Pada artikel ilimiah yang ditulis oleh Kristin Neff (2003a) berjudul SelfCompassion: An Alternative Conceptualization of Healthy Attitude toward
Oneself terdapat penjelasan mengenai hal-hal yang mungkin mempengaruhi
perkembangan self-compassion.
a. Lingkungan
Pola asuh menjadi bagian yang penting mengenai kemampuan anak
untuk mengembangkan sikap self-compassion. Kemampuan individu
untuk mengalami empati intra-psikis ditentukan oleh proses internalisasi
respon empatik lingkungan yang dialami individu saat masih di usia
kanak-kanak. Kemampuan untuk menyadari dan menghadirkan kondisi
perasaan internal berhubungan dengan empati yang diterima oleh anak-anak dari pengasuh mereka. Hal ini menandakan bahwa individu yang
mengalami hubungan yang hangat dan penuh dukungan dengan
orangtua mereka di masa kanak-kanak cenderung lebih memilki selfcompassion saat mereka dewasa
.
b. Usia
Usia remaja bisa jadi adalah periode kehidupan saat selfcompassion berada pada titik terendah. Hal ini disebabkan remaja sedang mengembangkan sikap egosentrisme untuk membangun identitas
dan mendapatkan tempat di lingkungannya. Egosentrisme ini
berkontribusi pada sikap mengkritisi diri, perasaan terisolasi, dan
identifikasi secara berlebihan pada emosi. Hal ini mengindikasikan
bahwa self-compassion menjadi hal yang sangat kurang sekaligus sangat
dibutuhkan pada periode kehidupan ini.
c. Jenis kelamin
Perempuan dianggap lebih memiliki rasa interdependensi mengenai
diri dan lebih empatik daripada laki-laki. Hal ini menyebabkan
perempuan diharapkan lebih memiliki self-compassion daripada lakilaki. Akan tetapi, pada penelitian yang lain diketahui bahwa perempuan
cenderung lebih suka mengkritik diri sendiri dan memiliki coping yang
lebih berupa perenungan jika dibandingkan dengan laki-laki. Hal ini
menyebabkan perempuan mungkin memiliki self-compassion yang lebih
rendah daripada laki-laki.
d. Budaya
Kebudayaan kolektif memiliki rasa interdependensi mengenai diri
sendiri. Kebudayaan kolektif, seperti contohnya pada orang-orang Asia,
juga sudah terpapar oleh ajaran agama Budha mengenai selfcompassion. Dua alasan ini menyebabkan individu dari Asia (yang
memiliki kebudayaan kolektif) memiliki self-compassion yang lebih
tinggi dibandingkan dengan orang-orang barat. Namun, terdapat penelitian yang menjelaskan bahwa orang-orang Asia lebih suka
mengkritik dirinya daripada orang barat, sehingga terdapat
kemungkinan malah memiliki self-compassion yang lebih rendah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar