Rabu, 11 Maret 2020

Segitiga Epidemiologi (Skripsi dan tesis)


Epidemiologi memakai cara pandang ekologi untuk mengkaji interaksi
berbagai elemen dan faktor dalam lingkungan dan implikasi yang berkaitan dengan
suatu penyakit. Ekologi merupakan hubungan organisme, antara satu dengan lainnya.
Semua penyakit atau kondisi tidak selalu dapat dikaitkan hanya pada satu faktor
penyebab (tunggal). Jika diperlukan lebih dari satu penyebab untuk menimbulkan
satu penyakit, hal ini disebut sebagai penyebab ganda (multiple caution). Segitiga
Epidemiologi (Triad Epidemiology) yang biasa digunakan dalam penyakit menular
merupakan dasar dan landasan untuk semua bidang epidemilogi. Namun saat ini
penyakit infeksi tidak lagi menjadi penyebab utama kematian di negara industri
sehingga diperlukan model segitiga epdemiologi yang lebih mutakhir. Model ini
mencakup semua aspek dalam model penyakit menular, dan agar dapat dipakai
bersama penyebab penyakit, kondisi, gangguan, defek, dan kematian saat ini, model
ini harus dapat mencerminkan penyebab penyakit dan kondisi saat ini
Ada empat faktor epidemilogi yang sering berkontribusi dalam terjadinya
Kejadian Luar Biasa (KLB) suatu penyakit saat ini, yaitu: (1). Peran pejamu, (2).
Agen atau penyebab penyakit, (3). Keadaan lingkungan yang dibutuhkan penyakit
untuk berkembang pesat, bertahan, dan menyebar, dan (4). Permasalahan yang
berkaitan dengan waktu
Model ini berguna untuk memperlihatkan interaksi dan ketergantungan satu
sama lainnya antara lingkungan, pejamu, agens,dan waktu. Segitiga epidemiologi
digunakan untuk menganalisis peran dan keterkaitan setiap faktor dalam
epidemiologi penyakit menular, yaitu pengaruh, reaktivitas, dan efek yang dimiliki
setiap faktor terhadap faktor lainnya.
a. Agens (faktor penyebab)
Agen adalah penyebab penyakit, bisa bakteri, virus, parasit, jamur, atau
kapang yang merupakan agen yang ditemukan sebagai penyebab penyakit infeksius.
Pada penyakit, kondisi, ketidakmampuan, cedera, atau situasi kematian lain, agen
dapat berupa zat kimia, faktor fisik seperti radiasi atau panas, defisiensi gizi, atau
beberapa substansi lain seperti racun ular berbisa. Satu atau beberapa agen dapat
berkontribusi pada satu penyakit. Faktor agen juga dapat digantikan dengan faktor
penyebab, yang menyiratkan perlunya dilakukan identifikasi terhadap faktor
penyebab atau faktor etiologi penyakit, ketidakmampuan, cedera, dan kematian. Pada
kejadian kecelakaan faktor agen dapat berupa mekanisme kecelakaan, kendaraan
yang dipakai.
b. Host (pejamu)
Pejamu adalah organisme, biasanya manusia atau hewan yang menjadi
tempat persinggahan penyakit. Pejamu memberikan tempat dan penghidupan kepada
suatu patogen (mikroorganisme penyebab penyakit) dan dia bisa saja terkena atau
tidak terkena penyakit. Efek yang ditimbulkan organisme penyebab penyakit
terhadap tubuh juga ditentukan oleh tingkat imunitas, susunan genetik, tingkat
pajanan, status kesehatan, dan kebugaran tubuh pejamu. Pejamu juga dapat berupa
kelompok atau populasi dan karakteristiknya. Seperti halnya pada kecelakaan lalu
lintas, yang menjadi host adalah manusia (pengendara maupun penumpang).
c. Lingkungan (environment)
Lingkungan adalah segala sesuatu yang mengelilingi dan juga kondisi luar manusia
atau hewan yang menyebabkan atau memungkinkan penularan penyakit. Faktorfaktor
lingkungan dapat mencakup aspek biologis, sosial, budaya, dan aspek fisik
lingkungan. Lingkungan dapat berada di dalam atau di luar pejamu (dalam
masyarakat), berada di sekitar tempat hidup organisme dan efek dari lingkungan
terhadap organisme itu. Lingkungan yang berkontribusi dalam kecelakaan adalah lingkungan yang tidak aman seperti kondisi jalan, marka dan rambu jalan.
(Timmreck, 2004: 6-15)

Tidak ada komentar: