Menurut Heatherton & Polivy (dalam Lopez & Snyder, 2003)
terdapat tiga aspek dalam self esteem individu, yaitu:
a. Physical self esteem
Aspek ini berhubungan dengan kondisi fisik yang dimiliki oleh
individu, termasuk daya tarik fisik, citra tubuh, perasaan mengenai ras dan
etnis. Aspek ini juga merupakan keadaan dimana individu mampu untuk
menerima keadaan fisiknya.
b. Social self esteem
Aspek ini berhubungan dengan kemampuan individu dalam
bersosialisasi dengan lingkungannya diantaranya adalah tentang pergaulan
individu. Selain itu, aspek ini juga merupakan persepsi individu tentang
penerimaan orang lain terhadap dirinya. Individu yang memiliki self
esteem sosial yang tinggi memiliki keyakinan bahwa mereka adalah orang
yang berharga, dihargai dan diterima oleh orang lain. Sementara individu
yang harga diri sosialnya rendah sering mengalami kecemasan sosial, yaitu
kecemasan akan penilaian orang lain terhadap diri mereka.
c. Performance self esteem
Aspek ini berhubungan dengan penilaian seseorang terhadap
kompetensi secara umum yang dimilikinya, meliputi kemampuan
intelektual, kinerja sekolah, kapasitas pengaturan diri, kepercayaan diri.
Individu yang memiliki self esteem tinggi percaya bahwa dirinya
merupakan orang yang cerdas.
Sedangkan menurut Coopersmith (1967) aspek-aspek dalam self esteem
terdiri dari:
1) Keberhasilan Diri
Keberhasilan mempunyai arti berbeda untuk masingāmasing
individu. Bagi beberapa orang keberhasilan diwakili oleh penghargaan yang
berupa materi dan popularitas. Ada empat area keberhasilan self esteem,
yaitu:
a. Significance
Significance merupakan penerimaan perhatian dan kasih sayang
dari orang lain. Penerimaan dan perhatian ditandai dengan adanya
kehangatan, tanggapan, minat, serta rasa suka terhadap individu
sebagaimana individu itu sebenarnya. Penerimaan dan perhatian juga
tampak dalam pemberian dorongan dan semangat ketika individu
membutuhkan dan mengalami kesulitan, minat terhadap kegiatan dan
gagasan individu, ekspresi kasih sayang dan persaudaraan, disiplin yang
relatif ringan, verbal dan rasional, serta sikap yang sabar. Semakin banyak
eskpresi kasih sayang yang diterima individu, maka individu akan semakin merasa berarti dan berharga. Tetapi apabila individu jarang atau bahkan
tidak memperoleh stimulus positif dari orang lain, maka individu akan
merasa di tolak dan mengisolasi diri dari pergaulan.
b. Power
Power menunjukkan suatu kemampuan untuk bisa mengatur dan
mengontrol tingkah laku orang lain berdasarkan pengakuan dan rasa
hormat yang diterima individu dari orang lain. Kesuksesan dalam area
power diukur dengan kemampuan individu dalam mempengaruhi arah
tindakan dengan mengendalikan perilakunya sendiri dan orang lain. Power
meliputi penerimaan, perhatian, dan perasaan terhadap orang lain.
c. Competence
Competence dimaksudkan sebagai keberhasilan dalam mencapai
prestasi sesuai tuntutan, baik tujuan atau cita-cita, baik secara pribadi
maupun yang berasal dari lingkungan sosial. Kesuksesan dalam area
competence ditandai dengan tingginya tingkat performa, sesuai dengan
tingkat kesulitan tugas dan tingkat usia.
d. Virtue
Menunjukkan adanya suatu ketaatan untuk mengikuti standar
moral, etika, dan agama. Seseorang yang mengikuti kode etik dan moral
yang telah diterima dan terinternalisasi di dalam diri berasumsi bahwa
perilaku diri yang positif ditandai dengan keberhasilan memenuhi kode
tersebut. Perasaan penghargaan terhadap diri seringkali diwarnai dengan
kebajikan, ketulusan, dan pemenuhan spiritual.
2) Nilai dan Aspirasi
Nilai diperoleh dari pengalaman dan yang ditanamkan oleh orangtua
sejak kecil pada individu. Penilaian atau evaluasi diri individu ditentukan oleh
keyakinan-keyakinan individu mengenai cara orang lain mengevaluasi dan
memberikan penilaian atas diri individu tersebut. Penilaian dari lingkungan
tersebut akan menginternalisasi dan menjadi batasan tingkah laku individu.
Penilaian terhadap kesuksesan dan kegagalan dalam melakukan sesuatu
sebagai bagian dari identitas diri dan dapat membuat individu merasa berharga,
baik secara pribadi maupun secara sosial. Individu yang mempunyai self
esteem rendah akan mempunyai tingkat aspirasi rendah. Sebaliknya, individu
yang mempunyai self esteem tinggi akan mempunyai aspirasi yang tinggi.
3) Pertahanan
Pertahanan diwakili oleh kemampuan individu untuk berusaha
melawan perasaan ketidakmampuan dalam melakukan sesuatu. Individu
dengan self esteem yang tinggi akan mempertahankan kemampuan dalam
bersaing. Individu tersebut mampu mengekpresikan atau mempertahankan diri
serta mampu mengatasi kelemahan yang dimiliki. Individu yang memiliki self
esteem tinggi juga mampu mengatasi penyebab stres, situasi yang sulit atau
membingungkan, dan mempunyai aspirasi serta tujuan di dalam hidupnya.
Individu dengan self esteem tinggi membangun pertahanan di dalam
dirinya dengan cara memberikan kepercayaan dan dukungan kepada orang lain,
bahwa orang lain juga memiliki kemampuan yang sama dengan dirinya. Dalam
hal ini, pertahanan yang dimaksud tidak hanya mengatasi kecemasan tetapi juga kemampuan untuk memimpin orang lain secara aktif dan asertif.
Sebaliknya, individu dengan self esteem yang rendah tidak mampu
mempertahankan kemampuan yang dimiliki dan cenderung kalah dalam
persaingan serta sulit mengatasi kecemasan dan tidak mampu menjadi
pemimpin yang aktif dan asertif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar