Menurut Coopersmith (1967; dalam Sert, 2003; dalam Challenger, 2005; dalam Harris, 2009; dalam Gaspard, 2010; dalam Getachew, 2011; dalam Hsu, 2013), harga diri sebagai suatu proses evaluasi yang dilakukan oleh individu terhadap dirinya memiliki empat aspek dalam membentuk harga diri, yaitu:
a. Kekuasaan (power)
Kekuasaan di sini berarti kemampuan individu untuk mempengaruhi orang lain, serta mengontrol atau mengendalikan orang lain, di samping mengendalikan dirinya sendiri. Apabila individu mampu mengontrol diri sendiri dan orang lain dengan baik maka hal tersebut akan mendorong terbentuknya harga diri yang positif atau tinggi, demikian juga sebaliknya. Kemampuan ini ditandai adanya pengakuan dan rasa hormat yang diterima individu dari orang lain. Kekuasaan itu dapat dicontohkan seperti pejabat, kewenangan ini harus dijalankan sesuai dengan kewenangan dan tidak boleh menyimpang dari peraturan yang telah ada. Individu yang memiliki suatu kekuasaan cenderung untuk aktif dalam berbagai organisasi dan memiliki harga diri yang tinggi dengan kekuasaan yang dimilikinya.
b. Keberartian (Significance)
Keberartian dapat dipahami sebagai adanya kepedulian, penilaian, dan afeksi yang diterima individu dari orang lain. memiliki rasa kepedulian dengan lingkungan sekitar, dapat berempati dengan kesusahan yang dipahami oleh orang lain, adanya penilaian di dalam diri individu dan afeksi yang didapat dari kemampuan maupun rasa hormat orang lain terhadap seorang individu membuat hidupnya lebih berarti dalam menjalankan kehidupan. Individu yang memiliki keberartian dalam hidupnya akan berpengaruh juga terhadap perkembangan harga dirinya, karena individu dengan harga diri tinggi dapat meyakini dirinya mampu, penting, berhasil, dan berharga dihadapan orang lain.
c. Kebaikan (Virtue)
Kebaikan merupakan suatu pengetahuan yang dimiliki individu untuk melakukan kebaikan juga. Kejahatan, kekeliruan atau semacamnya muncul karena kurangnya pengetahuan yang dimiliki individu. Jika mengetahui kebaikan adalah dengan melakukan kebaikan, maka kekeliruan hanya datang dari kegagalan untuk mengetahui apa yang baik. Kebaikan juga diikuti dengan adanya mengikuti ketaatan terhadap standar moral dan etika, ditandai oleh ketaatan untuk menjauhi tingkah laku yang tidak diperbolehkan. Seorang individu yang dapat menjalankan kehidupan sesuai dengan moral dan etika yang ada di masyarakat dapat membuat individu merasa nyaman dengan lingkungannya. Selain itu secara tidak langsung individu juga dapat memberikan contoh atau dapat menjadi panutan yang baik bagi lingkungannya, hal itu menimbulkan penerimaan lingkungan yang tinggi terhadap individu tersebut. Penerimaan lingkungan yang tinggi itu akan mendorong terbentuknya harga diri yang tinggi, demikian sebaliknya. Patuhnya dengan kaidah-kaidah moral dan etika yang ada di suatu daerah juga dapat membuat seorang individu cepat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan baru dan menjalin hubungan sosial yang baik, sehingga akan berdampak pula terhadap harga diri seorang individu, karena individu melakukan kebaikan atas dasar kesadaran diri sendiri dan mengetahui manfaat bagi dirinya akan membentuk harga diri yang tinggi.
d. Kemampuan (Competence)
Kemampuan diartikan sebagai individu memiliki usaha yang tinggi untuk mendapatkan prestasi yang baik, sesuai dengan tahapan usianya. Misalnya, pada remaja putra akan berasumsi bahwa prestasi akademik dan kemampuan atletik adalah dua bidang utama yang digunakan untuk menilai kompetensinya, maka individu tersebut akan melakukan usaha yang maksimal untuk berhasil di bidang tersebut. Apabila usaha individu sesuai dengan tuntutan dan harapan, itu berarti invidu memiliki kompetensi yang dapat membantu membentuk harga diri yang tinggi. Sebaliknya apabila individu sering mengalami kegagalan dalam meraih prestasi atau gagal memenuhi harapan dan tuntutan, maka individu tersebut merasa tidak kompeten. Hal tersebut dapat membuat individu mengembangkan harga diri yang rendah. Apabila seorang individu dapat mengetahui dimana letak kemampuan di dalam dirinya dan kemudian dapat mengasah kemampuan itu dengan baik maka akan menghasilkan suatu prestasi yang membanggakan. Memiliki kemampuan di suatu bidang membuat individu merasa dibutuhkan, dihargai dan patut mendapatkan prestasi yang bagus. Adanya kemampuan yang dibanggakan dari diri individu dapat berpengaruh juga terhadap harga dirinya, karena individu dengan harga diri tinggi selalu berusaha menampilkan ide-ide cemerlang yang berasal dari kemampuannya, sehingga individu tersebut merasa dihargai dengan adanya ide-ide yang cemerlang dan prestasi yang membanggakan
a. Kekuasaan (power)
Kekuasaan di sini berarti kemampuan individu untuk mempengaruhi orang lain, serta mengontrol atau mengendalikan orang lain, di samping mengendalikan dirinya sendiri. Apabila individu mampu mengontrol diri sendiri dan orang lain dengan baik maka hal tersebut akan mendorong terbentuknya harga diri yang positif atau tinggi, demikian juga sebaliknya. Kemampuan ini ditandai adanya pengakuan dan rasa hormat yang diterima individu dari orang lain. Kekuasaan itu dapat dicontohkan seperti pejabat, kewenangan ini harus dijalankan sesuai dengan kewenangan dan tidak boleh menyimpang dari peraturan yang telah ada. Individu yang memiliki suatu kekuasaan cenderung untuk aktif dalam berbagai organisasi dan memiliki harga diri yang tinggi dengan kekuasaan yang dimilikinya.
b. Keberartian (Significance)
Keberartian dapat dipahami sebagai adanya kepedulian, penilaian, dan afeksi yang diterima individu dari orang lain. memiliki rasa kepedulian dengan lingkungan sekitar, dapat berempati dengan kesusahan yang dipahami oleh orang lain, adanya penilaian di dalam diri individu dan afeksi yang didapat dari kemampuan maupun rasa hormat orang lain terhadap seorang individu membuat hidupnya lebih berarti dalam menjalankan kehidupan. Individu yang memiliki keberartian dalam hidupnya akan berpengaruh juga terhadap perkembangan harga dirinya, karena individu dengan harga diri tinggi dapat meyakini dirinya mampu, penting, berhasil, dan berharga dihadapan orang lain.
c. Kebaikan (Virtue)
Kebaikan merupakan suatu pengetahuan yang dimiliki individu untuk melakukan kebaikan juga. Kejahatan, kekeliruan atau semacamnya muncul karena kurangnya pengetahuan yang dimiliki individu. Jika mengetahui kebaikan adalah dengan melakukan kebaikan, maka kekeliruan hanya datang dari kegagalan untuk mengetahui apa yang baik. Kebaikan juga diikuti dengan adanya mengikuti ketaatan terhadap standar moral dan etika, ditandai oleh ketaatan untuk menjauhi tingkah laku yang tidak diperbolehkan. Seorang individu yang dapat menjalankan kehidupan sesuai dengan moral dan etika yang ada di masyarakat dapat membuat individu merasa nyaman dengan lingkungannya. Selain itu secara tidak langsung individu juga dapat memberikan contoh atau dapat menjadi panutan yang baik bagi lingkungannya, hal itu menimbulkan penerimaan lingkungan yang tinggi terhadap individu tersebut. Penerimaan lingkungan yang tinggi itu akan mendorong terbentuknya harga diri yang tinggi, demikian sebaliknya. Patuhnya dengan kaidah-kaidah moral dan etika yang ada di suatu daerah juga dapat membuat seorang individu cepat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan baru dan menjalin hubungan sosial yang baik, sehingga akan berdampak pula terhadap harga diri seorang individu, karena individu melakukan kebaikan atas dasar kesadaran diri sendiri dan mengetahui manfaat bagi dirinya akan membentuk harga diri yang tinggi.
d. Kemampuan (Competence)
Kemampuan diartikan sebagai individu memiliki usaha yang tinggi untuk mendapatkan prestasi yang baik, sesuai dengan tahapan usianya. Misalnya, pada remaja putra akan berasumsi bahwa prestasi akademik dan kemampuan atletik adalah dua bidang utama yang digunakan untuk menilai kompetensinya, maka individu tersebut akan melakukan usaha yang maksimal untuk berhasil di bidang tersebut. Apabila usaha individu sesuai dengan tuntutan dan harapan, itu berarti invidu memiliki kompetensi yang dapat membantu membentuk harga diri yang tinggi. Sebaliknya apabila individu sering mengalami kegagalan dalam meraih prestasi atau gagal memenuhi harapan dan tuntutan, maka individu tersebut merasa tidak kompeten. Hal tersebut dapat membuat individu mengembangkan harga diri yang rendah. Apabila seorang individu dapat mengetahui dimana letak kemampuan di dalam dirinya dan kemudian dapat mengasah kemampuan itu dengan baik maka akan menghasilkan suatu prestasi yang membanggakan. Memiliki kemampuan di suatu bidang membuat individu merasa dibutuhkan, dihargai dan patut mendapatkan prestasi yang bagus. Adanya kemampuan yang dibanggakan dari diri individu dapat berpengaruh juga terhadap harga dirinya, karena individu dengan harga diri tinggi selalu berusaha menampilkan ide-ide cemerlang yang berasal dari kemampuannya, sehingga individu tersebut merasa dihargai dengan adanya ide-ide yang cemerlang dan prestasi yang membanggakan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar