Role playing (bermain peran) adalah metodologi yang berasal dari
sosiodrama yang dapat digunakan untuk membantu siswa memahami lebih
dalam aspek sastra, kajian sosial, dan beberapa aspek agama atau sains
(Ismiasih, 2016: 3). Lebih lanjut metode ini dapat membantu siswa menjadi
tertarik dan terlibat, tidak hanya belajar tentang materi, tetapi juga belajar
untuk mengintegrasikan pengetahuan dalam tindakan, dengan mengatasi
masalah, mengekplorasi alternatif dan novel dan mencari solusi kreatif. Role
playing atau bermain peran adalah metode yang melibatkan interaksi antara
kedua siswa atau lebih tentang suatu topik atau situasi (Erani dan Syarfudin,
2016: 31). Menurut Huda (2014) sebagaimana dikutip Ismiasih (2016: 3)
Dapat bahwa role playing adalah metode yang dilakukan oleh dua orang siswa
atau lebih untuk dapat membenatu siswa dalam memahami materi pelajaran
melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa dengan cara
memainkan peran dalam bentuk mendramatisasikan tingkah laku atau
ungkapan gerak gerik waja seseorang dalam hubungan sosial antar manusia. Dalam suatu pembelajaran role playing ini menuntut siswa berperan sebagai
subjek dari pembelajaran yang aktif. Pembealajaran ini dilaksanakan melalui
cara memerankan suaetu tokoh cerita dengan menitik beratkan pada
keikutsertaan emosional dan kemampuan untuk menghayati peran.
Adapun
tujuan penggunan role playing itu sendiri yaitu sebagai berikut:
a. Agar siswa dapat menghayati dan menghargai prasaan orang lain.
b. Dapat belajar bagaimana cara membagi tangung jawab.
c. Dapat belajar bagaimana mengambil keputusan dalam situasi kelompok
secara spontan.
d. Merangsang siswa untuk berpikir dan memecahkan masalah.
Selain dari adanya tujuan role ploying juga memiliki kelebihan dan
kelemahan yaitu:
a. Kelebihan role ploying (bermain peran)
1) Bermain peran dapat membandingkan dan menyamakan posisi yang
diambil siswa dalam pokok pemasalahan.
2) Dapat menerapkan pengetahuan untuk memecahkan masalah
3) Melibatkan siswa dalam pembelajaran secara langsung
4) Mengembankan pemahaman siswa
5) Menmberikan ktimbal balik yang cepat bagi guru dan siswa
b. Kelemahan role playing (bermain peran)
1) Terlalu banyak menggunakan waktu baik dari mulai persiapan hingga
pelaksanaan dan evalusai.
2) Memerukan tempat yang luas apabila bermain dengan kondisi ruangan
kecil menjadi kurang leluasa dalam bermain peran.
3) Sebagian dari siswa yang tidak ikut bermain peran menjadi kurang aktif
dan kreatif.
4) Seringnya kelas yang lain merasa keganggu dengan suara-suara pemain
dan penonton yang bertepuk tangan, dan sebagainya ( Zain dan
Djamarah, 2014: 89-90)
Pembelajaran dengan menggunakan role playing harus menginggat
bahwa ada langkah-langkah yang mendasari berjalanya penerapan metode
tersebut antara lain yaitu:
1) Tahap persiapan meliputi: menetapkan topik persmasalahan terlebih
dahulu dan tujuan yang ingin dicapai, lalu guru memberikan gambaran
situasi dan masalah yang hendak diperankan, guru memilih pemain yang
akan terlibat dalam bermain peran, dan guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya apa yang menurut mereka kurang jelas serta
menyuruh siswa untuk menghafkalkan skenario trlebih dahulu
.
2) Tahap pelaksanaan melpui: bermain peran dimainkan oleh kelompok
yang bertugas sebagai pemeran, siswa yang belum mendapat bagian
untuk berperan tetap mengikuti jalanya bermain peran (role playing)
dengan cara mengkuti jalannya cerita yang diperankan kelompok lain,
dan guru memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan.
3) Tahap penutup meliputi: melakukan evaluasi tentang jalanya role playing
(bermain peran) ataupun materi dari cerita yang sudah dimainkan. Guru memberikan kesepatan kepada siswa untuk menkritk, menilai dan
memberi tanggapan kepada kelompok yang sudah bermain peran. Hal ini
digunakan untuk memberi kesimpulan (Iskandar dan Rahmatullah, 2017:
141)
Susanto (2007: 41) mengemukakan tentang indikator efektivitas
metode role playing, dapat dijelaskan bahwa indikator efektivitas sebagai
berikut:
1) Kemampuan guru dalam menggunakan metode role playing pada
pembelajaran
2) Siswa dalam mengikuti pembelajaran baik
3) Siswa meperoleh hasil belaja baik
Dari ketiga tolak ukur tentang efektivitas metode role playing di
atas, dapat disimpulkan bahwa: metode pembelajaran yang efektif
ditentukan dengan ukuran, yaitu perilaku atau motivasi siswa menunjukkan
semangat yang baik dalam menerima pelajaran, dan dari semangat siswa
dalam menerima pelajaran juga dipengaruhi oleh kemampuan seorang guru
yang pandai dalam menggunakan metode pembelajaranya dengan baik, dari
kemampuan guru tersebut yang diikuti dengan aktivitas siswa selama
pembelajaran di kelas, sehingga akan melahirkan hasil atau prestasi belajar
siswa yang baik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar