Jumat, 22 November 2019

Faktor Yang Mempengaruhi Subjective Well-Being (skripsi dan tesis)


Menurut Compton (dalam Indriana, 2012), subjective well-being mempengaruhi tinggi rendahnya nilai kebahagiaan dan kepuasan dalam kehidupan individu, diantaranya:
 a. Harga Diri (self-esteem)
Self-esteem yang positif merupakan variabel yang terpenting dalam Subjective well-being karena evaluasi terhadap diri akan mempengaruhi bagaimana seseorang menilai kepuasan dalam hidup dan kebahagiaan yang mereka rasakan. Seseorang yang memiliki self esteem rendah cenderung tidak akan merasa puas dengan hidupnya dan tidak akan merasa bahagia. Self esteem yang positif berasosiasi dengan fungsi adaptif dalam setiap aspek kehidupan.
b. Arti kontrol kesadaran
 Kontrol pribadi merupakan keyakinan individu bahwa ia dapat memaksimalkan hasil yang bagus dan atau meminimalkan hasil yang jelek. Dengan keyakinan ini maka seseorang dapat mempengaruhi peristiwa- peristiwa yang terjadi dalam hidupnya, memilih hasil yang diinginkan, menghadapi konsekuensi dari pilihannya, dan memahami serta menginterpretasikan hasil dari pilihannya. Jadi kontrol pribadi dapat membantu seseorang untuk mewujudkan apa yang diinginkannya, yang kemudian dapat membawa kepuasan akan hidupnya.
 c. Ekstrover
 Individu dengan kepribadian ekstrovert (sifat terbuka) akan tertarik pada hal- hal yang terjadi di luar dirinya, seperti lingkungan fisik dan sosialnya. Kepribadian ekstrovert secara signifikan akan memprediksi terjadinya kesejahteraan individual. Orang-orang dengan kepribadian ekstrovert biasanyamemiliki teman dan relasi sosial yang lebih banyak, merekapun memiliki sensitifitas yang lebih besar mengenai penghargaan positif pada orang lain.
 d. Optimis
Orang yang optimis mengenai masa depan merasa lebih bahagia dan puas dengan kehidupannya. Individu yang mengevaluasi dirinya dalam cara yang positif, akan memiliki kontrol yang baik terhadap hidupnya, sehingga memiiki impian dan harapan yang positif tentnag masa depan. Schneider (dalam Indriana, 2005) menyatakan bahwa kesejahteraan psikologis akan tercipta bila sikap optimis yang dimiliki oleh individu bersifat realistis.
e. Hubungan positif
Hubungan yang positif akan tercipta bila adanya dukungan sosial dan keintiman emosional. Hubungan yang didalamnya ada dukungan dan keintiman akan membuat individu mampu mengembangkan harga diri, meminimalkan masalah-masalah psikologis, kemampuan pemecahan masalah yang adaptif, dan membuat individu menjadi sehat secara fisik.
 f. Makna dan tujuan hidup
 Memiliki makna dan tujuan dalam hidup merupakan factor penting dari subjective well-being, karena individu akan merasakan kepuasan maupun kebahagiaan dalam hidupnya. Dalam berbagai penelitian subjective well-being merupakan salah satu variabel yang sering diukur sebagai religiusitas. Religiusitas akan berpengaruh terhadap subjective well-being karena memberikan makna dan arah dalam kehidupan seseorang. Dengan adanya makna dan arah dalam hidup akan menimbulkan kepuasan dalam hidup dan kebahagiaan

Tidak ada komentar: