Epidemiologi dalam sejarahnya dikembangkan dengan menggunakan
epidemik penyakit menular sebagai suatu model studi dan landasannya masih seperti
pada model penyakit, metode, dan pendekatannya. Pada jaman dahulu, beberapa
epidemik setelah ditelusuri ternyata berasal dari penyebab-penyebab noninfeksius.
Pada tahun 1700, James Lind menemukan bahwa penyakit skorbut disebabkan
karena kekurangan vitamin C dalam makanan. Penyakit defisiensi gizi lainnyadihubungkan dengan kekurangan vitamin A dan vitamin D. Beberapa studi juga telah
berhasil menghubungkan keracunan timbal dengan berbagai penyakit ringan, kolik,
gout, keterbelakangan mental dan kerusakan saraf pada anak, pelukis dan pengrajin
tembikar.
Dewasa ini, epidemiologi juga telah terbukti efektif dalam mengembangkan
hubungan sebab akibat pada kondisi-kondisi noninfeksius seperti penyalahgunaan
obat, bunuh diri, kecelakaan lalu lintas, keracunan zat kimia, kanker, dan penyakit
jantung. Saat ini area epidemiologi penyakit kronis dan penyakit perilaku merupakan
cabang ilmu epidemiologi yang paling cepat berkembang.
Epidemiologi dipakai untuk menentukan kebutuhan akan program-program
pengendalian penyakit, untuk mengembangkan program pencegahan dan kegiatan
perencanaan layanan kesehatan, serta untuk menetapkan pola penyakit endemik,
epidemik, dan pandemik. (Timmreck, 2004: 4)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar