Hubungan antara overconfidence, heuristic, persepsi terhadap risiko dan
pengambilan keputusan berisiko dijelaskan oleh Theory Reasoned Action. Teori
ini pertama kali dicetuskan oleh Ajzen pada tahun 1980. Teori ini disusun
menggunakan asumsi dasar bahwa manusia berperilaku dengan cara yang sadar
dan mempertimbangkan segala informasi yang tersedia. Dalam TRA ini, Ajzen
menyatakan bahwa niat seseorang untuk melakukan suatu perilaku menentukan
akan dilakukan atau tidak dilakukannya perilaku tersebut. Lebih lanjut, Ajzen
mengemukakan bahwa niat melakukan atau tidak melakukan perilaku tertentu
dipengaruhi oleh dua penentu dasar, yang pertama berhubungan dengan sikap
(attitude towards behavior) dan yang lain berhubungan dengan pengaruh sosial
yaitu norma subjektif (subjective norms). Dalam upaya mengungkapkan pengaruh
sikap dan norma subjektif terhadap niat untuk dilakukan atau tidak dilakukannya
perilaku, Ajzen melengkapi TRA ini dengan keyakinan (beliefs).
Dikemukakannya bahwa sikap berasal dari keyakinan terhadap perilaku
(behavioral beliefs), sedangkan Norma subjektif berasal dari keyakinan normatif
(normative beliefs) (Wong & Ho, 2005).
Theory of Planned Behavior (TPB) merupakan pengembangan lebih lanjut
dari TRA. Ajzen (1991) menambahkan konstruk yang belum ada dalam TRA,
yaitu kontrol perilaku yang dipersepsi (perceived behavioral control). Konstruk
ini ditambahkan dalam upaya memahami keterbatasan yang dimiliki individu
dalam rangka melakukan perilaku tertentu. Secara lebih lengkap Ajzen menambahkan faktor latar belakang individu ke dalam TPB, sehingga secara
skematik TPB mengandung berbagai variabel yaitu:
1. Latar belakang (background factors), seperti usia, jenis kelamin, suku, status
sosial ekonomi, suasana hati, sifat kepribadian, dan pengetahuan
mempengaruhi sikap dan perilaku individu terhadap sesuatu hal. Faktor
personal adalah sikap umum seseorang terhadap sesuatu, sifat kepribadian
(personality traits), nilai hidup (values), emosi, dan kecerdasan yang
dimilikinya. Faktor sosial antara lain adalah usia, jenis kelamin (gender), etnis,
pendidikan, penghasilan, dan agama. Faktor informasi adalah pengalaman,
pengetahuan dan ekspose pada media.
2. Keyakinan Normatif (Normative Beliefs), yang berkaitan langsung dengan
pengaruh lingkungan. Menurut Ajzen, faktor lingkungan sosial khususnya
orang-orang yang berpengaruh bagi kehidupan individu (significant others)
dapat mempengaruhi keputusan individu.
3. Norma subjektif (Subjective Norm) adalah sejauh mana seseorang memiliki
motivasi untuk mengikuti pandangan orang terhadap perilaku yang akan
dilakukannya (Normative Belief). Kalau individu merasa itu adalah hak
pribadinya untuk menentukan apa yang akan dia lakukan, bukan ditentukan
oleh orang lain disekitarnya, maka dia akan mengabaikan pandangan orang
tentang perilaku yang akan dilakukannya.
4. Keyakinan bahwa suatu perilaku dapat dilaksanakan (control beliefs) diperoleh
dari berbagai hal, pertama adalah pengalaman melakukan perilaku yang sama
sebelumnya atau pengalaman yang diperoleh karena melihat orang lain (misalnya teman, keluarga dekat) melaksanakan perilaku itu sehingga ia
memiliki keyakinan bahwa ia pun akan dapat melaksanakannya.
5. Persepsi kemampuan mengontrol (Perceived Behavioral Control), yaitu
keyakinan (beliefs) bahwa individu pernah melaksanakan atau tidak pernah
melaksanakan perilaku tertentu, individu memiliki fasilitas dan waktu untuk
melakukan perilaku itu, kemudian individu melakukan estimasi atas
kemampuan dirinya.
6. Niat untuk melakukan perilaku (Intention) adalah kecenderungan seseorang
untuk memilih melakukan atau tidak melakukan sesuatu pekerjaan. Niat ini
ditentukan oleh sejauh mana individu memiliki sikap positif pada perilaku
tertentu.
Lebih lanjut, teori diatas diuji dibanyak area baik sosial, kesehatan, bisnis
maupun keuangan. Penelitian-penelitian tersebut ada yang menguji secara
menyeluruh, ada pula yang sebagian. Secara garis besar pendekatan yang
digunakan oleh studi terhadap persepsi, sikap dan perilaku terhadap risiko dapat
digolongkan menjadi dua besar yaitu trait approach dan cognitive approach.
Trait approach menguji sejumlah karakter psikologi manusia sebagai bagian dari
populasi. Dalam hal risiko, pendekatan ini menyatakan bahwa karakteristik
wirausaha cenderung “a high level of risk-taking propensity”. Sementara itu
cognition-oriented approach mengkaji bagaimana persepsi, kognisi dan decisionmaking styles, heuristics, biases dan intentions affect behaviour, in this case
entrepreneurial risk behaviour.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar