Rasa syukur adalah sebagai suatu perasaan terima-kasih dan bersifat
menyenangkan atas respon penerimaan diri terhadap apa yang diperoleh,
serta memberikan manfaat positif dari seseorang atau suatu kejadian yang
memberikan kedamaian (Peterson & Seligman, 2004).
Gratitude sebagai suatu kualitas atau kondisi rasa berterima kasih
atau apresiasi yang mengarah pada timbal balik atas di perolehnya kebaikan
(Emmons & Shelton, 2002). Menurut Wood (2009), menyatakan bahwa
kebersyukuran adalah sebagai bentuk ciri pribadi yang berpikir positif dan
mempresentasikan hidup menjadi positif.
Gratitude atau rasa syukur merupakan semacam perwujudan rasa
kagum, rasa terima kasih, dan penghargaan terhadap sesuatu yang dimiliki.
Ungkapan tersebut dapat ditujukan kepada pihak lain, baik terhadap sesama
manusia maupun intensitas tertentu seperti Tuhan (Emmons & Shelton, 2002).
Rasa bersyukur muncul atas pengakuan bahwa suatu berkah tidak
mungkin dicapai tanpa bantuan dari sumber eksternal (Emmons&Shelton,
2002). Sumber eksternal dapat diartikan individu lain, tetapi mungkin juga
berasal dari luar manusia seperti bersyukur kepada Tuhan maupun alam.
Syukur telah didefinisikan baik sebagai sifat afektif maupun non-afektif
individual yang cenderung bersifat konsisten seperti kecenderungan respon
emosional tertentu, sementara non afektif adalah respon sementara atau
bersifat dinamis seperti peristiwa-peristiwa yang terjadi di lingkungan fisik.
Meskipun ciri-ciri afektif biasanya tidak dapat diakses oleh
kesadaran, hal tersebut memiliki pengaruh luas pada pengolahan informasi
melalui peranya dalam mengorganisir atau memunculkan perilaku afektif.
Karakteristik syukur atau disposisi bersyukur menciptakan kecenderungan
mengenali dan membalas kemurahan hati sebagai konsekuensi perilaku
pribadi yan gpositif (McCullough, Emmons & Tsang, 2004).
Kebersyukuran sering diartikan sebagai rekognisi positif ketika
mendapatkan sesuatu yang menguntungkan, seperti nilai tambah yang
berhubungan dengan judgment atau penilaian bahwa ada pihak lain yang
bertanggung jawab akan nilai tambah tersebut (Emmons, 2007). Selain itu,
Esmmons (2007) mengatakan bahwa terdapat tiga komponen terkait
kebersyukuran yaitu : penghargaan positif terhadap seseorang atau sesuatu,
niat baik terhadap orang atau sesuatu tersebut sejalan dengan kemauan dan
perilaku yang merupakan implikasi dari penghargaan da niat baik atas
situasi yang di hadapainya. Penghargaan positif dapat berwujud ungkapan
langsung maupun tidak langsung. Tetapi pada dasarnya hal tersebut dimulai
dari niat baik kemudian diwujudkan dalam bentuk perilaku positif atau
ungkapan verbal lainnya.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa
gratitude adalah rasa termakasih dan bahagia yang muncul karena adanya
penerimaan diri untuk apa yang telah diterima atau dialami, yang bisa di
ekspresikan kepada orang lain, alam maupun Allah SWT
menyenangkan atas respon penerimaan diri terhadap apa yang diperoleh,
serta memberikan manfaat positif dari seseorang atau suatu kejadian yang
memberikan kedamaian (Peterson & Seligman, 2004).
Gratitude sebagai suatu kualitas atau kondisi rasa berterima kasih
atau apresiasi yang mengarah pada timbal balik atas di perolehnya kebaikan
(Emmons & Shelton, 2002). Menurut Wood (2009), menyatakan bahwa
kebersyukuran adalah sebagai bentuk ciri pribadi yang berpikir positif dan
mempresentasikan hidup menjadi positif.
Gratitude atau rasa syukur merupakan semacam perwujudan rasa
kagum, rasa terima kasih, dan penghargaan terhadap sesuatu yang dimiliki.
Ungkapan tersebut dapat ditujukan kepada pihak lain, baik terhadap sesama
manusia maupun intensitas tertentu seperti Tuhan (Emmons & Shelton, 2002).
Rasa bersyukur muncul atas pengakuan bahwa suatu berkah tidak
mungkin dicapai tanpa bantuan dari sumber eksternal (Emmons&Shelton,
2002). Sumber eksternal dapat diartikan individu lain, tetapi mungkin juga
berasal dari luar manusia seperti bersyukur kepada Tuhan maupun alam.
Syukur telah didefinisikan baik sebagai sifat afektif maupun non-afektif
individual yang cenderung bersifat konsisten seperti kecenderungan respon
emosional tertentu, sementara non afektif adalah respon sementara atau
bersifat dinamis seperti peristiwa-peristiwa yang terjadi di lingkungan fisik.
Meskipun ciri-ciri afektif biasanya tidak dapat diakses oleh
kesadaran, hal tersebut memiliki pengaruh luas pada pengolahan informasi
melalui peranya dalam mengorganisir atau memunculkan perilaku afektif.
Karakteristik syukur atau disposisi bersyukur menciptakan kecenderungan
mengenali dan membalas kemurahan hati sebagai konsekuensi perilaku
pribadi yan gpositif (McCullough, Emmons & Tsang, 2004).
Kebersyukuran sering diartikan sebagai rekognisi positif ketika
mendapatkan sesuatu yang menguntungkan, seperti nilai tambah yang
berhubungan dengan judgment atau penilaian bahwa ada pihak lain yang
bertanggung jawab akan nilai tambah tersebut (Emmons, 2007). Selain itu,
Esmmons (2007) mengatakan bahwa terdapat tiga komponen terkait
kebersyukuran yaitu : penghargaan positif terhadap seseorang atau sesuatu,
niat baik terhadap orang atau sesuatu tersebut sejalan dengan kemauan dan
perilaku yang merupakan implikasi dari penghargaan da niat baik atas
situasi yang di hadapainya. Penghargaan positif dapat berwujud ungkapan
langsung maupun tidak langsung. Tetapi pada dasarnya hal tersebut dimulai
dari niat baik kemudian diwujudkan dalam bentuk perilaku positif atau
ungkapan verbal lainnya.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa
gratitude adalah rasa termakasih dan bahagia yang muncul karena adanya
penerimaan diri untuk apa yang telah diterima atau dialami, yang bisa di
ekspresikan kepada orang lain, alam maupun Allah SWT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar