berikan melalui pemahaman terkait betapa
pentingnya pelestarian lingkungan, sedangkan pengalaman di berikan melalui
kegiatan-kegiatan wisata yang kreatif disertai dengan pelayanan yang prima.
b) Memperkecil dampak negatif yang bisa merusak karakteristik lingkungan dan
kebudayaan pada daerah yang di kungjungi.
c) Mengikutsertakan masyarakat dalam pengelolaan dan pelaksanaannya.
d) Memberikan keuntungan ekonomi terutama pada msyarakat lokal. Oleh
karena itu, ekowisata bersifat menguntungkan (profit).
e) Dapat terus bertahan dan berkelanjutan.
Berdasarkan dari elemen-elemen ekowisata, terdapat beberapa cangkupan
ekowisata yaitu untuk edukasi, pemberdayaan masyarakat, peningkatan ekonomi,
dan upaya dalam kegiatan konservasi.
Pengembangan ekowisata harus mengacu
pada prinsip-prinsip ekowisata untuk mencapai keberhasilan ekowisata dalam
mempertahankan kelestarian dan pemanfaatan (Fandeli, 2000). Lebih lanjut
Danamik et al.,(2006) menyatakan bahwa terdapat tujuh prinsip-prinsip
ekowisata. Ketujuh prinsip ekowisata tersebut antara lain :
6
a) Mengurangi dampak negatif beberapa kerusakan atau pencemaran lingkungan
dan budaya lokal akibat kegiatan wisata.
b) Membangun kesadaran serta penghargaan atas lingkungan dan budaya
dengan tujuan wisata, baik pada diri wisatawan, maysrakat lokal, ataupun
pelaku wisata lainnya.
c) Menwarkan pengalaman-pengalaman positif bagi wisatawan maupun
masyarakat lokal melalui kontak budaya yang lebih intensif dan kersamasama
dalam pemeliharaan atau konservasi daerah tujuan objek wisata.
d) Memberikan keuntungan finansial secara langsung bagi keperluan konservasi
melalui kontribusi atau pengeluaran ekstra wisatawan.
e) Memberikan keuntungan finansial serta pemberdayaan masyrakat lokal
dengan menciptakan produk wisata yang mengedepankan nilai-nilai lokal.
f) Memberikan kepekaan terhadap situasi sosial, lingkungan, dan politik daerah
tujuan wisata.
g) Menghormati hak asasi manusia dn perjanjian kerja dalam arti memberikan
kebebasan kepada wisatawan dan masyarakat lokal untuk menikmati atraksi
wisata sebagai wujud hak asasi, serta tunduk kepada aturan main yang adil
dan disepakati berama dalam pelaksanaan transaksi-transaksi wisata.
Pembangunan ekowisata harus memperhatikan pelestarian lingkungan.
Dengan adanya perhatian terhadap kelestarian lingkungan tersebut dapat
meminimalisir kerusakan terhadap lingkungan yang diakibatkan oleh
pembangunan yang berlebihan sehingga suatu ekowisata akan berkelanjutan dan
pembangunan tersebut bukan untuk dimanfaatkan dimasa sekarang akan tetapi
juga dimanfaatkan dan dirasakan oleh masa depan. Boo (1992) mengatakan
beberapa batasan ekowisata yaitu ekowisata sebagai wisata alam yang mendorong
usaha pelestarian dan pembangunan yang berkelanjutan, memadukan antara
pelestarian dengan pembangunan ekonomi, membukan lahan kerja baru bagi
masyarakat setempat serta memberikan pendidikan lingkungan terhadap
wisatawan (Boo, 1992). Prinsip dan kriteria ekowisata harus mencangkup
kepedulian, tanggung jawab serta memiliki komitmen terhadap pelestarian alam
dan budaya dalam pengembangannya sesuai dengan peraturan perundangan-
7
undangan. Ekowisata juga harus memberikan dampak yang positif terhadap
masyarakat yaitu sebagai terbukanya lapangan pekerjaan melalui pemberdayaan
masyarakat (Direktorat Jendral Departemen Pariwisata, Seni dan Budaya, 1999).
Terdapat beberapa karakteristik dasar suatu kegiatan ekowisata. Adapun
karakteristik dasar kegiatan ekowisata menurut Ditjen Perlindungan dan
Konservasi Alam (2000) ada lima, yaitu Nature based, Ecologically sustainable,
environmentally educative, bermanfaat bagi masyrakat lokal, dan kepuasan
pengunjung. Nature based yaitu ekowisata merupakan bagian atau keseluruhan
dari alam itu sendiri meliputi unsur-unsur sumberdayanya, dimana kekayaan
keanekaragaman hayati beserta ekosistemnya merupakan kekuatan utama dan
memiliki nilai jual paling utama terhadap pengembangan ekowisata. Ecologically
sustainable yaitu ekowisata harus bersifat berkelanjutan ekologi, artinya semua
fungsi lingkungan yang meliputi biologi, fisik, dan sosial tetap berjalan dengan
baik, dimana perubahan-perubahan dari pembangunan tidak mengganggu dan
merusak fungsi-fungsi ekologis. Environmentally educative yaitu melalui
kegiatan-kegiatan yang positif terhadap lingkungan diharapkan mampu
mempengaruhi perilaku masyarakat dan wisatawan untuk peduli terhadap
konservasi sehingga dapat membantu kelestarian jangka panjang. Bermanfaat bagi
masyarakat setempat yaitu dengan melibatkannya masyrakat dalam kegiatan
ekowisata diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat baik langsung
maupun tidak langsung, seperti halnya masyarakat menyewakan peralatanperalatan yang dibutuhkan wisatawan, menjual kebutuhan wisatawan,
bertambahnya wawasan terhadap lingkungan dan sebagainya. Kepuasan
wisatawan yaitu kepuasan terhadap fenomena-fenomena alam yang didapatkan
dari kegiatan ekowisata dapat meningkatkan kesadaran dan penghargaan terhadap
konservasi alam dan budaya setempat (Ditjen Perlindungan dan Konservasi Alam,
2000).
Nelson (1994 dalam Page dan Ross 2002) mengatakan bahwa Kondisikondisi dan prosedur dalam perencanaan ekowisata yang konsisten yaitu peraturan
dan prosedur (riset untuk menyediakan suatu pengalaman yang baik dan relevan
8
secara ekologis dan sosial ekonomi), berhubungan dengan efisiensi (pendidikan
lingkungan), keterlibatan pengelola, nilai budaya, monitoring dan penilaian serta
keterlibatan stakeholder di dalam ekowisata.
Lebih lanjut Page dan Ross (2002)
mengunsulkan rencana perencanaan untuk pengembangan ekowisata terletak
pada:
a) Perencanaan ekowisata menyertakan perlindungan lingkungan dan mengukur
perencanaan penggunaan lahan.
b) Perencanaan ekowisata dengan proses perawatan ekologis, keanekaragaman
biologi, dan memastikan bahwa penggunaan sumberdaya tetap terjaga.
c) Perencanaan ekologis dan lingkungan cenderung mendekati nilai-nilai di
dalam masyrakat setempat.
d) Memiliki ukuran-ukuran untuk mengevaluasi area alami.
e) Metode perencanaan ekowisata dan linkungan dalam mengevaluasi atribut
lingkungan untuk konservasi dan perlindungan di dalam suatu kereanka
perencanaan ekowisata.
f) Konsep daya dukung tidak dapat di pisahkan dari berbagai macam biaya.
g) Pendekatan perencanaa ekowisata harus meliputi nilai sosial dan
mengikutsertakan wisatawan serta masyarakat lokal.
h) Perencanaan ekowisata merupakan bagian dari proses berkelanjutan yang
berdasarkan pada suatu interaktif.
i) Perencanaan regional memberikan metode yang terbaik untuk menuju
keberhasilan strategi pengembangan ekowisata dan perlindungan lingkungan.
j) Penetapan dari suatu kerangka perencanaan ekowisata untuk area alami yang
di pilih di dasarkan pada konsep pengembangan yang berkelanjutan, di
dasarkan pada konervasi dan perlindungan lingkungan, dan mengikutsertakan
wisatawan serta masyrakat setempat.
Semua kegiatan wisata di dukung oleh semua fraksi masyarakat dan
produk yang di tawarkan harus tanpa mengurangi kualitas ekologi atau
sumberdaya alam. Strategi pengembangan struktur kelembagaan untuk bereaksi
terhadap pengembangan wisata meliputi :
9
a) Pengembangan ekowisata di suatu kawasan dengan melibatkan masyarakat
setempat dan implementasinya.
b) Penghargaan dan pemahaman ekowsiata adalah suatu kebutuhan.
c) Suatu pengelola sumberdaya daerah menentukan area yang pantas untuk area
ekowisata dan yang tidak (William 1992, dalam Fennel 1999).
Selanjutnya Page dan Ross (2002) menulis bahwa aspek utama dari
strategi strategi pengembangan ekowisata yaitu pentingnya mengidentifikasi
pentingnya sumberdaya yang paling menentukan, mengidentifikasi dan mengisi
produk, menetapkan pintu gerbang regional, zona tujuan, dan program utama.
Semua aspek ini di perlukan untuk terus meningkatkan jumlah wisatawan. Selain
itu, tantangan untuk suatu daerah yaitu memastikan bahwa permintaan ekowisata
tidak melebihi sumberdaya yang tersedia dalam pengembangannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar