Manusia dijadikan objek sastrawan sebab manusia merupakan gambaran
tingkah laku yang dapat dilihat dari segi kehidupannya. Tingkah laku merupakan
bagian dari gejolak jiwa sebab dari tingkah laku manusia dapat dilihat gejalagejala kejiwaan yang pastinya berbeda satu dengan yang lain. Pada diri manusia
dapat dikaji dengan ilmu pengetahuan yakni psikologi yang membahas tentang
kejiwaan. Oleh karena itu, karya sastra disebut sebagai salah satu gejala kejiwaan
(Ratna, 2004: 62). Karya sastra yang merupakan hasil dari aktivitas penulis sering
dikaitkan dengan gejala-gejala kejiwaan sebab karya sastra merupakan hasil dari
penciptaan seorang pengarang yang secara sadar atau tidak sadar menggunakan
teori psikologi.
Dasar penelitian psikologi sastra antara lain dipengaruhi oleh beberapa hal.
Pertama, adanya anggapan bahwa karya sastra merupakan produk dari suatu
kejiwaan dan pemikiran pengarang yang berada pada situasi setengah sadar atau
subconcious setelah jelas baru dituangkan ke dalam bentuk secara sadar
(conscious). Antara sadar dan tak sadar selalau mewarnai dalam proses imajinasi
pengarang. Kekuatan karya sastra dapat dilihat seberapa jauh pengarang mampu
mengungkapkan ekspresi kejiwaan yang tak sadar itu ke dalam sebuah cipta
sastra. Kedua, kajian psikologi sastra disamping meneliti perwatakan tokoh secara
psikologi juga aspek-aspek pemikiran dan perasaan ketika menciptakan karya
tersebut (Endraswara, 2003:26).
8
Dua hal dasar penelitian psikologi sastra tersebut merupakan aspek psikologi
pengarang, sehingga kejwaan dan pemikiran pengarang sangat mempengaruhi
hasil dari karya sastra tersebut. Pengarang dalam menuangkan ide-idenya ke
dalam karyanya terkadang terjebak dalam situasi tak sadar atau halusinasi yang
dapat membelokan rencana pengarang semula.
Sastra sebagai “gejala kejiwaan” didalamnya terkandung fenomena-fenomena
yang terkait dengan psikis atau kejiwaan. Dengan demikian, karya sastra dapat
didekati dengan menggunakan pendekatan psikologi. Hal ini dapat diterima,
karena antara sastra dan psikologi memiliki hubungan yang bersifat tak langsung
dan fungsional (Jatman via Aminuddin, 1990:101). Penelitian psikologi sastra
merupakan sebuah penelitian yang menitikberatkan pada suatu karya sastra yang
menggunakan tinjauan tentang psikologi. Psikologi sastra dapat mengungkapkan
tentang suatu kejiwaan baik pengarang, tokoh karya sastra, maupun pembaca
karya sastra. Penelitian psikologi sastra membutuhkan kecermatan dan ketelitiaan
dalam membaca supaya dapat menemukan unsur-unsur yang mempengaruhi
kejiwaan.
Perbedaan gejala-gejala kejiwaan yang ada dalam karya sastra adalah gejala
kejiwaan dari manusia-manusia imajiner, sedangkan dalam psikologi adalah
gejala kejiwaan pada manusia riil (Endraswara, 2003: 97). Antara psikologi dan
sastra akan saling melengkapi dan saling berhubungan sebab hal tersebut dapat
digunakan untuk menemukan proses penciptaan sebuah karya sastra. Psikologi
digunakan untuk menghidupkan karakter para tokoh yang tidak secara sadar
diciptakan oleh pengarang.
Wellek dan Warren (1995: 91) psikologi sastra mempunyai empat
kemungkinan, yakni
1) studi psikologi pengarang sebagai tipe atau sebagai
pribadi,
2) studi proses kreatif,
3) studi hukum psikologi dan sastra memiliki
hubungan yang fungsional yakni sama-sama mempelajari keadaan jiwa seseorang
dan
4) mempelajari dampak sastra pada pembaca.
Karya sastra dipandang sebagai
fenomena psikologis sebab menampilkan aspek kejiwaan yang digambarkan
melalui tokoh dan menjadikan manusia sebagai penggerak jiwa.
Tiga cara yang dapat dilakukan untuk memahami hubungan antara psikologi
dengan sastra, yaitu
(1) memahami unsur-unsur kejiwaan pengarang sebagai
penulis,
(2) memahami unsur-unsur kejiwaan tokoh-tokoh fiksional dalam karya
sastra,
(3) memahami unsur-unsur kejiwaan pembaca (Ratna, 2004: 343).
Berdasarkan penelitian ini cara yang digunakan untuk menghubungkan psikologi
dan sastra adalah memahami unsur-unsur kejiwaan tokoh-tokoh fiksional dalam
karya sastra.
Menganalisis tokoh dalam karya sastra dan perwatakannya seorang pengkaji
sastra juga harus berdasarkan pada teori dan hukum-hukum psikologi yang
menjelaskan perilaku dan karakter manusia. Teori psikologi yang sering
digunakan dalam melakukan penelitian sebuah karya sastra adalah psikoanalisis
yang dikemukakan oleh Sigmun Freud
Tidak ada komentar:
Posting Komentar