Minggu, 23 Februari 2020

Pengertian Role Playing (bermain peran) (skripsi dan tesis)

Role playing (bermain peran) adalah metodologi yang berasal dari sosiodrama yang dapat digunakan untuk membantu siswa memahami lebih dalam aspek sastra, kajian sosial, dan beberapa aspek agama atau sains (Ismiasih, 2016: 3). Lebih lanjut metode ini dapat membantu siswa menjadi tertarik dan terlibat, tidak hanya belajar tentang materi, tetapi juga belajar untuk mengintegrasikan pengetahuan dalam tindakan, dengan mengatasi masalah, mengekplorasi alternatif dan novel dan mencari solusi kreatif. Role playing atau bermain peran adalah metode yang melibatkan interaksi antara kedua siswa atau lebih tentang suatu topik atau situasi (Erani dan Syarfudin, 2016: 31). Menurut Huda (2014) sebagaimana dikutip Ismiasih (2016: 3) Dapat bahwa role playing adalah metode yang dilakukan oleh dua orang siswa atau lebih untuk dapat membenatu siswa dalam memahami materi pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa dengan cara memainkan peran dalam bentuk mendramatisasikan tingkah laku atau ungkapan gerak gerik waja seseorang dalam hubungan sosial antar manusia. Dalam suatu pembelajaran role playing ini menuntut siswa berperan sebagai subjek dari pembelajaran yang aktif. Pembealajaran ini dilaksanakan melalui cara memerankan suaetu tokoh cerita dengan menitik beratkan pada keikutsertaan emosional dan kemampuan untuk menghayati peran.
 Adapun tujuan penggunan role playing itu sendiri yaitu sebagai berikut: 
a. Agar siswa dapat menghayati dan menghargai prasaan orang lain. 
b. Dapat belajar bagaimana cara membagi tangung jawab. 
c. Dapat belajar bagaimana mengambil keputusan dalam situasi kelompok secara spontan. 
d. Merangsang siswa untuk berpikir dan memecahkan masalah. Selain dari adanya tujuan role ploying juga memiliki kelebihan dan kelemahan yaitu: 
a. Kelebihan role ploying (bermain peran) 
1) Bermain peran dapat membandingkan dan menyamakan posisi yang diambil siswa dalam pokok pemasalahan.
 2) Dapat menerapkan pengetahuan untuk memecahkan masalah 
3) Melibatkan siswa dalam pembelajaran secara langsung 
4) Mengembankan pemahaman siswa 
5) Menmberikan ktimbal balik yang cepat bagi guru dan siswa
 b. Kelemahan role playing (bermain peran)
 1) Terlalu banyak menggunakan waktu baik dari mulai persiapan hingga pelaksanaan dan evalusai.
 2) Memerukan tempat yang luas apabila bermain dengan kondisi ruangan kecil menjadi kurang leluasa dalam bermain peran.
 3) Sebagian dari siswa yang tidak ikut bermain peran menjadi kurang aktif dan kreatif. 
4) Seringnya kelas yang lain merasa keganggu dengan suara-suara pemain dan penonton yang bertepuk tangan, dan sebagainya ( Zain dan Djamarah, 2014: 89-90) 
Pembelajaran dengan menggunakan role playing harus menginggat bahwa ada langkah-langkah yang mendasari berjalanya penerapan metode tersebut antara lain yaitu: 
1) Tahap persiapan meliputi: menetapkan topik persmasalahan terlebih dahulu dan tujuan yang ingin dicapai, lalu guru memberikan gambaran situasi dan masalah yang hendak diperankan, guru memilih pemain yang akan terlibat dalam bermain peran, dan guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya apa yang menurut mereka kurang jelas serta menyuruh siswa untuk menghafkalkan skenario trlebih dahulu
. 2) Tahap pelaksanaan melpui: bermain peran dimainkan oleh kelompok yang bertugas sebagai pemeran, siswa yang belum mendapat bagian untuk berperan tetap mengikuti jalanya bermain peran (role playing) dengan cara mengkuti jalannya cerita yang diperankan kelompok lain, dan guru memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan. 
3) Tahap penutup meliputi: melakukan evaluasi tentang jalanya role playing (bermain peran) ataupun materi dari cerita yang sudah dimainkan. Guru  memberikan kesepatan kepada siswa untuk menkritk, menilai dan memberi tanggapan kepada kelompok yang sudah bermain peran. Hal ini digunakan untuk memberi kesimpulan (Iskandar dan Rahmatullah, 2017: 141)
 Susanto (2007: 41) mengemukakan tentang indikator efektivitas metode role playing, dapat dijelaskan bahwa indikator efektivitas sebagai berikut: 
1) Kemampuan guru dalam menggunakan metode role playing pada pembelajaran 
2) Siswa dalam mengikuti pembelajaran baik
 3) Siswa meperoleh hasil belaja baik 
Dari ketiga tolak ukur tentang efektivitas metode role playing di atas, dapat disimpulkan bahwa: metode pembelajaran yang efektif ditentukan dengan ukuran, yaitu perilaku atau motivasi siswa menunjukkan semangat yang baik dalam menerima pelajaran, dan dari semangat siswa dalam menerima pelajaran juga dipengaruhi oleh kemampuan seorang guru yang pandai dalam menggunakan metode pembelajaranya dengan baik, dari kemampuan guru tersebut yang diikuti dengan aktivitas siswa selama pembelajaran di kelas, sehingga akan melahirkan hasil atau prestasi belajar siswa yang baik

Tidak ada komentar: