Loudon dan Bitta dalam Suryani (2008:21) menjelaskan juga bahwa perilaku konsumen mencakup proses pengambilan keputusan dan kegiatan yang dilakukan konsumen secara fisik dalam pengevaluasian, perolehan penggunaan atau mendapatnkan barang dan jasa. Jadi dalam menganalisis perilaku konsumen tidak hanya menyangkut factor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan saat pembelian, akan tetapi juga meliputi proses pengambilan keputusan yang menyertai pembelian. Merujuk pada beberapa pengertian tentang perilaku konsumen, maka terlihat bahwa memahami perilaku konsumen bukanlah suatu pekerjaan yang mudah karena banyaknya variabel yang mempengaruhi dan variabel-variabel tersebut saling berinteraksi. Perilaku konsumen merupakan proses yang kompleks dan multi dimensional. Pemasar dituntut untuk bisa mengkaitkan perilaku konsumen dengan strategi pemasaran yang akan disusunnya. Strategi yang baik pada hakekatnya didasarkan pada apa yang diinginkan dan dibutuhkan konsumennya. Perusahaan yang mampu memahami perilaku konsumen akan mendapatkan keuntungan yang cukup besar karena dapat menyusun strategi pemasaran yang tepat dan dapt memberikan kepuasan yang lebih baik dibandingkan pesaing. Konsumen saat ini lebih bersifat menuntut. Mereka tidak lagi seperti dulu yang cenderung hanya menerima semua perlakuan penjual. Bahkan konsumen menginginkan sentuhan personal emosional yang tinggi. artinya konsumen ingin agar mereka dapat mengerti mereka dan bukan sebaliknya. Pemasaran perlu mengembalikan cara-cara yang cerdas untuk menciptakan hubungan personal yang lebih mendalam antara merek dengan konsumen (ferinadewi, 2008:141)
Kamis, 19 September 2019
Perilaku Konsumen (skripsi dan tesis)
Menurut Engel, Blackwell dan Miniard dalam Suryani (2008:8) pemahaman terhadap perilaku konsumen mencakup pemahaman terhadap tindakan yang langsung yang dilakukan konsumen dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan tersebut. Hal yang hampir sama diungkapkan oleh Sciffman dan kanuk dalam Suryani (2008:9) bahwa perilaku konsumen merupakan studi yang mengkaji bagaimana individu membuat keputusan membelanjakan sumberdaya yang tersedia dan dimiliki (waktu, uang, dan usaha) untuk mendapatkan barang atau jasa yang nantinya akan dikonsumsi. Sedangkan menurut Swastha (1990) perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan tersebut, perilaku konsumen dalam mengambil keputusan, mempertimbangkan barang dan jasa apa yang akan di beli, dimana, kapan, bagaimana, berapa jumlah dan mengapa membeli produk tersebut.
Loudon dan Bitta dalam Suryani (2008:21) menjelaskan juga bahwa perilaku konsumen mencakup proses pengambilan keputusan dan kegiatan yang dilakukan konsumen secara fisik dalam pengevaluasian, perolehan penggunaan atau mendapatnkan barang dan jasa. Jadi dalam menganalisis perilaku konsumen tidak hanya menyangkut factor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan saat pembelian, akan tetapi juga meliputi proses pengambilan keputusan yang menyertai pembelian. Merujuk pada beberapa pengertian tentang perilaku konsumen, maka terlihat bahwa memahami perilaku konsumen bukanlah suatu pekerjaan yang mudah karena banyaknya variabel yang mempengaruhi dan variabel-variabel tersebut saling berinteraksi. Perilaku konsumen merupakan proses yang kompleks dan multi dimensional. Pemasar dituntut untuk bisa mengkaitkan perilaku konsumen dengan strategi pemasaran yang akan disusunnya. Strategi yang baik pada hakekatnya didasarkan pada apa yang diinginkan dan dibutuhkan konsumennya. Perusahaan yang mampu memahami perilaku konsumen akan mendapatkan keuntungan yang cukup besar karena dapat menyusun strategi pemasaran yang tepat dan dapt memberikan kepuasan yang lebih baik dibandingkan pesaing. Konsumen saat ini lebih bersifat menuntut. Mereka tidak lagi seperti dulu yang cenderung hanya menerima semua perlakuan penjual. Bahkan konsumen menginginkan sentuhan personal emosional yang tinggi. artinya konsumen ingin agar mereka dapat mengerti mereka dan bukan sebaliknya. Pemasaran perlu mengembalikan cara-cara yang cerdas untuk menciptakan hubungan personal yang lebih mendalam antara merek dengan konsumen (ferinadewi, 2008:141)
Loudon dan Bitta dalam Suryani (2008:21) menjelaskan juga bahwa perilaku konsumen mencakup proses pengambilan keputusan dan kegiatan yang dilakukan konsumen secara fisik dalam pengevaluasian, perolehan penggunaan atau mendapatnkan barang dan jasa. Jadi dalam menganalisis perilaku konsumen tidak hanya menyangkut factor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan saat pembelian, akan tetapi juga meliputi proses pengambilan keputusan yang menyertai pembelian. Merujuk pada beberapa pengertian tentang perilaku konsumen, maka terlihat bahwa memahami perilaku konsumen bukanlah suatu pekerjaan yang mudah karena banyaknya variabel yang mempengaruhi dan variabel-variabel tersebut saling berinteraksi. Perilaku konsumen merupakan proses yang kompleks dan multi dimensional. Pemasar dituntut untuk bisa mengkaitkan perilaku konsumen dengan strategi pemasaran yang akan disusunnya. Strategi yang baik pada hakekatnya didasarkan pada apa yang diinginkan dan dibutuhkan konsumennya. Perusahaan yang mampu memahami perilaku konsumen akan mendapatkan keuntungan yang cukup besar karena dapat menyusun strategi pemasaran yang tepat dan dapt memberikan kepuasan yang lebih baik dibandingkan pesaing. Konsumen saat ini lebih bersifat menuntut. Mereka tidak lagi seperti dulu yang cenderung hanya menerima semua perlakuan penjual. Bahkan konsumen menginginkan sentuhan personal emosional yang tinggi. artinya konsumen ingin agar mereka dapat mengerti mereka dan bukan sebaliknya. Pemasaran perlu mengembalikan cara-cara yang cerdas untuk menciptakan hubungan personal yang lebih mendalam antara merek dengan konsumen (ferinadewi, 2008:141)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar